XXX Holic MOVIE: Manatsu no Yoru no Yume

Bagi yang berlum tahu, meski ada kata XXX di judulnya, anime ini sama sekali tidak ada unsur +18, OKE.

Sebagai perkenalan, XXX Holic adalah manga karya CLAMP yang juga menelurkan beberapa judul besar kayak Card Captor Sakura dan Tsubasa Reservoir Chronicle.

Spoiler ringan bagi yang belum pernah baca manga ini, XXX Holic dan Tsubasa Reservoir Chronicle terjadi di waktu yang sama karena penyihir yang muncul di TRC adalah Yuuko-san yang ada di XXX Holic.

Manatsu no Yoru no Yume pertama kali tayang tahun 2005 dan diproduksi oleh studio Production I.G serta berhasil meraih skor 7,97 di myanimelist.

Buat yang belum pernah nonton, tulisan ini akan jadi spoiler besar.


Sinopsis cerita

Suatu hari toko Yuuko-san kedatangan seorang wanita muda berambut pendek yang ingin agar keinginannya dikabulkan. Setelah Yuuko-san bertanya wanita itu menjawab jika dia ingin pulang ke rumahnya, tapi sayang dia tidak bisa masuk ke dalam rumah itu meski dia memiliki kuncinya. Watanuki Kimihiro, yang saat itu sedang bertugas sebagai pembantu rumah tangga merasa heran saat mendengarnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Esok harinya atau mungkin beberapa hari setelahnya, Yuuko-san mengajak Watanuki untuk mengunjungi wumah wanita itu. Yuuko-san juga mengajak Doumeki Shizuka ikut serta, alasannya agar pemuda itu menemani Watanuki saat Yuuko-san melakukan pekerjaannya. Watanuki yang tidak diberitahu sejak awal pun mencak-mencak, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa soal itu.

Sesampainya di kediaman si wanita, mereka bertiga melihat sebuah bangunan yang sangat besar. Kalau boleh dikata, dibandingkan rumah, bangunan yang ada di depan mereka lebih mirip kastil yang sangat besar. Mereka bertiga akhirnya sampai di depan pintu, anehnya mereka bisa masuk dengan mudah bahkan tanpa kunci milik si wanita.

Watanuki menjadi semakin heran dan bingung, tapi Doumeki hanya berseloroh jika hanya wanita itu yang tidak bisa masuk dan hal itu tidak berpengaruh pada mereka.

Sesampainya di dalam rumah, mereka disambut beberapa anak tangga yang mengarah ke beberapa penjuru rumah. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja dengan kertas di atasnya. Yuuko-san membukanya dan di sana tertulis jika mereka hanya perlu berjalan lurus ke arah lorong yang ada di depan mereka dan membuka pintu yang ada di ujungnya.

Yuuko-san dkk pun menuruti pesan itu dan sampai di ujung lorong. Doumeki pun langsung membuka pintu yang ada di ujung, tapi anehnya hanya ada tembok di belakang pintu itu. Yuuko-san akhirnya menyuruh Watanuki untuk membuka pintu itu sekali lagi, dan anehnya setelah pemuda berkaca mata itu yang membukanya, dinding yang tadi menghalangi pintu digantikan oleh sebuah ruang tamu yang berisi beberapa orang.

Watanuki merasa tidak nyaman dan bertanya pada Yuuko-san siapa orang-orang yang ada di ruangan itu. Yuuko-san hanya menjawab jika Watanuki hanya perlu bertanya pada mereka.

Sebelum Watanuki bertanya pada mereka, salah satu tamu mulai bertanya pada Watanuki dan Yuuko-san. Dia memiliki tubuh gendut dan mengenakan setelan jas formal, laki-laki itu bertanya apa yang dikoleksi oleh mereka bertiga (Doumeki juga ikut ditanyai) sampai bisa dipanggil ke rumah itu. Yuuko-san tidak mengatakan apa-apa, Watanuki yang bingung pun asal menjawab jika Yuuko-san suka mengoleksi boneka binatang, Doumeki hobi mengumpulkan perangko, dan dia sendiri hobi mengumpulkan stamp supermarket.

Jawaban Watanuki membuat laki-laki gendut dan temannya tertawa keras. Mereka pun menjelaskan jika semua orang yang ada di ruangan ini adalah seorang kolektor. Mereka juga mengatakan jika mereka datang ke rumah ini karena si pemilik berkata jika dia bisa melengkapi koleksi mereka, karena itu mereka memanggil si pemilik dengan sebutan 'tukang lelang misterius'.

Doumeki yang tidak begitu mengikuti penbicaraan pun memilih untuk mengamati seluruh ruangan itu. Pandangannya tertuju pada sebuah lukisan besar di dinding ruangan. Saat Doumeki memperhatikannya dengan seksama, pemuda itu merasa ada sesuatu yang aneh dengan lukisan itu, tapi dia tidak tahu apa itu.

Di lain pihak, para kolektor saling bertukar pujian (baca: sakrasme), sontak ruangan dipenuhi dengan asap hitam yang membuat Watanuki mual parah. Saat dia bertanya pada Yuuko-san, wanita itu hanya menjawab jika asap itu adalah rasa bangga, sombong, dan iri yang dimiliki oleh para kolektor. Watanuki yang tidak kuat lagi pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.

Perjalanan Watanuki ke kamar mandi tidak semulus kulit slime Rimuru. Dia harus mendaki gunung dan melewati lembah. Setelah puas mengeluarkan isi perut Watanuki tiba-tiba kejatuhan sebuah kertas yang berisi pesan jika makan malam akan segera siap. Watanuki akhirnya merasa yakin jika ada orang lain yang memperhatikan mereka dari suatu tempat.

Watanuki pun berjalan menuju ruang makan yang ditunjuk. Saat dia melewati sebuah lorong panjang, dia dekejutkan oleh sebuah sosok besar yang menabrakkan diri ke jendela kertas yang ada di sampingnya. Watanuki merasa sangat kaget dan langsung berlari ke arah ruang makan tempat semua tamu berkumpul.

Sesampainya di ruang makan, Watanuki langsung menghampiri Yuuko-san dan Doumeki dan memakan makanan yang sudah disiapkan. Beberapa saat kemudian setelah semua makanan habis, para tamu pun kembali menuju ruang tamu. Watanuki yang keluar belakangan pun melihat salah seorang tamu mengantongi sebuah sendok yang belum terpakai.

Sesampainya di ruang tamu, mereka semua bersantai. Tiba-tiba salah satu dari mereka menyadari jika ada seseorang yang menghilang, orang itu adalah orang yang mengambil sendok di ruang makan. Beberapa orang lainnya berpendapat jika laki-laki kurus berambut putih itu (yang nyolong sendok) sedang ke kamar mandi dan belum kembali, tapi saat dia tidak muncul-muncul mereka pun memilih melakukan kegiatan mereka masing-masing. Tidak lama kemudian, sebuah kertas jatuh di atas Yuuko-san. Isi dari kertas itu adalah pemberitahuan jika kamar mereka sudah disiapkan. Yuuko-san menyuruh Watanuki dan Doumeki untuk segera pergi tidur dan berkata jika dia akan nongkrong di ruang tamu agak lama lagi. 2 siswa SMA itu pun menurut dan pergi ke kamar yang sudah disediakan.

Watanuki masih merasa was-was dan tidak bisa tidur. Tapi, saat dia menjulurkan tangannya di bawah bantal dia mendapati sebuah kertas di sana. pesannya, Watanuki tidak perlu khawatir karena kamar mereka aman hingga esok hari. Kertas itu juga berisi pesan jika Watanuki tidak boleh keluar kamar hingga waktu yang ditentukan.

Watanuki pun tidur, Doumeki yang jadi teman sekamarnya sudah pergi ke alam mimpi sejak tadi. Beberapa jam kemudian Watanuki terbangun. Dia merasa sangat kaget karena tiba-tiba ranjang tempat Doumeki tidur menghilang dan digantikan oleh sebuah dnding. Watanuki mencoba tenang, tapi dia gagal melakukannya karena sesosok 'roh' gadis kecil tiba-tiba menggedor jendelanya.

Watanuki ketakutan saat melihatnya dan ingin langsung keluar untuk mencari Doumeki dan Yuuko-san, tapi dia ingat pesan jika dia tidak boleh keluar dari kamar. Watanuki pun masa bodoh dengan pesan tersebut dan keluar dari kamarnya (untuk kabur dari 'roh' gadis kecil di jendelanya).

Watanuki terus berjalan hingga akhirnya dia mencapai sebuah ruangan yang mirip dengan tower yang memiliki banyak pintu. Watanuki mencoba masuk ke salah satu pintu itu dan menekukan sebuah ruangan yang penuh dengan 'koleksi'. Saat sedang mengamati isi ruangan itu dia dikagetkan oleh panggilan Doumeki (yang ternyata juga sedang mencarinya). Di ruangan pertama ada antena kupu-kupu, di ruangan kedua ada berbagai macam pagar berduri, di ruangan ketiga ada banyak choker yang memenuhi ruangan, dan seterusnya. Setelah memasuki beberapa ruangan lain mereka akhirnya sampai di sebuah ruangan yang penuh dengan sendok. Mereka berdua berjalan melihat-lihat dan Watanuki mengenali salah satu sendok yang terpajang di sana. Mereka terus berjalan hingga ke ujung ruangan dan melihat foto kolektor kurus berambut putih yang tadi menghilang.

Tiba-tiba Watanuki dan Doumeki bertemu dengan kolektor gendut dan temannya. Dua orang itu langsung berdebat dan bergegas keluar dari ruangan itu untuk mencari sesuatu. Beberapa saat kemudian mereka semua mendengar suara sirine yang keras, Watanuki dan Doumeki segera kembali di lantai dasar tower yang dihiasi dengan sebuah panggung berisi banyak patung manusia.

Panggung itu mulai berputar dan mengeluarkan banyak kertas yang bertuliskan jika mereka berempat (Watanuki, Doumeki, dan 2 kolektor) harus mengikuti game yang dibuat oleh si pemilik rumah (mungkin) karena sudah keluar dari kamar sebelum waktu yang ditentukan. Setelah game di mulai, tiba-tiba mereka sampai di sebuah ruangan kosong dan atap ruangan itu mulai turun. Untung saja Watanuki dan Doumeki berhasil selamat setelah masuk ke dalam ruangan yang pintunya dihiasi simbol yang sama dengan kunci milik klien mereka.

Di sana Watanuki menemukan lukisan seorang gadis kecil yang sempat muncul di jendela kamarnya. Beberapa saat kemudian mereka berdua memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan melanjutkan game yang belum selesai.

Saat waktu permainan hampir habis, tiba-tiba Watanuki di dorong oleh sosok hantu anak kecil yang dia lihat di jendela kamarnya. Doumeki yang bermaksud menolong juga ikut terjatuh ke dalam lubang. Mereka terus jatuh dan jatuh hingga mencapai sebuah ruangan yang penuh dengan foto orang-orang. Di saat itulah mereka bertemu kembali dengan Yuuko-san dan juga si pemilik rumah.

Ternyata si pemilik rumah adalah seorang kolektor. Dia senang mengkoleksi para kolektor lain yang sesuai dengan standarnya,dan karena itu dia ingin menjadikan Yuuko-san sebagai salah satu koleksinya. Yuuko-san menolak kata-kata si pemilik rumah, dan pertarungan pun terjadi. Si pemilik rumah memanggil segala jenis monster yang ada di rumah itu untuk menyerang Watanuki dan Doumeki, sedangkan dia menyerang Yuuko-san secara langsung dengan asap hitam miliknya. Watanuki dan Doumeki berhasil kabur dari kejaran monster-monster itu, tapi Yuuko-san jatuh ke dalam jebakan si pemilik rumah dan berakhir menjadi sebuah 'foto' yang terpajang di dinding.

Si pemilik rumah kemudian mencoba membunuh Watanuki dan Doumeki, tapi sebelum dia bisa melakukannya, foto Yuuko-san mulai berbicara dan tiba-tiba dia memegang lukisan gadis kecil yang tadi ditemukan oleh Watanuki dan Doumeki.

Si pemilik rumah akhirnya sadar jika yang dia lakukan ini tidak benar, dan dia sudah menyalahi janjinya pada si gadis kecil yang ada dalam lukisan.

Perlahan, rumah besar itu mulai hancur. Yuuko-san  (yang sudah bebas) dkk langsung mencari pintu keluar.

Setelah berada di luar, Yuuko-san menghampiri seorang wanita tua yang mengenakan kursi roda, kemudian Yuuko-san memberikan kunci milik kliennya kepada wanita itu dan berkata jika dia sudah bisa memasuki rumahnya.

Wanita itu berterima kasih dan kemudian menghampiri si pemilik rumah. Mereka berbicara mengenai janji yang mereka buat di masa lalu dan kemudian mereka saling minta maaf. Setelah itu, si wanita menggunakan kunci miliknya untuk membuka pintu rumah (yang sekarang ukurannya lebih kecil dan lebih normal dari rumah yang ada di awal) dan masuk ke dalamnya bersama si pemilik rumah.

End.

Setelah kasus selesai, Yuuko-san pun mengajak 2 pemuda itu plus Himawari untuk nyantui di sebuah penginapan yang ebrada tidak jauh dari rumah tersebut.


Komentar

Postingan Populer