I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 45

 Disclaimer sekali lagi setelah puluhan chapter: Cerita ini bukan punya saya, dan terjemahan ini hanya untuk suka-suka. 

~~~~~~~~~~~~~~~

Saat aku mengunjungi rumah kakek Will, aku bisa melihat Gilles yang sedang berdiri di pojok ruangan.

Aku merasa lega saat melihatnya sudah terlihat lebih sehat dari sebelumnya. Kulihat dia sudah tidak merasa kesakitan lagi.

"Apa yang kau lakukan di sana?" tanyaku pada Gilles yang malah memalingkan mukanya dariku.

Dia memiliki rambut berantakan yang berwarna coklat dan mata abu-abu. Meskipun warna matanya sangat indah, tapi keindahannya itu terasa kurang karena tatapannya terlihat kosong. Dia terlihat seperti sedang tenggelam di dasar jurang keputus asaan.

"Namaku Alicia." kataku, tapi dia sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Dia hanya menatapku dengan mata kosong.

Apa yang terjadi? Apa dia sedang dalam masa memberontak?

Apakah anak 6 tahun sudah bisa mengalami masa pemberontakan seperti anak remaja pada umumnya?

"Dia sudah menutup hatinya sendiri."

"Bahkan kepadamu, kakek Will?"

"Tidak. Dia tidak seperti ini saat sendirian bersamaku..."

Baiklah. Apapun yang terjadi, aku akan membuatnya membuka diri kepadaku. Seorang wanita jahat tidak boleh kalah dari anak biasa seperti Gilles.

"Gilles takut pada orang." kata kakek Will kepadaku.

Yah, itu masuk akal. Sebaliknya, akan aneh jika dia tidak merasa takut setelah mengalami kejadian menakutkan seperti itu.

Meskipun ada banyak sekali orang yang dipukul dan memukul orang lain, mereka semua berpura-pura tidak melihatnya.. karena mereka sendiri juga lemah dan merasa sangat ketakutan.

Dan hanya orang yang tidak memiliki kepercayaan diri lah yang berani menyiksa orang yang lebih lemah darinya.

Seorang wanita jahat yang sesungguhnya tidak akan melakukan kejahatan yang tidak bermutu seperti itu.

"Jika kau mencoba berbicara kepadanya, Alicia... aku yakin dia akan membuka hatinya kepadamu."

Meskipun kata-kata kakek Will sama sekali tidak memiliki dasar, kata-kata itu masih membuatku merasa lebih percaya diri.

Tapi aku bukan saintess. Aku tidak tahu bagaimana cara memberikan harapan dan kebaikan untuk orang lain. Lagipula aku sangat membenci lip service yang terdengar hipokrit. Jadi aku merasa kesusahan saat mendengar kata kakek Will.

Tunggu, jika Liz-san bisa melakukan ini, aku juga harus bisa melakukan yang lebih baik lagi agar aku bisa membully Liz-san nanti. Aku tidak boleh membiarkan diriku berada di bawah heroine!

Aku menepuk pipiku, dan mulai memfokuskan pikiranku.

Aku akan menggunakan semua keahlian wanita jahatku untuk menyelesaikan misi ini.

"Dengar, Gilles. Kau berpikir jika orang lain itu menakutkan?  Jangan membuatku tertawa. Kalau begitu, kenapa kau belum mati?"

Gilles tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapku dengan tatapan kosong.

"Jadi orang-orang itu menakutkan. Kau tidak ingin berhubungan dengan mereka. Kalau begitu, lebih baik kau mati saja kan? Dunia ini penuh dengan manusia. Mereka ada di mana-mana. Tapi apa yang bisa kau lakukan soal itu? Hidup bersembunyi dan menggulung dirimu di sudut ruangan ini selamanya?"

Ayo. Marahlah kepadaku. Jangan melihatku dengan mata ikan mati seperti itu.

"Kau mungkin bisa mengalami hal yang lebih mudah dari ini. Kau sudah dalam kondisi hampir mati. Demammu sangat tinggi dan darah mengucur deras dari kepalamu. Kau bahkan tidak akan bisa bertahan hidup jika kau tidak mau. Kau menginginkannya, membutuhkannya. Yah, memang aku yang memberimu obat. Tapi aku hanya menginginkan kepuasan untuk diriku sendiri. Kau lah yang memilih untuk menelannya. Kau yang meraih pertolongan itu dan berusaha keras untuk tetap bernafas."

Sedikit emosi mulai muncul di matanya, dan sepertinya dia juga mulai mengarahkan tatapannya ke arahku.

Sepertinya aku sangat ahli dalam membuat orang lain marah.

"Kau berusaha lagi dan lagi hingga kau akhirnya kembali dari jurang kematian. Tapi sekarang kau malah ingin kabur dari semua ini? meskipun KAU sendiri yang memilih untuk bertahan hidup?"

"Tidak..." gumam Gilles dengan suara pelan.

Aku berhasil!! Dia akhirnya berbicara! Aku berharap Liz-san ada di sini. Aku bisa menyombongkan ini kepadanya.

"Tidak? Kau berhasil menipuku, kalau begitu."

"Apa yang kau tahu !? Kau hanya seorang BANGSAWAN..." umpat Gilles sambil menatapku tajam. Matanya penuh dengan kemarahan yang membakar dan keinginannya untuk bertahan hidup.

"Tidak. Aku tidak tahu apa-apa~~. Kau tahu kenapa? Itu karena dunia tempat kita hidup BENAR-BENAR BERBEDA~~." Aku mencoba menghinanya dengan nada bersenandung.

Dan saat ini Gilles menatapku seakan dia ingin membunuhku.

"Tapi aku memang menyelamatkan nyawamu. Itu artinya aku bertanggung jawab atas dirimu sekarang."

"Apa?"

"Tapi, mungkin aku sudah membuat kesalahan. Mungkin kau MEMANG ingin mati... jika begitu aku sudah membuat kesalahan karena sudah menyelamatkanmu. Kau hanya perlu mengatakannya, dan aku akan membunuhmu sekarang juga... itu jika kau mau." kataku sambil menatap Gilles dengan mata yang terlihat menakutkan.




Komentar

Postingan Populer