ORV CHAPTER 43. EPISODE 10 – FUTURE WAR (2)

 Disclaimer: Not mine

XXXX

Setelah tanganku memegang bendera itu, aku merasakan energi yang meluap dari dalam tubuhku. Seharusnya, Yoo Joonghyuk regresi ketigalah yang mendapatkan kekuatan ini, tapi… itu tidak masalah.

Bukannya dia sudah sangat kuat?

[‘Kim Dokja’ berhasil mendapatkan bendera putih.]

[Jika bendera putih tidak berganti pemilik selama 5 menit, Chungmuro akan berada di bawah kepemimpinannya.]

[Jika bendera berhasil direbut dalam 5 menit, timer akan kembali ke asal.]

Kemudian ada timer yang muncul di udara.

[5:00]

Gong Pildu langsung menunjukku dengan wajah pucat.

“Cepat ambil bendera itu! Kalian hanya punya waktu 5 menit!”

Para anggota aliansi langsung tersadar dan berlari ke arahku. Oho, jadi begini, toh?

Lee Hyunsung menoleh kepadaku.

“Dokja-ssi!”

“Hyunsung-ssi!”

Kami saling memanggil di saat yang bersamaan. Kemudian, Hercules’s Shield lepas dari tanganku dan mendarat di tangan Lee Hyunsung.

“I-ini…?”

“Aku memilihkannya untukmu. Buang tameng lama yang kau punya.”

Lee Hyunsung tersenyum lebar saat menerima tameng baru itu.

[Karakter ‘Lee Hyunsung’ menggunakan skill eksklusif ‘Wide-Area Defense!]

Sebuah tameng tembus pandang yang berpusat di Hercules’s Shield melindungi kelompok kami. Ya, ini adalah skil sekunder yang ada di senjata grade A.

“Apa, apa ini?”

Orang-orang mulai menggerutu saat mereka berlarian ke arah tameng tembus pandang itu. Mereka mencoba merusaknya dengan senjata mereka, tapi tameng ini tidak bisa dihancurkan dengan senjata grade E fan F. Pada akhirnya semua anggota aliansi pun berpaling pada satu-satunya orang yang bisa membantu mereka.

“Pildu-ssi!”

“Menyingkir!”

Level Armed Zone sudah meningkat jauh dan sekarang Armed Zone berukuran kecil muncul di bawah kaki Gong Pildu. Dia mengurangi area aktifasi untuk memperpendek waktu cooldownnya. Ternyata dia cerdas juga.

Yah, aku harus menangani ini dengan baik.

“Pildu, apa aku sudah menyuruhmu untuk berdiri?”

“Argh!”

Kepala Gong Pildu menyapa lantai sekali lagi.

[Karena efek dari kontrak, ‘Hak Memerintah’ diaktifkan!]

“Tetap diam di sana hingga aku menyuruhmu untuk berdiri.”

Anggota aliansi yang bingung hanya bisa berteriak ke arah Gong Pildu.

“Pildu-ssi!”

“Ce-cepat angkat aku!”

Anggota aliansi yang ketakutan mencoba mengangkat tubuh Gong Pildu, tapi itu tidak mudah karena laki-laki itu cukup berat.

“Lalu… hilangkan turret-turret itu, mengganggu saja.”

[Karakter ‘Gong Pildu’ mengaktifkan Armed Zone Lv.6!]

“Si-sialan…!”

“Tutup mulutmu juga. Diam selama 30 menit.”

[Karena efek dari kontrak, ‘Hak Memerintah’ diaktifkan!]

“Uph! Uph! Uph!!”

Anggota aliansi mulai panik saat melihat Gong Pildu yang bisa dikalahkan hanya dengan menggunakan ucapanku. Tentu hal yang sama juga dirasakan oleh Lee Hyunsung, Yoo Sangah, dan Jung Heewon.

Aku berkata dengan senyuman di wajahku, “Sekarang, karena kita semua sudah mengetahui situasi saat ini, aku ingin mengatakan sesuatu…”

Aku bisa melihat orang-orang mengedutkan matanya dan mulai menjauh.

Ada kurang lebih 29 orang di tempat ini. 20 diantara mereka adalah anggota aliansi dan 9 ekstra termasuk aku dan kelompokku. Jumlah ini tidak terlalu banyak, tapi lebih baik dari dugaanku. Memiliki terlalu banyak orang sejak awal juga tidak baik karena mereka susah untuk dikontrol. Aku menatap mereka dan berkata.

“Kalian punya dua pilihan.”

Ini saatnya membuat mereka memilih pihak yang akan mereka ikuti.

“Pertama, tinggalkan Chungmuro dan pergi ke stasiun lain. Kedua, tetap disini bersamaku.”

“A-apa yang kau katakan tiba-tiba…?”

“Jawab saja. Apa kalian tetap ingin berada di sini atau pergi ke tempat lain? Sebaiknya kalian memutuskan itu sebelum skenario dimulai. Kalau tidak nyawa kalian akan dalam bahaya.”

Mata orang-orang itu mulai bergerak. Beberapa menatapku dan beberapa lainnya menatap Gong Pildu dan beberapa lainnya menatap terowongan yang menuju stasiun lain.

“Aku tidak akan menghentikan siapapun yang ingin pergi dari sini. Tapi siapa saja yang tinggal di sini akan berada dalam kendaliku.”

“Kendali…?”

“Perbuatan yang dilakukan oleh Aliansi Tuan Tanah tidak boleh dilakukan lagi. Aku tidak memperbolehkan tindakan tiran pada kelompok lemah.”

Beberapa orang menatapku sembunyi-sembunyi dan memilih untuk tetap berada di sini. Mereka sudah diperlakukan dengan buruk oleh aliansi dan berpikir jika lebih baik mereka mengikutiku. Itu keputusan yang bagus. Beberapa anggota aliansi berteriak padaku.

“Pada akhirnya kau tetap memerintah kami!”

“Aku tidak menyangkalnya. Tapi aku tidak akan menarik bayaran seperti kalian.”

“Apa keamanan kami akan terjaga jika kami bergabung denganmu?”

Seseorang dari aliansi bertanya padaku. Yah, mereka sudah menyengsarakan banyak orang, tentu saja mereka merasa khawatir.

“Aku akan menjamin keamanan jika ada serangan dari luar, tapi aku tidak memberi jaminan pada serangan dari dalam. Kau harus menyelesaikan urusan kalian sendiri.”

“I-itu…”

“Aku beri kalian waktu 1 menit. Setelah itu kalian harus membuat keputusan.”

Sebenarnya aku tidak perlu menunggu 1 menit karena mereka semua sudah membuat keputusan masing-masing. Beberapa anggota aliansi berjalan ke arahku dengan wajah serius dan kemudian membungkukkan kepala mereka. Usia mereka sepertinya cukup muda.

“Terima kasih. Aku sudah melakukan kesalahan. Terima kasih banyak karena bersedia memberikan maaf padaku.”

“Tentu. Kau tidak perlu meminta maaf padaku.”

[Beberapa anggota dari kelompok ini mulai merasa percaya padamu.]

Tapi beberapa anggota aliansi lainnya memutuskan untuk pergi dari Chungmuro. Mereka mencoba membopong Gong Pildu yang tetap terbaring di lantai.

Aku menatap mereka dan berkata, “Ah, tinggalkan Gong Pildu di sini. Dia milikku.”

“Apa?”

“Jika kau sudah membuat keputusan, cepat pergi dari sini.”

5 anggota aliansi itu mengernyitkan alis mereka dan bersiap untuk pergi.

“Kang-ssi! Apa kau benar-benar tidak mau pergi bersamaku? Kurasa itu lebih baik daripada harus menuruti laki-laki itu!”

“Ayo kita pergi saja! Apa kau benar-benar mau menuruti laki-laki itu? Kau sudah lihat bagaimana sifatnya!”

Tidak ada orang yang mendengarkan kata-kata mereka.

5 laki-laki itu mengumpat dan kemudian berjalan ke arah terowongan yang menuju Myeongdong. Mereka ingin mendapatkan lahan di tempat lain dan menjadi tuan tanah sekali lagi. Sayagnya rencana mereka akan gagal. Dalam skenario keempat, orang yang ‘berpergian’ adalah mangsa yang mudah bagi para predator.

Setelah 5 menit berlalu, pesan dari system muncul di depanku.

[Sub scenario telah selesai.]

[Kau mendapatkan 1.000 koin sebagai kompensasi.]

[Bendera putih akan menunjukkan efek aslinya pada representatif Chungmuro.]

[Jumlah anggota saat ini: 24]

[Reputasimu masih terlalu rendah untuk mendapatkan gelar raja.]

Gelar raja…

Ya, akan susah untuk mendapatkan gelar raja hanya dengan bendera putih. Untuk berjalan di atas King’s Road, aku harus merubah warna benderaku. Tentu bendera warna putih punya ‘otoritas’ tertentu.

[Kau berhasil mendapatkan kontrol atas kelompok Chungmuro melalui efek bendera putih.]

[Kau bisa menghukum anggota kelompok yang melawanmu.]

[Hingga saat ini ada 5 orang yang telah meninggalkan stasiun.]

Aku tidak bisa memberikan ‘hukuman’ pada 5 laki-laki yang meninggalkan stasiun, jadi aku membiarkan mereka. Teror adalah sesuatu yang sangat efektif untuk mengontrol orang-orang, tapi sikap tirani sama sekali tidak cocok untukku.

“Yah, terima kasih.”

Kataku sambil menatap mereka semua.

Lee Hyunsung menatapku dengan hormat sedangkan Yoo Sangah dan Jung Heewon mengangguk ke arahku. Sisanya menatapku dengan ekspresi serupa. Mereka memang terlihat compang-camping, tapi ini bukan awal yang buruk.

Beberapa saat kemudian, Bihyung muncul di udara.

{Ohoh, kalian sudah memilih representatifnya. Kalau begitu kita mulai permainannya!}

[Skenario utama keempat diaktifkan!]

+

[Skenario utama #4 – Struggle for the Flag

Kategori: Utama

Tingkat kesulitan: C

Syarat berhasil: (Tersembunyi karena terlalu panjang)

Batas waktu: 12 hari.

Gagal: ??? ]

+

Aku menekan tombol syarat berhasil dan beberapa pesan muncul di depanku.

+

[Syarat berhasil

1. Setiap stasiun memiliki ‘bendera’ dan ‘tempat bendera’ yang bisa direbut. Bendera hanya bisa dibawa oleh ‘representatif’ stasiun.

2. Kau perlu orang untuk melindungi bendera dari kelompok stasiun lain. Jika bendera berhasil direbut oleh kelompok lain, kelompok yang kalah akan diambil alih oleh kelompok yang berhasil merebut tempat bendera.

3. Kau bisa menaruh ‘bendera’ di tempat bendera’ stasiun lainnya. Otoritas dari bendera hanya berlaku pada ‘representatif’ tiap stasiun. Saat representatif mati dalam pertempuran, otoritas representatif akan diberikan pada orang pertama yang menyentuh bendera. Jika kau mengambil ‘bendera’ dari kelompok lain, nasib dari kelompok yang kehilangan bendera akan ditentukan oleh kelompok yang mendapatkan bendera tersebut.

4. Kau harus menempati ‘tempat bendera’ dari ‘stasiun target’ selama batas waktu yang sudah ditentukan. Gagal melakukan hal tersebut akan menyebabkan kematian bagi semua anggota kelompok.

5. Stasiun target yang harus didapatkan adalah stasiun Changsin.

+

Jung Heewon berpikir selama beberapa saat dan kemudian berkata,

“…. Kita harus menjaga temat bendera kita dan merebut stasiun lain di saat yang bersamaan. Apa aku benar?”

“Aku juga berpikir begitu. Kita harus merebut stasiun Changsin.” Ucap Lee Hyunsung.

Lalu aku berkata, “Itu benar. Kita harus melakukan keduanya.”

Jung Heewon menyipitkan matanya ke arahku. Dia tahu kalau aku hanya pura-pura tidak tahu. Dan karena aku tahu soal masa depan, dia terus menatapku dengan tajam. Sebagai balasannya aku hanya tersenyum ke arah wanita itu.

Yoo Sangah menyentuh bahunya dan berkata.

“Lagi… kita harus membunuh orang lain lagi?”

Lee Hyunsung berpikir selama beberapa detik dan kemudian menjawab.

“Peraturannya bilang kita bisa memutuskan apa yang akan kita lakukan jika kita berhasil mendapatkan tempat bendera musuh… mungkin kita bisa menyelesaikan semua ini tanpa ada korban yang berjatuhan.”

“Ah, aku mengerti. Membunuh bukan satu-satunya cara agar kita bisa mendapatkan stasiun lain? Jika kita menerima anggota dari stasiun itu saat memutuskan apa yang akan kita lakukan…”

“Ya. Ada kemungkinan kita bisa menyelesaikan skenario ini tanpa membunuh seseorang.” Jawab Lee Hyunsung sambil tersenyum. Tapi hatiku merasa tidak nyaman.

Sepertinya Yoo Sangah dan Lee Hyunsung mencoba mengerti cara kerja dunia ini dengan logika orang baik.

Tidak ada orang yang tidak mati dalam sebuah skenario. Skenario keempat ini akan memakan korban lebih banyak dibandingkan dengan skenario sebelumnya.

Jung Heewon yang sepertinya bisa membaca pikiranku pun mengubah arah pembicaraan,

“Stasiun Changsin ada di jalur mana? Kurasa kita harus pergi ke sana dulu.”

Lee Hyunsung memberi jawaban setelah memeriksa rute kereta api.

“Ada di jalur 6. Jika kita pergi lewat terowongan, kita bisa menggunakan rute transit…”

“Kalau begitu kita harus membagi kelompok ini. Bagaimana kalau ada beberapa orang yang bertugas menjaga tempat ini dan sisanya pergi menjelah?”

Aku tidak harus mengatakan apapun karena mereka sudah berdiskusi dengan aktif. Rasanya senang melihat mereka seperti ini.

[Aktifasi skenario keempat akan menonaktifkan barrier pelindung yang ada di stasiun Chungmuro.]

[Sekarang kau bisa bergerak menuju stasiun lain.]

Saat orang-orang sedang bertukar pendapat, aku berjalan mendekati Gong Pildu.

“Gong Pildu, kau boleh bicara sekarang.”

Perintah agar Gong Pildu tutup mulut sudah tidak berlaku, tapi laki-laki itu tetap tidak mau membuka mulutnya.

“Aku tahu kau membenciku. Tapi kau harus beradaptasi. Hari-harimu berkuasa sebagai tuan tanah sudah usai.”

“…”

“Aku tahu kau sangat terobsesi dengan ‘lahan’, tapi jangan terlalu berlebihan. Jika kau ingin bertahan hidup di masa depan, bukannya kau harus melakukan sesuatu?

Mata Gong Pildu bergetar dan aku meneruskan kata-kataku.

“Kau akan bertanggung jawab untuk melindungi tempat ini.”

Seperti di skenario ketiga, Gong Pildu sangat berguna di skenario keempat. Selama Gong Pildu melindungi tempat ini, Chungmuro akan aman, kecuali jika ada orang selevel Yoo Joonghyuk menyerang tempat ini.

“Kenapa aku harus menaati perkataanmu…?”

“Kali ini aku tidak akan menggunakan hak perintah. Jika kau melakukan perintahku, aku akan memberikan hadiah padamu.”

“…”

“Pikirkan ini baik-baik. Pikirkan keluargamu.”

Mata Gong Pildu terbelalak saat mendengarnya.

“Kau… bagaimana bisa…!”

Di saat yang sama, kami bisa mendengar suara ribut dari arah terowongan.

Teeeeet~!

Ada suara klakson yang lumayan keras dan cahaya yang muncul dari jalur nomor 4. Kami juga bisa mendengar suara mesin dan knalpot. Sesuatu sedang mendekat ke stasiun Chungmuro ini.


Chapter 42     Daftar Isi     Chapter 44


Komentar

Postingan Populer