I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 250
Disclaimer: Not Mine
XXXX
Marius dan Ceres terus berjalan sambil bercakap-cakap. Tidak
lama setelah itu mereka sampai di ujung gua.
“Pangeran Victor sepertinya menyukai anak itu, iya kan?”
Ceres terdiam selama beberapa detik dan kemudian menjawab
pertanyaan Marius.
“Sejak awal anak itu memang disukai raja. Tentu saja
pangeran akan tertarik padanya.”
“Dia anak yang aneh, kan? Di usia semuda itu dia tidak
terintimidasi oleh apapun dan bisa menyelesaikan tugas tanpa ragu sedikitpun.
Cara apa yang digunakan orang tuanya hingga bisa membesarkan anak seperti itu?”
“Hidupnya mungkin lebih keras dari bayangan kita.”
“Pasti sangat berbeda dari kehidupan nyaman para
bangsawan...”
“Tapi kudengar dia sama sekali tidak terkejut melihat apa
yang ada di dalam istana.”
“Dia juga bisa beradaptasi dengan sangat cepat.”
Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat.
Mereka melihat sebuah tangga yang mengarah ke bawah. Tangga
itu terlihat sangat gelap hingga mereka tidak bisa melihat apa yang ada di dasarnya.
“Apa yang akan kita lakukan?”
“Kita harus turun ke sana.”
Ceres bertanya dan kapten Marius langsung menjwabnya.
Mereka berdua mulai menuruni tangga itu dengan wajah penuh
tekad.
XXX
“Apa?”
Aku menyipitkan mataku saat mendengar suara Victor-sama.
Tiba-tiba cahaya memenuhi mataku dan butuh beberapa detik
agar aku bisa beradaptasi.
Apa-apaan cahaya ini? Kami ada di dalam air, tapi cahaya
ini... Darimana dia masuk? Rasanya seperti sedang melihat langsung ke arah
lampu sorot.
“Kurasa kita harus berjalan ke arah cahaya itu.” ucap
Victor-sama sambil berjalan ke arah cahaya itu tanpa ragu.
Aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang... Dia
benar-benar tidak punya rasa takut ya.
Langkah demi langkah, jalan di depan kami semakin menyempit.
Cahaya itu menjadi semakin kuat seiring dengan menyempitnya jalan ini.
.... Syukurlah kapten Marius dan Ceres tidak memilih jalan
ini.
Mereka tidak akan bisa melewatinya.
Kami terus berjalan melewati jalan sempit yang hanya cukup
untuk satu orang saja dan akhirnya sampai di sebuah tempat. Kami bisa melihat
air terjun yang sangat besar di kejauhan. Air mengalir dengan sangat kuat.
Tempat ini terlihat lebih luas dari yang lainnya, karena itu aku bisa bernafas
dengan lebih lega.
Ada banyak bunga ivy di sini, lumut, dan bahkan bunga-bunga
berukuran kecil memenuhi dinding gua ini. Ini adalah tempat yang sangat indah
dan aku cukup mengaguminya.
Tempat ini mirip seperti reruntuhan indah yang ada di banyak
buku. Siapa sangka ada tempat seindah ini di dalam danau sekeruh itu?
“Apa itu?”
Aku melihat ke arah yang ditunjuk Victor-sama.
Ada satu tempat di tengah air terjun yang tidak dialiri oleh
air. Air diatasnya mengalir sedemikian rupa hingga menghindari area tersebut.
Pasti ada sesuatu di sana.
Aku memaksa mataku untuk mengamatinya. Mungkin pandanganku
sedikit kabur karena kain yang kugunakan. Dan jika pandanganku benar, bentuk
area itu mirip dengan manusia.
Boneka? Kenapa ada benda seperti itu di dalam sini?
Kuharap tidak ada elemen horor yang tiba-tiba muncul di
depanku. Setidaknya buat sosok itu manusia biasa... Yah, paman-paman gendut
yang berdiri di tengah air terjun juga mengerikan, sih...
“Akhirnya aku menemukannya.” Gumam Victor-sama yang sedang
berdiri di sebelahku.
“Apa dia sumber danau ini?”
“Ya. peri itu adalah sumber danau ini.”
Victor-sama mengatakannya dengan nada percaya diri.
Ini hal baru. Aku merasa malu... Meski sudah membaca banyak
buku, aku sama sekali tidak tahu soal peri. Aku perlu mencari tahu tentang
mereka.
Lebih dari apapun, aku sangat bersyukur karena itu bukan
boneka.
“Jadi, jika kau bisa mendapatkan peri itu, kau bisa menjadi
raja?”
“Ya. Aku bisa mengungguli kakakku.”
“... Pangeran kedua ternyata licik juga, ya.” ucapku dengan
niat untuk membuatnya marah.
Sejak aku mulai menggunakan pakaian laki-laki aku tidak
pernah berkata buruk, jadi aku ingin mengatakannya di sini.
“Apa itu buruk?”
Tanya Victor-sama dengan nada rendah. Mungkin dia marah?
“Apa pangeran pertama tidak hebat?”
“Aku tidak tahu. Dia hanya...”
Victor-sama menjawab pertanyaanku dengan nada depresi,
kemudian dia berjalan ke arah air terjun itu.
Aku pernah melihat pangeran pertama di arena sebelum ini.
Dia adalah laki-laki berambut panjang yang selalu terlihat tenang. Rambutnya
berwarna pirang sama seperti Victor-sama.
Victor-sama sepertinya membenci kakaknya, itu jika dilihat
dari sikapnya selama ini. Perbedaan pendapat diantara keluarga memang biasa,
bahkan keluargaku juga mengalaminya.
Chapter 249 Daftar Isi Chapter 251
Komentar
Posting Komentar