I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 252
Disclaimer: Novel ini punya Ookido Izumi.
XXXXX
“Menurutmu, apa kita ada di jalan yang salah?”
“Ya. Kupikir begitu.”
Ceres menganggukkan kepala tanda setuju.
Dinding tangga yang mereka turuni dipenuhi dengan tengkorak
manusia. Kemungkinan adanya seseorang atau sesuatu yang sengaja mengumpulkan
semua tengkorak ini di sini membuat mereka berdua merinding.
Jalan ini seakan dibuat untuk menakuti semua orang yang
melewatinya.
Mereka berdua terus melangkah dengan wajah ketakutan.
Semakin lama langkah mereka menjadi semakin cepat seakan mereka ingin segera
keluar dari tempat ini.
“Syukur tidak ada mayat yang masih membusuk. Baunya pasti
sangat tidak enak.”
“Aku juga tidak suka melihat tulang manusia, tahu.”
“Aku tidak tahu berapa lama kita bisa bertahan di bawah
sini.”
“Benar juga. Aku ingin dikelilingi wanita dan alkohol
setelah sampai di rumah.”
“Oh, ide bagus. Sebelum itu kita harus bisa keluar dari
tempat ini dengan selamat.”
“Ya! Apa pangeran baik-baik saja ya...”
Marius terdiam selama beberapa detik dan kemudian dia
berkata.
“Ada anak itu di sisinya. Kurasa dia bisa menanganinya
dengan baik.”
“Benar. Kita hanya perlu memikirkan nasib kita sendiri.”
Mereka berdua mengangguk di saat yang sama dan kemudian kembali
berjalan dengan mata-mata kosong yang menemani setiap langkah mereka.
XXXX
“Aku bisa masuk...”
Victor-sama melihat ke arah kakinya saat dia perlahan
memasuki kolam. Matanya terbelalak.
Yah, itu karena aku sudah melepaskan banyak energi sihir dan
merusak barrier milik peri itu. Jika dia masih tidak bisa masuk ke dalam sini,
aku akan memukul kepalanya keras-keras.
Sekarang tubuhku terasa lemas... Apa mungkin karena aku
terlalu banyak mengeluarkan energi sihir?
Aku kelelahan.... Apa aku bisa keluar dari danau ini dengan
selamat? Aku tidak mau mati setelah berhasil sampai sejauh ini.
“Hei, nak!”
“Cepat ambil perinya.” Ucapku sebelum Victor-sama bisa
mengatakan hal lain. Apa dia tidak tahu aku ini sedang kelelahan?
Aku terus memperhatikan Victor-sama saat aku
mengistirahatkan badanku di pinggiran air terjun. Dia berhasil mencapai bagian
atas air terjun dengan cara berpegangan dengan sulur ivy yang ada di sana.
Badannya ringan juga... Maksudku, sulur ivy itu ternyata
kuat juga? Bukankah sulur tanaman seperti itu mudah putus jika ditarik
laki-laki dewasa?
“Kau hampir mencapainya.”
Victor-sama meraih peri itu.
Karena aku sudah melepas kain penutup mataku, pandanganku
saat ini menjadi sangat jelas. Aku bisa melihat seluruh detail tempat ini dan
aku juga bisa melihat ekspresi peri itu.
Apa dia sedang tertidur? Dia terlihat seperti peri kecil di
buku cerita yang pernah kubaca dulu.
Dia memiliki sayap tembus pandang dan telinga lancip.
Imutnya. Kuharap di Duelkiss juga ada peri seperti ini.
“Gotcha!”
Di saat yang sama, aliran air terjun itu menjadi lebih kuat,
rumput dan sulur yang memenuhi dindingnya juga mulai mengering. Beberapa saat
kemudian, dindingnya mulai runtuh.
Ups... Aku tahu ini pasti akan terjadi.
“Apa yang terjadi!?”
Sulur ivy yang dipegang Victor-sama langsung berubah warna
menjadi kecoklatan dan langsung putus begitu saja. Pangeran itu pun jatuh
dengan suara debuman keras tepat di depanku. Di tangannya terdapat peri kecil
yang masih tertidur lelap.
Bagaimana caranya dia bisa tetap tertidur seperti itu...?
Saat aku melihat peri itu dengan lebih seksama, kecantikannya menjadi lebih
jelas. Bulu matanya panjang dan kulitnya terlihat sangat halus. Peri itu pasti
akan membuat gadis-gadis berteriak karena rasa iri.
“Kenapa kau sangat tenang di situasi seperti ini!?”
Victor-sama baru saja jatuh dari tempat yang cukup tinggi,
tapi kenapa dia bisa tidak terluka sama sekali?
“Apa kau tahu caranya keluar dari tempat ini?”
Suara tidak sabaran Victor-sama terdengar jelas di
telingaku. Jalan yang kami lalui tadi sudah lenyap dan kami tidak bisa kembali
menyusurinya. Kurasa dinding di sana juga sudah runtuh.
Ini adalah situasi yang cukup berbahaya. Arus air di sini
menjadi semakin kuat dan jalan keluarnya tertutup rapat. Jika kami tidak segera
melakukan sesuatu, kami bisa tenggelam di sini.
“Kita harus segera keluar dari sini.”
“Itu yang kukatakan sejak tadi.”
Victor-sama menatapku dengan ekspresi datar.
Temukan caranya, aku. Ini mirip seperti escape game. Pasti
ada jalan keluar dari tempat ini.
Semua hehijauan yang ada di tempat ini sudah berubah menjadi
kecoklatan. Tempat yang tadinya indah kini menjadi terbengkalai. Aku akhirnya
ingat dengan sumber sihir yang ada di tempat ini.
Aku terdiam beberapa detik dan kemudian bertanya pada Victor-sama.
“... Apa aku boleh membangunkan peri itu?”
Chapter 251 Daftar Isi Chapter 253
Komentar
Posting Komentar