ORV CHAPTER 46. EPISODE 10 – FUTURE WAR (5)

 Disclaimer: Not mine

XXXX

Setelah keluar dari bioskop, aku langsung pergi ke stasiun Myeongdong bersama Lee Hyunsung dan Yoo Sangah. Stasiun Dongmyo memang penting, tapi ada yang harus kulakukan di Myeongdong terlebih dahulu.

Aku membunuh representatif Myeongdong dan berhasil mengambil bendera mereka, jadi aku harus segera ke sana untuk menempati stasiun kosong itu.

Lee Hyunsung berkata dengan nada khawatir.

“Apa tidak apa-apa jika hanya kita bertiga yang pergi?”

“Kita tidak akan bertarung di sana. Aku akan memutuskan apa yang akan kulakukan pada orang-orang yang tersisa di sana. Jika aku membiarkannya begitu saja, mereka akan segera mati.”

Para ‘penjelajah’ yang kehilangan kelompok akan menjadi mangsa bagi kelompok lain jika mereka tidak beruntung. Sama seperti anggota Aliansi Tuan Tanah yang meninggalkan stasiun Chungmuro.

Tapi, saat kami sampai di stasiun Myeongdong, kami melihat pemandangan yang tidak terduga. Orang-orang yang ada di stasiun Myeongdong sudah diserang oleh beberapa orang. Pemandangan di depan kami terlihat sangat mengerikan.

Aku melihat beberapa laki-laki yang berdiri di dekat stasiun Myeongdong. Mereka terlihat kaget dan langsung pergi kea rah stasiun Hoehyeong. Mengejar mereka akan sulit karena mereka membawa sepeda motor.

Aku langsung tahu apa yang terjadi, tapi ada lebih dari dua hal yang terasa aneh.

Lee Hyunsung bertanya, “Siapa orang-orang itu? Apa yang terjadi?”

“Aku tidak tahu.”

“Bahkan Dokja-ssi tidak tahu soal ini…”

Lee Hyunsung menelan ludahnya dengan wajah gugup. Untungnya tempat bendera Myeongdong masih kosong.

[Saat ini tidak ada kelompok yang menempati stasiun Myeongdong.]

[Apa kau yakin ingin menempati stasiun ini?]

Aku menancapkan benderaku ke tempat bendera dan kemudian menariknya lagi. Beberapa saat kemudian, sebuah bendera yang sama dengan benderaku muncul di tempat bendera itu.

[kau berhasil menempati stasiun Myeongdong.]

[Stasiun yang telah ditempati tidak akan bisa diambil darimu kecuali ‘bendera utama’ telah direbut.]

[Stasiun yang saat ini ditempati: Chungmuro (markas utama), Myeongdong.]

[Jumlah poin dari bendera merah telah meningkat.]

Warna bendera merahku menjadi lebih gelap.

[Pengaruhmu telah meningkat setelah berhasil mendapatkan stasiun baru.]

[Hidden scenario telah muncul.]

[The King’s Road telah dimulai!]

+

[Hidden scenario – King’s Road

Kategori: Tersembunyi

Tingkat kesulitan: A

Syarat selesai: Mengambil alih minimal 10 stasiun dalam batas waktu tertentu.

Batas waktu: 10 hari.

Hadiah: Atribut ‘raja’

Gagal: Jika kau tidak bisa mengambil minimal 1 stasiun per hari, kau dan anggota kelompokmu akan mati.]

+

Akhirnya aku sampai di hidden scenario yang mengerikan ini. Saat aku sudah memulai quest ini, aku tidak bisa kembali lagi. Hanya ada dua pilihan bagi orang-orang yang memiliki takdir sebagai raja.

Kau berhasil menjadi salah satu raja, atau mati.

[Kandidat raja yang baru mulai menapaki jalan kekuasaannya!]

Mulai sekarang, ini adalah pertarungan skala besar yang memperebutkan bendera tiap stasiun.

XXX

Aku kembali ke stasiun Chungmuro, mengumpulkan anggota dan memberitahu mereka soal hidden scenario itu. Jung Heewon kelihatan tertarik sedangkan Lee Hyunsung terlihat bingung. Yoo Sangah terlihat was-was seperti biasa.

“Kedengarannya itu skenario yang sulit… Dokja-ssi, apa kita akan baik-baik saja?”

“Tidak apa-apa.”

Entah itu malaikat atau orang bodoh,,, di situasi seperti ini mereka pasti lebih merasa khawatir daripada iri karena aku mendapatkan hidden scenario ini.

Lee Hyunsung berkata, “Aku lega karena Dokja-ssi yang menjadi kandidat rajanya.”

“Terima kasih.”

“Kalau begitu, apa aku harus memanggilmu yang mulia?”

Jung Heewon yang tersentuh dengan kata-kata serius Lee Hyunsung menepuk kepalaku.

“Aku tidak mau dipanggil seperti itu.”

“Yang mulia, berdasarkan isi hidden scenario ini, bukannya kita harus merebut stasiun baru secepatnya? Kau harus memikirkan kehidupan orang-orang yang melayanimu.” Ucap Jung Heewon dengan nada sarkas.

Aku menganggukkan kepalaku.

“Kurasa kita harus mencaritahu soal orang-orang yang menyerang kita. Aku akan langsung pergi ke Dongmyo. Jung Heewon-ssi dan Lee Hyunsung-ssi, apa kalian mau ikut denganku?”

Yoo Sangah mengangkat tangannya dan berkata.

“Kalau begitu, aku…”

“Yoo Sangah-ssi akan berjaga di sini.”

“Ah, benar juga… kalau begitu…”

Aku mendengarkan suara Yoo Sangah yang terdengar sedih. Mungkin dia berpikir jika dirinya tidak berguna.

Kerusakan yang ditimbulkan Yoo Sangah tidak sebesar Jung Heewon dan fisiknya juga tidak sekuat Lee Hyunsung. Dan lagi, dia tidak punya kartu as kuat seperti Lee Gilyoung.

“Yoo Sangah-ssi.”

“… Ya?”

Semua ‘kemampuan’ yang dia dapatkan di dunia yang dulu menjadi tidak berguna di dunia ini. Padahal dia tidak perlu merasa seperti itu. Saat ini, inferiority complexnya lah yang membuatnya melemah.

“Yoo Sangah, semua orang tidak bisa melakukan hal yang sama.”

“Ya. Aku sudah paham soal itu.” ucap Yoo Sangah sambil tersenyum tipis.

Aku berkata dengan sangat hati-hati agar dia tidak merasa ditegur. “Apa kau ingat kata pertama yang kau ucapkan di dalam kereta saat itu? Dokja selalu hidup sebagai pembaca, karena itu aku akan…”

“Aku akan memiliki hidup seperti gading. Ya, aku ingat. Aku menulisnya di notepad smartphoneku.”

Kenapa kau kelihatan bangga? Yang pasti aku tidak membencinya. Aku melanjutkan ucapanku.

“Yoo Sangah-ssi punya sesuatu yang harus dilakukan di tempat ini. Aku tidak bisa membiarkan Gilyoung sendirian. Aku juga butuh seseorang yang bisa mengawasi Gong Pildu dan semua anggota kelompok yang lain.”

Yoo Sangah membelalakkan matanya.

“Lagiula serangan dari Hoehyeon juga harus diwaspadai. Mereka mungkin akan menyerang saat kami tidak ada di tempat. Gong Pildu memang berjaga di sini, tapi mungkin dia akan membutuhkan Binding Thread milikmu.”

“Bi-bisakah aku melakukannya dengan baik…?”

Yoo Sangah berkata dengan suara yang sangat pelan seakan dia sudah kehilangan semua kepercayaan dirinya.

“Baiklah, semuanya. Kalau begitu… aku akan memberikan pekerjaan berat pada Yoo Sangah-ssi. Bagaimana pendapat kalian?”

Lee Hyunsung dan Jung Heewon berpikir selama beberapa detik dan kemudian menganggukkan kepala.

“Oke. Aku bisa mempercayai Yoo Sangah-ssi.”

“Raja… jika kau memang ingin melakukannya, lakukan saja…”

Aku melirik Jung Heewon dengan mata yang sedikit menyipit. Apa dia pikir situasi saat ini itu menyenangkan?

[Kau menggunakan hak istimewa yang dimiliki representatif.]

[Representatif stasiun Chungmuro, Kim Dokja meminjamkan sebagian autoritasnya pada anggota kelompok ‘Yoo Sangah’.]

[Anggota kelompok ‘Yoo Sangah’ telah resmi menjadi wakil representatif dari stasiun Chungmuro.]

[Di masa depan, anggota kelompok ‘Yoo Sangah’ bisa memberikan hukuman atas nama representatif.]

Yoo Sangah menatapku dengan mata terbelalak. Dia terlihat ketakutan.

“Me-memberi… memberi posisi seperti ini padaku…”

“Aku akan mempercayakannya pada Yoo Sangah-ssi.”

Aku serius. Sekali lagi, semua orang memiliki perannya masing-masing. Berdasarkan semua yang kuingat hingga saat ini, Yoo Sangah sangat cocok untuk peran seperti ini.

Yoo Sangah adalah pegawai terbaik dari bagian human resources, bukan orang lain.

“Um… Aku akan melakukan yang terbaik.”

Yoo Sangah membungkukkan kepalanya selama beberapa detik dan kemudian kembali menatapku. Aku bisa melihat air mata mulai menggenang di kelopak matanya.

XXX

Kami langsung bergegas pergi melalui terowongan yang ada di bagian timur.

Kami harus melewati 3 pemberhentian sebelum sampai di Dongmyo. Kami pergi ke sana sambil membawa Kang Ilhun yang tidak sadarkan diri. Jujur saja, membawa laki-laki ini bersama kami adalah beban yang cukup berat, tapi aku membutuhkannya untuk mengidentifikasi beberapa wajah di sana. Saat aku menatap ke arah Chungmuro, aku bisa mendengar suara Yoo Sangah.

“Semuanya, tolong berkumpul!”

Seperti yang kuduga, Yoo Sangah bekerja lebih baik di balik layar. Dia sudah mengatur peran orang-orang itu dan memberi mereka perintah yang tepat. Wanita itu segera membentuk pusat pertahanan dan menempatkan beberapa orang di bagian-bagian yang berbeda. Beberapa anggota Aliansi Tuan Tanah sudah bilang jika mereka tidak mau menuruti Yoo Sangah, tapi…

[Wakil stasiun Chungmuro, Yoo Sangah memberikan hukuman pada beberapa anggota kelompok.]

Aku bisa mendengar erangan beberapa orang dari jarak ini.

… Apa ini tidak apa-apa? Kurasa pada akhirnya semuanya pasti akan baik-baik saja.

Jung Heewon menatapku dan berkata, “Kerja bagus. Kurasa Yoo Sangah sedang depresi belakangan ini.”

“Aku tidak memilih Yoo Sangah-ssi karena emosinya semata. Kupikir Yoo Sangah-ssi akan melakukannya dengan baik.”

“… Ah, begitukah? Kalau begitu beritahu aku, posisi apa yang cocok denganku?”

“Bagaimana kalau algojo?”

“… Lupakan saja.”

Jung Heewon menggerutu dan memalingkan wajahnya. Guyonannya bagus juga.

“Tapi gangster yang ada di atap itu… apa tidak apa-apa kalau kita meninggalkannya di sana?”

“Oh, maksudmu Yoo Joonghyuk?”

“Kurasa memang itu namanya.”

“Kurasa dia akan baik-baik saja.”

“Sepertinya kau sangat mengenalnya. Apa hubungan kalian berdua?”

“Itu…” aku memutar otakku dan kemudian bertanya balik, “Heewon-ssi, apa kau punya adik?”

“…? Ya. Kenapa?”

“Adik laki-laki atau perempuan?”

“Laki-laki.”

“Berapa usianya?”

“Dia setahun lebih muda dariku.”

“Bagaimana rasanya punya adik laki-laki?”

“Menyebalkan. Dia selalu membantah kata-katakuku dan aku harus mengantarkannya ke sekolah tiap hari…”

Jung Heewon terdiam saat dia sadar sedang mengeluhkan adik kandungnya sendiri. Dia menatap ke depan seakan sedang mengingat sesuatu, lalu aku bertanya sekali lagi.

“Sekarang kau pasti mengkhawatirkannya, iya kan?”

“Yah… kami kan keluarga.”

“Situasiku mirip dengan itu.”

“Dokja-ssi juga punya adik laki-laki?”

“Tidak. Aku sedang membicarakan Yoo Joonghyuk.”

“Ah…” Jung Heewon menganggukkan kepala ke arahku. “Kalau begitu, apa kau menyukainya? Atau malah membencinya?”

“Aku membencinya. Aku bertarung dengan banyak orang gara-gara dia.”

Aku bukan satu-satunya pembaca novel Cara Bertahan Hidup. Ada banyak orang yang mengikuti novel ini hingga chapter 10. Lalu saat cerita mencapai chapter 50, hanya ada 12 orang yang membacanya.

Ada orang yang suka pada Kim Namwoon… dan aku berdebat dengannya. Apakah orang yang dulu berdebat dengannya diinternet masih hidup saat ini? Mungkin merekalah orang-orang yang sedang kucari sekarang.

“Kalian berdua, sepertinya kalian berdua sudah menjadi lebih dekat.”

Lee Hyunsung menyela pembicaraanku dengan Jung Heewon. Saat itulah aku baru sadar jika jarak kami berdua bisa dibilang sangat dekat.

Jung Heewon tersenyum saat mendengar kata-kata Lee Hyunsung.

“Kenapa memangnya? Paman tentara, apa kau iri?”

“Hmm… Bukan begitu…”

Oh, benar juga. Bukannya Lee Hyunsung langsung bergabung dengan tentara setelah lulus dari SMA? Aku merasa kasihan saat memikirkan setting cerita laki-laki ini.

“Sepertinya kita sudah sampai di stasiun Dongdaemun History and Culture Park.”

Dari sini kami bisa melihat pintu masuk stasiun Dongdaemun History and Culture Park yang ada di kejauhan.

Kami berjalan melewati terowongan dengan berhati-hati dan melihat keadaan sekitar, berhati-hati pada keberadaan pasukan yang mungkin melakukan serangan mendadak pada kami. Tapi kekhawatiran kami sama sekali tidak berguna. Jung heewon pun bergumam.

“Aneh. Tidak ada penjaga di sini.”

Tidak adanya penjaga selama permainan bendera ini berjalan memiliki arti jika stasiun ini sudah ditempati oleh kelompok lain. Saat kami sudah memastikan hal ini, kami langsung pergi ke tempat bendera.

[Stasiun ini telah ditempati oleh ‘Stasiun Dongmyo’.]

[Jika kau ingin menempati stasiun ini, rebut bendera stasiun Dongmyo dan rebut tempat benderanya.]

Sudah kuduga.

Tubuh Kang Ilhun mulai menggeliat. Beberapa saat kemudian, tubuhnya mulai kejang-kejang dan kondisinya menjadi semakin aneh. Aku mengendorkan ikatan yang ada di mulutnya.

“Ti-tidak…!”

“… Kenapa dia tiba-tiba jadi seperti ini?”

“Dongdaemun… stasiun Dongdaemun…!”

Air liur mulai keluar dari mulut Kang Ilhun dan dia juga mulai mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Aku merasa ada yang aneh dan kemudian meletakkan tanganku di bahunya.

Kemudian…

[Karakter ‘Kang Ilhun’ telah menjadi penjelajah.]

Itu adalah bukti jika hubungan Kang Ilhun dan stasiun ‘Dongdaemun’ telah berubah. Jung Heewon bertanya, “Apa yang terjadi?”

“Sepertinya stasiun Dongdaemun sudah direbut.”

“… Huh?”

Semuanya menjadi jelas sekarang. Ya. Orang-orang yang membocorkan informasi ini sudah memikirkan hal ini sejak awal.

“… Jebakan ganda.”

Mereka merayu kelompok Myeongdong dan Dongdaemun untuk menyerang Chungmuro karena mereka tahu jika kedua kelompok itu akan mati di sana. Saat pasukan utama mereka pergi, orang-orang itu akan mengambil Myeongdong dan Dongdaemun untuk mereka sendiri. Orang-orang yang tidak dikenal dari stasiun Myeongdong mungkin juga bagian dari mereka.

Tapi… kenapa mereka tahu jika kelompok Myeongdong dan Dongdaemun tidak akan bisa menang dari Chungmuro? Mereka tidak tahu soal keberadaanku… dan representatif dari stasiun Chungmuro di regresi ketiga adalah…

… Ah, benar juga. Orang sialan itu. Apa dia yang mereka incar?

Aku yakin sekarang. Kelompok Prophet yang menciptakan rencana ini pasti…

Tiba-tiba Lee Hyunsung berkata.

“Ada yang datang.”

Sekelompok orang berjalan ke arah stasiun Dongdaemun ini. Sekilas, kami bisa tahu jika orang-orang yang sedang berjalan itu memiliki senjata yang lumayan bagus.

Item yang mereka bawa sepertinya adalah item grade C ke atas. Di saat-saat seperti ini, tidak mudah mendapatkan senjata dengan grade seperti itu… sepertinya mereka cukup kuat.

Orang yang berdiri di depan membuka mulutnya. Laki-laki itu punya tubuh ramping dan menggunakan berbagai macam item di lengan dan lehernya.

“Eh, Kang Ilhun-ssi? Ya ampun, kau malah membawa sampah tidak berharga kepadaku.”

Tubuh Kang Ilhun bergetar dengan hebat dan kemudian dia pingsan dengan busa memenuhi mulutnya. Aku mulai berpikir… apa dia orang yang sedang kucari?

[Skill eksklusif Character List diaktifkan.]

Beberapa saat kemudian, pesan yang menakjubkan muncul di depanku.

[Informasi mengenai orang ini tidak bisa dibaca dalam Character List.]

[Orang ini tidak terdaftar dalam Character List.]

Lihat ini.

Laki-laki itu menatap kami dan bertanya, “Apa kalian akan memperkenalkan diri? Ataukah…”

Orang-orang yang ada di belakangnya mulai menyiapkan senjata mereka.

“Aku pun berkata, “Kami dari stasiun Chungmuro.”

“Chungmuro?”

Sedetik kemudian, ada pesan baru yang muncul di depanku.

[Seseorang sedang menggunakan atribut Explore kepadamu.]

[Skill eksklusif Fourth Wall membatalkan atribut Explore!]

Laki-laki itu terlihat sangat terkejut. Dia merasa ragu dan kemudian bertanya padaku.

“… Maaf, siapa namamu?”

Aku menatap Jung Heewon dan Lee Hyunsung. Setelah itu aku tersenyum dan berkata dengan nada terdingin dan terberatku.

“Namaku Yoo Joonghyuk.”


Chapter 45     Daftar Isi     Chapter 47


Komentar

Postingan Populer