NGNL Volume 7 Chapter 0 - Theoretical Start - Part 1
Disclaimer: Not mine. Lihat Daftar isi, oke.
>>>>><<<<<
Bayangkan kau sedang online dan
bermain game FPS.
Kau berdiri di sebuah area di
mana kau bisa menatap keseluruhan panggung, jauh dari semua pemain lain yang
ada. Di atas sebuah bukit kecil, menatap semua kekacauan yang ditimbulkan
senjata api yang saling memuntahkan isinya: Sebuah pemandangan yang sangat
elegan. Kau tidak bisa berhenti mengatakannya pada dirimu sendiri, “Aha, ada
sampah yang muncul~.” Lalu kau mempererat genggamanmu pada sebuah
senjata—sebuah senapan penembak jitu. Bagi mereka yang tidak familiar dengan
senjata api dan penggunaannya, mereka tidak perlu khawatir. Senapan penembak
jitu—sesuai dengan namanya—adalah senjata yang digunakan untuk menembak
seseorang dari jarak yang jauh. Jika kau mencari arti kata ‘snipe’ di kamus,
kau akan mendapati jika artinya adalah ‘menembak seseorang dengan tepat dari
jarak jauh’, sedangkan senjata api yang digunakan untuk menyerang disebut
dengan nama ‘assault rifle’. Tidak peduli berapa banyak kau memutar kata-kata
itu, sebuah senapan jitu hanya bisa digunakan dengan maksimal dari jarak jauh.
Ya, sebuah senjata api hanya untukmu, agar kau bisa menembaki orang-orang bodoh
yang ada di bawah sana...
Baiklah! Aku sudah menjelaskannya
panjang lebar. Jadi, nikmati posisimu dan bidik senjatamu!
Dan sekarang! Coba tembak kepala
20 atau 30 orang bodoh yang muncul di alat pembidikmu!
Setelah kau selesai melakukan
semua itu, kau pasti akan disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah!
s-sniper sialan!
N00b payah!
Dan seterusnya...
Sebuah paduan indah dari berbagai
suara penyanyi yang meneriakkan rasa marah mereka dengan perasaan berapi-api.
... Apa yang baru saja terjadi?
Kau menggunakan senapan jitu untuk menembak orang lain, kemudian mereka marah
padamu... the end.
Kau tidak memahaminya? Kau pikir
itu tidak masuk akal?
Itulah yang terjadi. Dan itulah
yang dia pikirkan saat dia masih anak ingusan yang polos. What the... pikirnya
sambil memukul keyboardnya dan menangis di sana.
Tapi, meski aku merasa tidak tega
untuk mengatakannya, tidak ada yang aneh
dari cerita ini. Ini semua adalah cerita dari seseorang yang melenceng dari kebiasaan—dan karena itu
dia dihujat banyak orang.
Semua game memiliki peraturan
tidak tertulis: teknik terhebat yang sudah dibuat, dalam teorinya, harus sesuai
dengan peraturan dan spesifikasi game. Dari sudut pandang game, ini adalah sesuatu
yang tidak bisa dilanggar... akan tetapi.
Jika seseorang berani-beraninya melawan
dan menantang kebiasaan secara langsung, apa yang akan terjadi? Jawabannya
adalah... ini.
Anak lelaki yang tadinya menangis
karena kemarahan berapi-api milik orang lain itu sekarang telah menjadi seorang
pemuda. Hari ini, seperti biasanya, dia berlari di dalam game dengan senapan di
tangan... Begitu pikirnya.
Ya, berbaring di tanah dan
menunggu mangsa adalah taktik yang sangat efektif bagi penembak jitu. Tapi jika
semua orang menggunakan taktik yang sama—tidak
akan ada permainan yang terjadi. Sama halnya seperti mengumpankan bola
tanpa henti yang tidak melanggar peraturan dalam sepak bola. Sama halnya
seperti seseorang yang terus mengayunkan bidak catur untuk memprovokasi musuhnya...
Semua itu tidak melanggar peraturan catur. Tapi dalam game multiplayer, ada
sebuah kesepakatan tidak tertulis: Jika kau melawan peraturan tak tertulis, kau
akan membuat banyak orang marah.
Jika mereka semua berlaku sesuka
hati, kekacauan tidak akan bisa dihindari...
Karena itulah ada sebuah kebiasaan/peraturan
tak tertulis yang berlaku. Jika ada seseorang yang menentangnya, tentu saja
dia akan dihujat ramai-ramai, atau bahkan diancam dibunuh...!? Tata krama,
keanggunan: Semua itu adalah hal yang penting bagi manusia. Jangan katakan
apapun pada mayat yang tergeletak.
.... Blah, blah, blah. Sesukamu,
lah.
Mungkin, jika pemuda itu
dibesarkan dengan benar, dia pasti akan setuju dengan mereka semua—semua kebiasaan itu. Tapi, pemuda itu
dibesarkan menjadi seorang pecundang, gamer hikikomori yang tidak ingin
terlihat dengan orang lain.
... Kalau begitu mereka memasukkan peran penembak jitu di game ini? Umpatnya
dengan senapan di tangan sambil menyebarkan ranjau claymore dan sentry guns
dengan liar seperti biasanya. Meski dia dihina player lain, dia terus pergi
dari markas satu ke markas lainnya... Terus melakukan turtling dan menembaki
orang lain dengan senyum lebar di wajah. Dia tidak peduli pada kebiasaan dari
para pemula yang berkata jika apa yang dia lakukan akan menghancurkan game ini.
Peraturan tak tertulis, artinya adalah sesuatu yang digunakan player
lemah untuk membuat bingung player kuat—itu adalah sebuah strategi, terlebih
lagi...!
Di saat yang bersamaan, seorang
player sok berlari ke arahnya dengan mengayunkan pisaunya setelah berhasil
melewati perangkap dan tembakannya...
... Uuh, apa yang barusan kukatakan? Ya, itu benar! Peraturan tidak
tertulis! Itu hanya ada untuk dihancurkan tanpa sisa! Sama seperti ini...Pemuda itu melihat player yang baru saja membunuhnya
dan tertawa keras sambil mengirim sebuah pesan.
D00d
that was s1ck.
XXXXX
Semua game memiliki peraturan
tidak tertulis: Teknik terbaik yang ada, dalam teori harus sesuai dengan
peraturan dan spesifikasi game. Dari perspektif sebuah game, itu adalah sesuatu
yang absolut... akan tetapi.
Jika ada yang melawan peraturan
tidak tertulis itu langsung di depan wajah mereka, apa yang akan terjadi?
Jawabannya... Adalah ini.
Lebih dari 60 tahun yang lalu—di
sebuah bukit terpencil yang nantinya akan dinamakan Eastern Union. Seorang
gadis rubah kecil menatap langit dengan tatapan sayu dan berpikir. Bulan merah
terpasang di langit bak properti panggung. Di langit yang dilingkari gelapnya
malam—di ujungnya terdapat bidak catur tinggi yang menembus langit dan
membayangi bumi yang ada di bawahnya... Bisa dibilang bidak itu bisa dilihat
dari tempat manapun kau berpijak. Dikatakan jika dewa tinggal di atas bidak itu
sejak 6000 tahun yang lalu, dan dialah yang menetapkan 10 Sumpah dan bersabda.
Dunia telah berubah.
Tapi
gadis itu menitikkan air mata sambil berkata dalam hati.
Kau sudah bohong, bajingan.
Perang Besar memang sudah
selesai, peperangan-peperangan kecil mulai menghilang, dan semua makhluk hidup
mendapatkan kembali hak dasarnya. Mereka tidak perlu hidup dibawah rasa takut
akan kekerasan atau penderitaan tiada henti.
Itu semua bohong.
Itu semua bohong. Semuanya. Seluruh dunia ini adalah kebohongan
belaka...! Jika perang memang benar-benar selesai, kenapa kami masih saling
bertarung satu sama lain? Jika semua hak sudah dilindungi, kenapa semuanya
diambil dari kami!? Jika kami tidak perlu takut akan kekerasan atau
penderitaan, kenapa....!?
.... Kenapa aku... Merasa sangat tersiksa... Sangat takut pada
kekerasan... Dan pada penderitaan yang sangat berat ini...?
Gadis dengan baju berlumur darah
itu meneteskan air mata seakan ingin meminta jawaban.
Mereka membentuk kelompok sesuai
dengan bentuk ekor atau telinga, atau tanduk, atau warna bulu dan kemudian
saling menghina satu sama lain. Meski para Werebeast sudah dieksploitasi oleh
ras lain, jika yang mengalaminya adalah suku lain, mereka hanya akan tertawa
sambil mengatakan hinaan. Rasakan itu. Dengan
‘teori’ seperti ini, Werebeast telah memainkan banyak game diantara suku-suku
mereka sendiri dan 6000 tahun pun berlalu.
Ini tidak benar, ucapnya. Werebeast
seharusnya tidak saling bertarung seperti ini. Mereka harus saling membantu
satu sama lain. Gadis yang masih sangat muda—namun bijaksana—itu mencoba
mengatakan pendapatnya mengenai ‘teori’ yang sudah digunakan selama ribuan
tahun lamanya.
Bidak lemah hanya akan dilihat tapi tidak untuk didengar. Itu
kata-kata yang diucapkan pada sang gadis. Permusuhan remeh seperti itu perlahan
menghancurkan dirinya.
Dan saat ini, sang gadis berada
di atas bukit. Dia sudah kehilangan kekuatan untuk hidup bahkan untuk mati...
Berbaring di atas genangan darahnya sendiri. Dengan seluruh kesadarannya yang
masih tersisa, dia menatap bidak catur raksasa itu... dan akhirnya mengerti.
10 Sumpah berkata: Tanpa permisi,
kau tidak boleh mengambil, memperkosa, ataupun membunuh. Tapi disana tidak
kalimat untuk melindungi yang lemah, apalagi membiarkan kelemahan itu ada. Tipu
mereka, kecoh mereka, ancam mereka—gunakan semua cara yang kau tahu. Saat
mereka terpaksa memberikan persetujuan, serang
mereka, tipu mereka, lukai mereka, lalu bunuh mereka—hanya itulah yang ada di
dunia ini. Yang kuat akan tetap hidup dan yang lemah akan mati. Pemenang akan
mengambil semuanya, dan pecundang kehilangan segalanya. Benar atau salah,
pecundang tidak punya hak untuk berbicara. Jika kau tidak
menyukainya—Berhentilah menjadi bidak dan jadilah pemain. Keluarkan seluruh
tipu muslihatmu, kelicikanmu dan dapatkan kemampuan untuk mendapatkan hak milik
orang lain dan menggunakannya sesukamu—jadilah pemimpin. Dengan kata lain...
Ya. Peraturan inilah yang
ditetapkan oleh sang dewa tunggal. Itulah hadiah yang diberikan pada
seseorang—bukan karena bekerja sama dengan mereka, tapi karena menghancurkan
mereka. Itu adalah hadiah yang diberikan bukan karena melindungi yang
lemah—tapi karena menginjak-injak mereka.Ya, inilah ‘teori’—sebuah pertunjukan
yang dibuat untuk mendapatkan dominasi sebesar mungkin. Dengan peraturan
seperti ini, bisakah kita berkata—dunia telah berubah? Tidak ada yang
berubah... Hanya ada formalitas baru sebelum
mereka semua saling membunuh dan merebut satu sama lain. Setelah berhasil
memahami kenyataan ini, sang gadis pun tertawa.
Sebuah ‘peraturan tak tertulis’,
artinya adalah sesuatu yang digunakan oleh yang lemah untuk membuat bingung
orang-orang kuat—sebuah strategi. Dan semua itu ada... Hanya untuk dihancurkan
berkeping-keping. Dan teori keji dan menjijikkan ini bukan sebuah pengecualian.
Jika begitu... Gadis itu menghentikan teriakan kesakitannya dan kemudian
berdiri.
Aku akan menghancurkan semua ‘peraturan tak tertulis’ itu sendiri.
Aku akan membuat ‘game-breaker’ dan menjungkir balikkan peraturan
biadab itu. Jika game-breakerku ada hanya untuk dihancurkan—itu juga tidak apa-apa. Aku akan
menghancurkan peraturan mereka berapa kalipun. Meski peraturanku hancur berkali-kali
hingga tidak bisa dihitung lagi... Hingga akhir.
Jawabannya pasti ada di sana.
Sebuah ‘peraturan’ yang memberikan penghargaan tidak pada mereka yang
tidak menyerang—tapi bergandengan tangan dengan lainnya.
Sebuah ‘peraturan’ yang memberikan penghargaan tidak pada mereka yang
menginjak-injak—tapi pada mereka yang melindungi yang lemah.
Sebuah ‘peraturan’ yang memberikan penghargaan bukan karena seseorang
adalah sebuah bidak di bawah kontrol orang lain, tapi karena mereka menjadi
pemain atas keinginan mereka sendiri...
Dan karena itu. Di hari itu. Di
momen itu.
Semua ‘peraturan’ yang
menjatuhkannya, yang dia tinggalkan—gadis itu menatap tajam ke arah mereka yang
sudah membuatnya menjadi seperti ini dan kemudian membuat keputusan. Jika menantang peraturan secara membabi buta
tidak bisa dilakukan—maka aku akan melakukannya dengan cara selicik mungkin. Aku akan menipu, mengelabui,
mengancam, melakukan semua perbuatan curang, menggunakan semua taktik dasar,
aku akan menjadi yang terlicik di semua bidang!
Aku akan melakukannya dengan cara apapun. Aku pasti akan melakukan
sesuatu yang bahkan tidak bisa dilakukan dewa penipu yang berkata jika dia
sudah mengubah dunia.
Kami akan mengubah dunia—dengan tangan kami sendiri. Ya—sebuah
mimpi yang tidak masuk akal mengendap dalam hatinya, dan hal itu diizinkan bagi
anak-anak. Sekarang, di atas bukit tak bernama, di bawah kuil tak bernama,
gadis rubah tak bernama itu mendengus dan berkata dalam hati jika dia akan menggunakan semua cara yang
diperbolehkan oleh peraturan, sama seperti harapan sang pemilik bidak catur
raksasa. Setelah itu dia mulai menapaki jalan yang akan membalikan semua
peraturan itu—atau dengan kata lain...
...
Sebuah tipu muslihat yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Dan dari sana munculah sebuah
badai—satu yang bisa menghancurkan 6.200 tahun perang sipil. Sebuah badai yang
menghempaskan semua kemarahan, kebencian, dendam, dan belenggu. Badai itu
bahkan menghilangkan semua bentuk perlawanan dari mereka yang terus
menginginkan pertempuran—dan kemudian melenyapkannya.
Sebuah negara baru pun lahir.
Sebuah negara yang menjadi ujung
dari mimpi lamanya—idealismenya. Hanya dengan 50 tahun, negara itu pun dikenal
menjadi salah satu negara terbesar di dunia—Eastern Union.
... Gadis rubah itu telah menghilang.
Sekarang yang ada hanyalah Miko-sama, entitas yang ditakuti semua Werebeast.
Dan tipu muslihat yang dia buat di
masa mudanya sekarang...
“Baiklaaah~... Sekarang, apa kau
siap memulai permainan baru, wahai dewa bermasalah~?”
Di tempat dulunya sang gadis
rubah berbaring, di bukit tanpa nama itu, di kuil tanpa nama yang sekarang
bernama Kannagari, ibu kota dari Eastern Union—di tempat yang sekarang diberi
nama Kuil Miko. Di depan matanya,
semua orang berkumpul. Tipu muslihat yang
mereka panggil dewa—menunjukkan kekuatan luar biasanya pada mereka semua.
Volume 6 Daftar Isi Chapter 0-2
Komentar
Posting Komentar