I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 58

 Disclaimer: I own nothing of this novel. All rights reserved for the author-sama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Anak itu tidak bisa menggunakan sihir lagi...

Saat aku berbaring di tempat tidur, aku terus menatap langit-langit. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.

Apa dia masih hidup? Jika dia seumuran dengan kakek Will, ada kemungkinan jika dia masih hidup. Kalau begitu, aku haus berrtemu dengannya. Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara mnemukannya.

Albert-oniisama... mungkin dia tidak tahu. Lagipula dia harus pergi sekolah besok jadi aku hanya bisa mencoba bertanya saat dia pulang sorenya. Lagipula kejadian itu pasti terjadi saat kakek Will masih muda, jadi sepertinya ayahanda adalah pilihan yang lebih tepat untuk kutanyai.

Tapi, meski sepertinya ayahanda tahu sesuatu, apa dia akan memberitahukannya dengan mudah kepadaku? Tidak perduli seberapa sayangnya dia kepadaku, aku punya perasaan jika mendapatkan informasi itu akan sangat sulit.

Yah tapi... tidak ada salahnya aku mencba. Aku akan bertanya pada ayahanda besok pagi.

Setelah selesai membuat rencana aku pun tidur dengan lelap.

XXX

"Alicia, bangun."

Aku langsung terbangun saat mendengar suara ayahanda, semua bekas kantukku hilang seketika.

Kenapa ayahanda membangunkanku pagi ini? Apa ada yang terjadi?

Aku langsung melompat dari tempat tidur dan mengganti bajuku sebelum keluar dari kamar.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Alicia, ada yang ingn kubicarakan denganmu." kata ayahanda dengan serius.

Ada apa ini? aku sama sekali tidak tahu.

Ayahanda berbalik dan berjalan tanpa mengatakan apa-apa karena itu aku hanya bisa diam dan mengikutinya dari belakang.

Kemana dia akan membawaku? Tunggu, yang lebih penting... apa ak melakkan sebuah kesalahan...? Apakah jalan-jalan malamku sudah ketahuan?

Sebelum aku bisa menemukan kesalahan apa yang mungkin sudah diketahui ayahanda, ia berhenti berjalan. Seperetinya dia membawaku ke tempat yang tidak pernah kumasuki selama ini: kantornya.

Karena ayahanda membawaku kemari... apa aku benar-benar sudah melakukan sebuah kesalahan?

Aku mengikuti ayahanda dari belakang dan ikut masuk ke dalam kantornya.

... Yang benar saja?? Yang mulia raja lagi?

Untung aku sudah membuat beberapa rencana jika hal ini terjadi lagi tapi...

Bahkan 5 kepala keluarga bangsawan utama juga ikut berkumpul di sini...

Beneran nih? Apa yang sudah kulakukan hingga mendapat perlakuan seperti ini?

Atau mungkin mereka hanya datang  karena ingin mencopot sihir kegelapan dari 5 sihir utama karena mengetahui jika fungsi utama sihir ini hanya untuk kecantikan?

Tapi jika itu masalahnya, kakak-kakakku harusnya juga ikut berada di sini.

"Halo lagi, Alicia."

"Halo yang mulia. Saya yakin anda sedang dalam keadaan sehat wal afiat hari ini." kataku sambil memberi hormat kepadanya.

Ada apa ini? Stress interview?

"Alicia, apa kau benar-benar bisa menggunakan sihir?"

"Ya."

Jadi ini masalah tentang diriku yang bisa menggunakan sihir. Padahal baru kemarin aku melakukannya di depan orang lain. Seberapa cepat jaringan informasi di negara ini?

"Bisakah kau menunjukkannya kepada kami?"

Aku langsung menjentikkan jariku setelah mendengar kata-kata yang mulia.

Dengan sihir pengumpul benda yang baru saja kupelajari, aku mengumpulkan semua buku yang ada di ruangan ini ke 1 titik. Satu persatu buku-buku tebal itu melayang di udara dan membentuk 1 tumpukan yang rapi.

Meskipun ruangan ini lumayan besar, ada banyak kertas yang berserakan di sana-sini. Saat yang mulia raja memintaku menggunakan sihir, aku sebenarnya merasa lega. Aku sama sekali tidak tahan dengan ketidak rapian dalam kantor ayahanda ini.

Setelah semua buku tertata dengan rapi, aku langsung merapikan kertas-kertas yang berserakan. Aku menumpuk kertas-kertas itu di atas tumpukan buku sehingga tingginya bertambah beberapa inchi. Dan untuk sentuhan terakhir dan sebagai pengaman, aku memastikan semua buku dan kertas tertata rapi agar bisa berdiri dengan stabil.

Baiklah! ini sudah sempurna!

"Semuanya tertata dengan sangat rapi."

"Benar. Semua ujung buku dan kertasnya tertata dengan rapi, tidak ada yang tertekuk."

"Saat kau baru saja belajar menggunakan sihir, seharusnya kau tidak bisa menata semua ini dengan sangat rapi!"

Johan-sama, Neville-sama, dan Derek-sama memberikan pendapat mereka pada hasil kerjaku.

Apa ini sebenarnya sebuah ujian?

"Ini..."

Yang mulia raja juga sepertinya tidak bisa mengatakan apa-apa saat melihat tumpukan buku yang baru saja kubuat.

"Terima kasih Alicia." kata ayahanda sambil tersenyum.

Ekspresi wajahnya mirip dengan ekspresi wajah Albert-oniisama saat dia tersenyum. Itu adalah senyum yang tidak berisi kebahagiaan dan menyimpan sejuta rahasia. Setelah itu mereka menyuruhku (dengan halus) untuk segera meninggalkan ruangan, jadi aku langsung keluar tanpa mengatakan apapun.

Meski hari masih pagi, aku bisa merasa sangat lelah dari segi emosi. Kurasa lebih baik aku mulai berlatih pedang untuk menjernihkan pikiranku.

Aku bisa mendengar Alan-oniisama dan Henry-oniisama yang sedang berlatih di halaman.

Dan saat itu aku langsung melupakan anak laki-laki yang kemarin malam diceritakan oleh kakek Will.




Komentar

Postingan Populer