I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 65

 Disclaimer: I own nothing.

___________________________________________________________________________________

"Jika ada yang bisa kami lakukan untukmu sebagai gantinya, kau bisa memintanya sekarang." kata Johan-sama saat aku akan berjalan keluar dari ruangan.

... Apa saja boleh?

Ah! Benar juga! Bagaimana mungkin aku bisa lupa?

"Tolong izinkan anak laki-laki bernama Gilles yang sekarang ada di desa Roana agar bisa mengikutiku ke akademi."

Semua orang yang ada di ruangan itu terlihat kaku saat mendengar permintaanku.

Oh, iya juga. Sepertinya mereka tidak tahu soal jalan-jalan malamku ke desa itu hingga saat ini...

"Desa Roana !?"

"Alicia! Kau pernah pergi ke sana!?"

Ayahanda, tolong jangan menunjukkan wajah menyeramkan seperti itu. Senyuman seperti itu sama sekali tidak cocok untukmu.

Dan lagi, kalian semua... jangan menatapku seperti itu. Kalian bertingkah seakan aku baru saja melakukan sebuah kejahatan yang tak termaafkan.

"Hanya di malam hari."

Aku tidak boleh merasa terintimidasi sekarang. Aku adalah wanita jahat.

"Kau pergi saat malam?"

"Ya, karena itu lebih aman."

"Kalau kau tahu hal itu, itu artinya kau pernah pergi ke sana saat siang hari."

Hm? Apakah aku sedang menggali kuburanku sendiri?

Tapi, mereka tidak punya alasan untuk marah. Lagipula tidak ada hukum yang melarang seseorang untuk pergi ke desa itu atau yang semacamnya.

"Ayahanda, aku tidak mengerti kenapa kau bersikap seperti ini." kataku sambil meluruskan punggungku. "Dan Gilles berhak untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelajaran di akademi. Meski dia baru 9 tahun, dia lebih cerdas dariku."

Itu benar. Gilles sangat cerdas. Sekalinya dia mempelajari sesuatu, dia tidak akan pernah melupakannya. Dan terlebih lagi, pemahaman dan pemikiran kritisnya sangat luar biasa. Tidak diragukan lagi, dia akan menjadi salah satu pemikir terhebat di masa depan.

"Apa kalian ingat saat saya berbicara dengan yang mulia raja terntang kondisi darurat di desa Roana ?"

"Aku masih ingat."

"Waktu itu, saya masih tidak tahu kebenaran kata-kata saya. Tentu saja saya tidak mengetahuinya, karena saya tidak pernah pergi ke sana sekalipun. Karena itu saya memutuskan untuk pergi dan melihat kondisi tempat itu dengan mata kepala saya sendiri."

Mata yang mulia raja melebar saat mendengarnya.

"Kenyataannya, kondisi tidak manusiawi di desa Roana berkali-kali lipat lebih parah daripada yang dituliskan di buku. Di sana mirip seperti neraka. Semua orang  terlihat sangat amat miskin dan menyedihkan sampai aku tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati."

Semua orang terdiam saat mendengar penjelasanku. Bahkan ayahanda tidak lagi terlihat marah.

"Dan Gilles, anak kecil yang orang tuanya sudah terbunuh pun kehilangan keinginan untuk hidup setelah merasakan keputus asaan seberat itu. Saat saya pertama kali melihatnya, dia terlihat seperti tumpukan kain usang yang sudah dibuang. Dia hanya anak kecil berusia 5 tahun yang lemah, tapi seorang laki-laki bertubuh kekar memukulinya dengan sebuah tongkat besi yang besar."

"Apa yang terjadi dengannya... setelah itu?" tanya Derek-sama dengan wajah sedih.

"Dia ada di ambang kematian, tapi dia berhasil bertahan. Di usia semuda itu, dia sudah mengalami hal yang sangat mengerikan. Dia pasti akan tumbuh menjadi seseorang yang bisa menahan beban negara ini di masa depan. Jadi tolong beri Gilles kesempatan. Biarkan dia keluar dari sana." aku memohon kepada yang mulia raja dengan nada memelas.

"Saya sudah menjanjikan ini kepadanya. Saya bilang jika saya akan membawanya ke tempat di mana dia bisa merasakan hangatnya cahaya matahari, dan saya pasti akan melakukannya.

Dan aku tidak boleh gagal di sini. Gagal memenuhi janji akan membuatku terdiskualifikasi menjadi seorang wanita jahat.

Dengan alis yang mengkerut, yang mulia raja berkata.

"Bagaimana jika kau menjadikan Gilles sebagai asistenmu selama berada di akademi?"

"Itu juga tidak apa-apa." jawabku cepat.

"Aku akan mencoba semampuku."

"Terima kasih." kataku sambil membungkukkan badan.

Apa aku juga harus melakukan hal yang sama untuk kakek Will...

Tapi, apakah dia ingin keluar? Lain kali aku akan menanyakan ini kepadanya.

"Alicia, kapan dan bagaimana kau bisa pergi ke desa itu!?" tanya ayahanda dengan ekspresi aneh di wajahnya.

Mungkin lebih baik aku tidak mengatakan detail soal itu kepada ayahanda.

"Rahasia." kataku sambil tersenyum manis.

Ayahanda melihatku dengan tidak puas. Dan saat aku melihat wajahnya, aku merasa seperti melupakan sesuatu.

Oh,iya! aku masih belum bertanya soal itu. Karena aku akan memasuki akademi sihir pasti tidak apa-apa jika aku menanyakannya kan?

"Ayahanda, bisa aku bertanya sesuatu?"

"Apa itu?"

"Kenapa kau tidak memperbolehkanku mengambil ujian berpedang?"

Bahu ayahanda menjadi kaku saat mendengarnya, tapi beberapa detik kemudian dia kembali rileks dan tersenyum lembut ke arahku.

Lihat? Aku tahu dia lebih cocok dengan wajah seperti ini daripada yang tadi.

"Itu karena kau terlalu menakjubkan, Ali."

... Rasanya, aku tidak bisa menerima itu sebagai sebuah alasan. Tapi karena dia sudah memujiku, kurasa aku bisa membiarkan yang satu ini.




Komentar

Postingan Populer