I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 296

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

>>>>><<<<<

“Tunggu, kau mau kemana?”

“Kemana... pangeran sudah menyetujui liburanku, kan? Karena itu aku akan memanfaatkannya dengan baik.”

Itulah jawabanku saat Victor-sama sedang berusaha mencegah kepergianku.

Mungkinkah negosiasiku tidak berjalan dengan lancar? Padahal negosiasi ini sudah selesai—dalam kepalaku, tentunya.

“Aku memang menyetujui liburanmu. Tapi serahkan pengumpulan bunga Maddie pada orang lain.” Ucap Victor-sama dengan nada serius.

Kenapa dia tidak mau aku pergi mencari bunga Maddie sendirian?

“Kau tahu kan, aku percaya dengan kemampuanku sendiri.”

“Oh?”

Kenapa kau terlihat marah seperti itu? Victor-sama benar-benar pangeran yang mudah berubah mood.

“Aku tidak merasa sombong hanya karena bisa melakukan sihir. Aku sudah berlatih dengan sangat keras hingga bisa mendapatkan rasa percaya diri seperti ini.”

“... Aku juga tahu soal itu, meski aku tidak mau mengakuinya. Hanya saja... tempat itu sangat berbahaya. Maddie bisa didapatkan dengan menukar banyak nyawa. Orang-orang yang mencari bunga Maddie bisa mati dengan mudah, sama seperti penderita penyakit bintik.”

“Ada apa di tebing itu?”

“Binatang buas yang sangat berbahaya, bunga dan serangga beracun, pijakan yang rapuh. Kau bisa mati jika lengah sedetik saja.” Jelas Victor-sama dengan nada serius.

Setelah mendengarnya, nama Hutan Kematian rasanya sudah tidak relevan lagi. Alasannya, aku saja bisa keluar dari sana dengan selamat, iya kan?

“Aku akan baik-baik saja. Tekadku sudah bulat.”

“Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi kalau kau memang sudah yakin.” Victor-sama bergumam pelan.

Aku berhasil! Sekarang waktunya mengatasi epidemi yang mengganggu ini!

Aku belum berhasil mendapatkan bunga Maddie, jadi masih terlalu cepat untuk mersasa senang. Aku harus bisa mendapatkan bunga itu dan pulang hidup-hidup.

“Aku akan ikut bersamamu saat kau pergi mengambil bunga Maddie.”

Apa? Barusan kau bilang apa?

Yang barusan berbicara... Apa dia benar-benar Victor-sama? Atau orang lain dengan suara yang mirip dengan Victor-sama?

“Sepertinya aku salah dengar.” ucapku sambil menepuk-nepuk telingaku.

Aku selalu berpikir jika pendengaranku sangat bagus, tapi sekarang aku mulai berpikir jika semua itu hanya halusinasi.

“Aku akan pergi bersamamu.” Ucap Victor-sama sambil menunjukkan jarinya kepadaku.

“Haaah!?”

“Apa-apaan reaksi itu? Kau harusnya bahagia karena aku ikut bersamamu.”

Aku ragu kalau pangeran ini mengerti apa yang dia katakan. Aku berharap dia tidak bermaksud menemaniku seperti orang tua atau wali yang sedang membawa anak mereka ke TK.

“Hei, itu tempat yang berbahaya, kan?”

“Ah, tentu saja.”

“Kau ini pangeran kedua dari kerajaan Ravaal, kan?”

“Ya. Memangnya kenapa?” tanya Victor-sama dengan wajah heran.

Harusnya aku yang merasa heran. Kenapa pangeran seperti dia mau-maunya mengikuti perjalanan yang mungkin bisa membahayakan nyawanya seperti ini?

“Apa untungnya untukmu?”

Victor-sama hanya akan melakukan sesuatu untuk keuntungannya sendiri.

“Bukannya akan lebih efisien jika kau menyerahkan semuanya padaku?” imbuhku.

Aku benar, iya kan? Tidak ada yang salah dengan kata-kataku.

Jadi... Kenapa dia menatapku seperti itu?

 

Chapter 295     Daftar Isi     Chapter 297

 

Komentar

Postingan Populer