I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 57

Disclaimer: I own nothing of this novel, yoo

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kepalaku tidak bisa memahami apa yang barusaja dikatakan oleh kakek Will.

"Hancur?"

Laki-laki tua itu menganggukkan kepalaya.

Apa kehancuran itu maksudnya aku tidak akan bisa menggunakan sihir lagi?

"Kau tidak perlu sekhawatir itu, Alicia."

Saat aku mendengar suara kakek Will yang hangat, hatiku langsung tenang. Dia benar-benar bisa memahamiku meskipun dia tidak bisa melihat wajahku.

"Aku tahu seorang anak kecil yang bisa menggunakan sihir saat masih kecil. Orang-orang disekitarnya selalu memujinya, berkata jika dia memiliki bakat yang tidak biasa. Dan seperti yang mereka bilang, kemampuan anak itu berkembang pesat dalam waktu cepat. Dia bahkan bisa mencapai level 80 sebelum dia berusia 13 tahun."

"Level 80?"

Bukannya butuh 3 tahun untuk mencapai level 80?

Dan hanya para bangsawan tinggi yang bisa mencapai level itu kan?

Jika dia bisa mencapai level 80 sebelum usia 13 tahun, itu artinya dia bisa menggunakan sihir dari usia 10 tahun sama sepertiku.

"Itu benar. Dan karena dia bisa mencapai level setinggi itu di usia yang sangat mudah, dia menjadi sangat sombong. Dia tumbuh menjadi orang yang besar kepala karena dia memiliki kemampuan di atas semua orang lainnya."

"Tapi bukannya wajar jika dia merasa sombong saat dia memang yang terhebat?"

Sebaliknya, aku berpikir akan aneh jika anak usia 13 tahun yang berhasil menguasai sihir level 80 tidak merasa sombong atas pencapaiaannya.

"Itu juga benar, tapi kesombongannya itulah yang menyebabkan dia hancur." kakek Will memberitahuku dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesepian. "Karena dia berhasil mencapai level 80, bahkan saat dia harusnya belum bisa menggunakan sihir, dia menjadi terlalu percaya diri dan berpikir jika peraturan lain juga tidak berlaku untuknya. Daripada meningkatkan sihirnya pelan-pelan, level demi level, dia memilih tidak melakukannya dan langsung mencoba menggunakan sihir level 100."

Level 100? Meski hanya ada beberapa orang saja yang berhasil mencapai level itu??

Tapi aku bisa mengerti kenapa dia berpikir jika dirinya bisa melewati beberapa level dan langsung mencoba level tertinggi. Dari awal, kemampuan anak itu saja sudah menjadi sebuah anomali.

"Jadi... apa yang terjadi kepadanya?"

"Setelah itu dia tidak bisa menggunakan sihir lagi."

Jadi dia adalah seorang bangsawan yang sekarang tidak bisa menggunakan sihir lagi, kehidupan yang dia hadapi pasti sangat kejam. Dan karena dia disebut sebagai anak jenius, itu pasti membuat kehancurannya terasa semakin menyakitkan. Orang-orang disekitarnya pasti memiliki ekspektasi yang sangat tinggi untuknya, tapi dia membuat mereka semua kecewa. Dia harus menderita di bawah tekanan itu seumur hidupnya. Atau, apakah mungkin dia memutuskan untuk pergi dari rumah daripada menerima penyiksaan itu hari demi hari?

Aku ingin bertanya pada kakek Will lebih jauh lagi soal anak itu, tapi aku mengubah pikiranku. Sepertinya dia merasa sangat sedih dan sakit saat menceritakan ini kepadaku, jadi aku tidak akan bertanya lagi.

Meskipun dia tidak memiliki mata, aku bisa mengetahuinya. Sekarang kakek Will sedang menangis. Dia menangis di dalam hatinya...

Aku yakin jika anak itu bukan hanya sekedar kenalan... Dia pasti sangat menyayangi anak itu dulu.

Dan saat aku memikirkannya, hatiku terasa sangat sakit.

"Alicia, kau memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan. Tapi kumohon. Tidak perduli apapun yang terjadi, jangan coba-coba melompati level manapun. Kau hanya perlu mencobanya pelan-pelan." katanya seperti sedang memohon kepadaku.

"Oke. Aku tidak akan melakukannya."

"Baguslah." kata kakek Will sambil mengelus kepalaku.

Biasanya aku merasa sangat nyaman saat dia mengusapku seperti ini, tapi entah kenapa sekarang sentuhan itu meninggalkan rasa nyeri yang seakan tidak mau meninggalkanku.


PS: Kayaknya si bocah yang diceritain sama si kakek itu dirinya di masa lalu deh.





Komentar

Postingan Populer