I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 292

 Disclaimer: Novel aslinya bukan punya saya, tapi terjemahan yang ada di blog ini, iya. :)

>>>>><<<<<

“Yah, ternyata kau bisa menerimanya lebih mudah dari perkiraanku.”

“Apa?”

Aku langsung menolehkan kepalaku saat mendengar ucapannya yang tiba-tiba itu.

Kenapa dia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak ada ujung pangkalnya seperti itu? Sepertinya aku salah saat mengira jika Victor-sama akan menyadari maksud perkataanku karena dia adalah seorang pangeran.

“Kupikir kau akan marah karena aku tidak memberitahu rakyat biasa tentang bunga Maddie. Mereka bilang hanya bangsawan yang memiliki hak untuk menggunakannya.”

“.... Apa ada kesenjangan besar antara orang miskin dan kaya di Ravaal?”

Victor-sama terdiam setelah mendengar pertanyaanku. Aku memalingkan wajahku darinya dan melanjutkan perkataanku.

“Aku tidak mengatakan apapun karena aku belum memastikan kesenjangan ekonomi di kerajaan  ini. Tapi kurasa kerajaan ini cukup kaya karena memiliki arena pertarungan sebagai salah satu hiburan. Nyawa dari orang-orang yang dideportasi dan para penjahat dianggap tidak ada harganya. Lagipula dalam buku-buku yang kubaca... Bukankah kerajaan Ravaal juga memiliki pasar budak?”

“Kebanyakan pasar budak sudah dihancurkan. Meski begitu masih ada beberapa pasar gelap yang masih tersisa.”

Pangeran ini mungkin adalah sumber yang bagus untuk menggali informasi soal kerajaan Ravaal.

“Keluarga pedagang biasanya kaya raya. Jadi beberapa dari mereka mungkin bisa membeli Maddie jika mengetahui fakta itu. Tapi bagaimana dengan rakyat biasa lainnya? Hierarki di tempat ini selalu berbentuk piramida.” Lanjutnya.

“Piramida?”

Hei, bukannya tidak ada negara Mesir di dunia ini? Kalau begitu kenapa Victor-sama menyebutkan soal piramida?

“Artinya sesuatu yang berbentuk segitiga. Yang berada di puncak piramida adalah orang-orang kaya dan orang miskin ada di bagian bawah piramida.  Hanya ini yang tidak bisa dirubah.  Karena itu, kurasa tidak memberi harapan pada rakyat biasa akan membuat kehidupan mereka jauh lebih mudah.” Lanjutku.

Tidak memberikan harapan adalah statement yang sangat mencerminkan wanita jahat!

Victor-sama hanya menatapku dengan mata terbelalak.

Oh, mungkin dia beranggapan jika aku akan menceramahinya seperti seorang saintess. Maaf saja ya, sejak awal aku ini wanita jahat.

“Aku tidak pernah berpikir dari sudut pandang itu... Ya, memberikan harapan saat mereka tidak bisa mendapatkannya hanya akan memberikan rasa sakit pada mereka. Ada kemungkinan besar jika mereka akan menghabiskan semua uang mereka hanya untuk mendapatkan Maddie, dan seluruh keluarga mereka akan lebih menderita hanya demi menyelamatkan satu orang yang terinfeksi. Jika itu sampai terjadi, keadaannya akan menjadi  jauh lebih buruk dari  sekarang.”

“Dan lagi, keamanan akan semakin menurun dan pangeran akan mendapatkan bahaya yang jauh lebih besar jika ada pemberontakan yang terjadi.”

Meski aku mengatakan semua itu, aku tidak begitu menyenangi  sistem pilih kasih yang digunakan oleh para bangsawan. Aku percaya jika sistem meritokrasi adalah jalan yang terbaik.

Kenapa mereka tidak bisa menghancurkan sistem yang sekarang dan melakukan ujian selama setahun untuk menentukan bangsawan baru...

Biarkan semua bangsawan mengikuti ujian itu dan diskualifikasi para bangsawan yang tidak memenuhi kriteria.

Tapi ini adalah kerajaan Ravaal. Aku tidak bisa melakukan inferensi seenaknya. Seperti kata pepatah, saat di Roma, bertindaklah seperti orang Roma.

“Kau  terlalu pintar untuk ukuran anak-anak.”

“Itu cuma ucapan asal anak kecil. Apa kau kecewa? Haruskah aku menceramahimu untuk memberi mereka sedikit harapan?”

Tapi maaf aku tidak akan pernah mengatakan hal seperti itu.

“Tidak. Aku pasti akan menjaga jarak darimu jika kau berkata seperti itu.” ucap Victor-sama sambil tertawa pelan.

Kenapa bisa laki-laki tampan terlihat semenyilaukan ini saat mereka teresenyum? Jika kau melupakan bagaimana sifatnya, wajah Victor-sama sudah masuk dalam kategori sempurna.

“Kadang , tidak mengetahui sesuatu adalah sebuah rahmat.  Orang-orang yang ada di atas lah yang harus menghadapi dan menyelesaikan masalah yang tidak disukai oleh semua orang, jadi orang-orang yang selalu dimanja hanya karena mereka adalah bangsawan sebaiknya pergi ke neraka saja. Kau harus benar-benar memikirkan apa tugas yang harus diemban bersamaan dengan posisi yang kau terima.” Ucapku sambil menatap ke luar jendela kamar Victor-sama.

Aku benar-benar berani karena sudah berkata ‘Bangsawan pergi saja ke neraka’ tepat di hadapan seorang pangean.

 

Chapter 291     Daftar Isi     Chapter 293


Komentar

Postingan Populer