I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 291
Disclaimer: Not mine...
>>>>><<<<<
Sebuah epidemi muncul di kerajaan Ravaal...
“Apakah gejalanya bintik-bintik di tubuh penderitanya?”
“Ya.”
“Apa penyebab penyakit itu masih sungai Naga?”
Beberapa tahun yang lalu, di sebuah kelas yang ada di
akademi, Gilles pernah menyinggungnya. Obat yang bisa menyembuhkan penyakit
bintik adalah sebuah bunga bernama Maddie.
Tapi masalahnya, jumlah bunga Maddie yang mekar tiap
tahunnya sangat sedikit, dan semua bunga itu dimonopoli oleh para bangsawan
kelas atas. Itu artinya, epidemi tidak akan bisa hilang dalam waktu dekat.
“Sepertinya kau tahu soal masalah ini. Jamur yang ada di
sungai Naga lah yang menjadi penyebabnya, tapi kami masih belum yakin soal itu.
Darimana kau mendapatkan informasi itu?”
“Aku pernah membaca sedikit soal itu.”
“Sedikit, kah? Jadi kau juga tahu soal bunga Maddie?”
“Ya. Bunga itu tumbuh di tempat tinggi, kan?”
Victor-sama tidak memalingkan matanya dariku.
“Dengar, di negara ini, hanya para bangsawan yang tahu soal
Maddie. Rakyat biasa berpikir jika mereka pasti mati jika sampai terjangkit
penyakit bintik. Tidak ada obat untuk penyakit itu. Yang bisa mereka lakukan
adalah menderita di pusat karantina.”
Victor-sama sepertinya mulai percaya jika aku tidak berasal
dari kalangan rakyat biasa.
“... Seberapa jauh kau tahu mengenai identitasku, pangeran?”
Victor-sama menarik nafas panjang sebelum menjawab
pertanyaanku.
“Semua yang kutahu, kau adalah bocah tengik yang muncul
entah darimana.”
Tidak mungkin... Mungkin dia mengatakannya karena khawatir
padaku.
“Jangan salah tangkap dan berpikir jika aku tertarik
padamu.”
Aku menarik ucapanku. Aku tidak mungkin bisa menyukai
pangeran satu ini.
“Mulai sekarang aku akan lebih berhati-hati dengan
kata-kataku.”
“Ya. Situasi akan jadi lebih menyulitkan jika rahasiamu
sampai diketahui oleh orang lain.” Ucapnya sambil membuka pintu kamarnya.
Victor-sama mengantarku masuk ke dalam kamarnya dengan
santai... Tapi aneh, kenapa kami malah membicarakan penyakit serius di luar
ruangan seperti tadi?
Aku mengikutinya masuk ke dalam kamar... Tapi suasana di
kamar ini terasa sangat berbeda daripada waktu pertama kalinya aku bertemu
Victor-sama.
Tidak ada barang yang bertambah, hanya ada 1 ranjang besar
di tengah ruangan...
Ada banyak sekali cahaya matahari yang masuk melalui jendela
besar di sudut ruangan.
Apa tidak masalah jika perempuan yang belum menikah masuk ke
kamar laki-laki yang juga belum menikah? Tapi ya... Victor-sama tidak melihatku sebagai
perempuan, jadi mungkin itu tidak apa-apa!
“Mulai sekarang kau akan tidur di sini.”
“Kurasa aku bisa tidur di karpet lembut yang ada di lantai.”
“Rakyat biasa yang normal pasti akan merasa sangat bahagia
karena bisa tidur di ranjang sebesar itu.”
Di telingaku, Victor-sama sepertinya sedang menekankan kata
‘normal’ di kata-katanya. Apa yang dia harapkan dariku?
Kurasa itu artinya aku harus memainkan peran sebagai
anak laki-laki yang sedang dikucilkan...
Itu jika aku ingin selamat dari tempat ini.
“Waaah! Kamar ini sagat besar dan indah!!”
Aku melihat ke seluruh ruangan sambil meletakkan tanganku di
dada... Mencoba membuat diriku sebahagia mungkin.
... Meski begitu aku merasa jika aktingku sangat amat jelek.
Aku tidak bisa melakukan akting seperti ini.
“Matamu terlihat mati.”
“Orang lain tidak akan bisa melihatnya.”
“Tapi aku bisa merasakannya.”
Oh... Apa pangeran punya penglihatan sebagus milikku...?
Chapter 290 Daftar Isi Chapter 292
Komentar
Posting Komentar