I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 254
Disclaimer: Not mine
XXXXX
“Itu tidak penting. Cepat katakan saja bagaimana caranya
keluar dari sini.”
Aku menghela nafas saat mendengarkan perintah Victor-sama.
Saat ini air di tempat ini sudah mencapai dadaku.
[Dasar tidak
sabaran.]
“Kenapa kau tidak menghentikan air ini? Bukannya kau yang
membuat tempat ini?”
[Itu tidak mungkin.
Tempat ini sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi.]
Peri itu mengatakannya dengan wajah sebal.
“Kalau begitu katakan padaku. Dimana jalan keluar dari
tempat ini?”
Peri itu menatapku dengan wajah datar.
Apa aku mengatakan sesuatu yang lucu? Kenapa dia terus
mengatakan hal yang sama.
[Bisakah aku memastikan
sesuatu dulu?]
“Apa?”
[Kenapa kau tidak
menggunakan sihirmu?]
Aku melirik Victor-sama setelah mendengar pertanyaannya.
Peri itu sepertinya bisa menebak jawabannya hanya dengan melihatku.
Aku ingin berkata meski aku punya energi sihir, aku tidak bisa
menggunakannya... Mungkin aku tidak bisa melakukannya. Tapi, jika bisa aku
tidak mau menggunakan sihirku selama aku berada di Ravaal.
[Aku mengerti. Yah,
jika kau tidak mau menggunakannya tidak apa-apa. Siapa namamu?]
“Ria.”
Aku memberikan nama samaranku selama berada di Ravaal.
[Namaku Kii. Senang
bertemu denganmu, Ria.]
Peri itu mulai mengepakkan sayapnya dan terbang dari tangan
Victor-sama.
Aku merasa sedikit iri saat melihat peri itu mengepakkan
sayapnya dengan bebas.
[Ayo menyelam.] Ucap
peri itu dengan cepat. Di saat yang sama dia langsung masuk ke dalam air dengan
kecepatan tinggi.
“Sekarang apa?”
“Sepertinya kita harus menyelam.”
Aku menghirup udara sebanyak yang kubisa dan kemudian
menenggelamkan diriku dalam air. Victor-sama yang tidak tahu apa-apa juga ikut
menyelam setelahku.
Di dalam air aku bisa melihat tubuh Kii yang memendarkan
cahaya.
Misterius sekali. Jika aku adalah pelukis, aku pasti akan
melukis momen ini sedetail mungkin.
[Ikuti aku.]
Aku berenang ke arah Kii setelah dia memberikan arahan untuk
kami. Suaranya terdengar sangat jelas meski sekarang kami ada di bawah air.
Berenang sangat menguras tenagaku. Saat misi ini selesai, aku
ingin makan banyak macaron. Ravaal punya macaron, kan?
Aku terus bergerak sambil memikirkan macaron. Aku berenang
secepat mungkin agar tidak tertinggal.
Di tengah jalan, aku menemukan kain yang selama ini
membungkus mataku. Reflek, aku langsung mengambil dan memegangnya erat-erat.
Bahaya kalau nanti aku bertemu orang lain dan mataku tidak
tertutupi seperti biasa.
[Air ini tidak beracun,
jadi kau bisa menghirupnya.]
Meski kau berkata seperti itu dengan bangga...
Meski air ini tidak beracun, manusia tetap tidak bisa
bernafas dalam air.
Kami mengikuti Kii dan berenang ke arah belakang air terjun.
Ada sebuah lubang kecil diantara dua batu besar disana.
Mungkin memang itu jalan keluarnya. Kii mungkin bisa
melewatinya, tapi kami tidak. Lubang itu terlalu kecil.
Aku berbalik menatap Victor-sama. Dia langsung mengerti apa
maksudku dan langsung berenang mendekati batu itu.
Aku ingin membantunya, tapi aku khawatir mengganggunya jika
aku melakukannya. Kii dan aku hanya bisa diam melihat.
[Ah, terbuka!]
Saat Victor-sama berhasil menghancurkan salah satu batu itu,
sebuah jalan tiba-tiba muncul di depan kami.
Kami berenang sekuat tenaga melewati lubang itu. rasanya
sangat menyakitkan karena kami sama sekali tidak bisa bernafas.
[Ke sini! cepat!]
Kii menyuruh kami berenang lebih cepat dengan menggunakan
seluruh kekuatan yang kami miliki. Aaah, rasanya aku turun 2 kilogram hanya
karena berenang di dalam danau ini.
Seandainya aku bisa membuat iklan penurun berat badan di
sini aku akan menulis ini, ‘Jika kau ingin kurus, pergi ke hutan kematian!’.
Chapter 253 Daftar Isi Chapter 255
Komentar
Posting Komentar