I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 232
Disclaimer: not mine. see HERE buat lihat translasi Inggrisnya.
PS: Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Mohon maaf jarang update karena sibuk di akhir Ramadhan.
XXXXX
“Alicia memberinya mata…?” Tanya Arnold dengan suara
bergetar.
Aku tidak pernah menyangka jika Alicia akan bertindak sejauh
itu, tapi aku mengerti kenapa Arnold tidak percaya pada ceritaku. Aku saja juga
sempat tidak percaya meski sudah melihatnya langsung.
Aku tidak mengira jika Alicia akan memberikan satu matanya
untuk kakek.
“Apa ada yang lainnya?”
“Mungkin kau sudah tahu soal ini, iya kan?” kataku sambil
menatap yang mulia raja.
Yang mulia raja sepertinya tidak tahu maksud perkataanku,
karena itu dia mengerutkan alisnya.
“Apa kau ingin aku terus menyimpan sampah yang ada di tempat
sampah? Apa kau tidak menyadari kalau sampah-sampah itu sudah terlalu
menggunung?”
“Gilles, hentikan. Ayahku hanya mengikuti kata-kata
nenekku.” Ucap Duke pelan agar tidak ada orang lain yang bisa mendnegarnya.
“Apanya yang nenek?”
Selir. Aku ingin mengatakannya, tapi tidak jadi. Liz Cather
dan pengikutnya tidak tahu mengenai ibu dari raja saat ini yang ternyata adalah
seorang selir.
…. Lalu apa artinya ini?
Mereka tahu jika raja dan ratu terdahulu sudah meninggal,
tapi tidak ada informasi yang mengatakan jika selir raja terdahulu sudah
meninggal. Dan tidak ada orang yang pernah berkata jika wanita itu masih hidup.
“Aku akan menjelaskannya padamu nanti.”
Aku mengikuti arahan Duke dan menutup mulutku.
“Mari mundur ke belakang sejenak. Kita tidak akan berperang.
Tapi kau tidak pernah tahu apa yang akan dilempar dunia ke arahmu.
Mempersiapkan segala kemungkinan adalah sesuatu yang lumrah dilakukan. Sebuah
Negara dengan tentara yang lemah akan langsung kalah jika diserang oleh Negara
lain. Karena itu kita harus memperkuat pasukan kita.”
Wajah semua orang mulai berubah setelah mendengarkan
penjelasan Duke. Hati mereka mulai tergelitik.
Mungkin hanya pangeran ini yang bisa menghancurkan mantra
pemikat Liz Cather…. Apa itu mungkin?
“Perang memang tidak bagus, tapi mempersiapkan perang akan
membawa membawa keuntungan dan membantu
perkembangan Negara ini.”
Sinar matanya tidak memancarkan seorang pangeran yang selalu
hidup dalam kemegahan istana. Sinar mata Duke saat ini lebih seperti seorang
strategis yang sedang memikirkan masa depan negaranya.
Semua orang merasa kagum dengan tatapan mata Duke yang
sangat kuat.
“Ambisi itu akan menimbulkan konflik, dan hal itu akan
menghancurkan Negara ini.” Ucap Liz.
“Karena itu kita akan lebih menekankan diplomasi.” Ucap Duke
sambil menatap tajam Liz Cather.
…. Liz Cather ternyata cukup berani. Padahal dia sudah
mendapat tatapan setajam itu dari Duke tapi dia tetap menyukainya.
“Yang mulia, keputusan yang anda ambil dapat membunuh atau
menyelamatkan banyak nyawa…. Tolong jangan membuat kesalahan dengan mengambil
keputusan yang salah.”
Duke mengalihkan pandangannya pada Yang mulia raja, setelah
itu dia bangkit dan berjalan pergi.
Oh, kita sudah selesai di sini?
Aku berdiri dan mengikuti Duke. Karena jarakku dan Duke
lumayan jauh, aku memiliki cukup waktu untuk memikirkan isi pertemuan ini.
Saat kami hampir mencapai pintu keluar, aku mendengar suara
yang mulia raja dari arah belakangku.
“Kapan aku membuat kesalahan mengenai masalah ini?”
Duke berhenti dan berbalik menghadap ayahnya.
Aku bisa merasakan tekanan berat dari arah Duke sekali lagi.
“Kau membuat semua orang yang bisa membantu Negara kita
menjadi tidak berguna.”
Aku bisa melihat ekspresi terkejut yang mulia raja saat dia
mendengar jawaban Duke, seakan dia baru saja mengingat sesuatu yang sudah lama
dia lupakan.
Dia pasti punya pemikiran sendiri, dan dia juga bukan
laki-laki bodoh. Dan faktanya, raja saat ini bukan otak dari semua masalah ini.
Tapi itu tidak berarti jika semua ini adalah salah ibunya.
Kurasa wanita itu tidak mungkin bisa melakukan semua ini sendirian.
Kali inipun semua bangsawan yang ada di ruangan ini tidak
mengatakan apapun, kecuali Arnold.
Pasti ada sesuatu yang lebih besar terjadi di balik layar.
“Gilles.” Raja memanggilku dengan suara pelan yang berwibawa.
“Aku ingin tahu siapa laki-laki yang menerima mata Alicia.”
Aku mengambil nafas dan menjawab pertanyaan itu.
“Will Seeker.”
Chapter 231 Daftar Isi Chapter 233
Komentar
Posting Komentar