I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 231
Disclaimer: not mine
XXXX
Untuk pertama kalinya aku menghargai keberanianmu untuk
mengatakannya, Liz Cather.
Dan untuk pertama kalinya kau membuatku berpikir jika kau
adalah gadis yang sangat baik.
“Siapa yang bilang kita akan berperang?” Tanya Duke dengan
wajah kesal.
Liz Cather sama sekali tidak menunjukkan respon spesial saat
mendengar pertanyaan Duke, tapi aku tahu jika dia dan semua orang yang ada di
sini merasa kaget saat melihat perubahan ekspresi pangeran satu ini.
“Karena jika ada pasukan militer yang digerakkan, maka
perang akan terjadi. Akan lebih baik jika kedua negara tidak memiliki pasukan
militer sama sekali.”
“Apa kau ingin bernegosiasi dengan Negara lain dengan
kondisi seperti itu?”
“Bukankah Duke pernah bilang jika perang terjadi karena
perbedaan nilai atau keserakahan pribadi yang bisa menyebabkan banyak nyawa
melayang? Bukankah perang juga bisa melibatkan orang-orang yang sama sekali
tidak terlibat? Mengulangi hal seperti itu lagi dan lagi sama sekali tidak
masuk akal! Bukankah itu cuma kebohongan belaka!?”
Kau tidak menangkap poin pentingnya, Liz Cather.
“Kita membutuhkan tentara.” Ucap Albert dengan suara pelan.
Akhirnya dia menolak pendapat Liz Cather. Untuk pertama
kalinya, Albert tidak setuju dengan pendapat gadis itu.
“Albert, kau adalah orang yang tidak suka pada kekerasan,
iya kan. Kenapa sekarang kau berkata seperti itu? kekerasan hanya akan
melahirkan kekerasan lainnya.”
“Aku juga berharap jika semua orang di dunia ini memiliki
hati sebersih Liz.” Ucap Albert dengan nada sedih.
Jika semua orang memiliki kekayaan dan hidup mapan, mungkin
konflik yang menyebabkan kekerasan akan menghilang dengan sendirinya.
Berpikir seperti itu tentu mudah, tapi semua orang lahir
dengan perasaan serakah dalam dirinya. Kita semua menginginkan sesuatu yang
lebih dari orang lain agar bisa merasa lebih superior dari mereka.
“Aku tidak akan mengkhianati Liz.” Ucap Eric dengan nada tegas.
Hei, kurasa Albert juga tidak ada niat untuk mengkhianati
Liz Cather.
“Idealisme Liz adalah idealismeku!”
Lagi-lagi seperti itu, menunjukkan kepercayaan tanpa batas
dan tidak mau memikirkan sebuah masalah dengan kepala sendiri. Aku sangat takut
dengan para fanatik sepertinya.
Mereka sudah jatuh cinta pada Liz Cather dan tenggelam lebih
dalam ilusi itu. Sikap yang mereka tunjukkan sama seperti para pengikut sekte
yang siap mengorbankan nyawa demi sang pemimpin.
“Aku tidak menolak terjadinya perang.”
Semua mata menatapku dan beberapa bahkan berguman, ‘Apa?’ ke
arahku.
Duke terkejut. Dia tidak mengira jika aku akan mengatakan
sesuatu seperti itu.
“Tentu aku juga ingin menghindarinya jika bisa. Tapi aku
akan pergi berperang dengan senang hati jika itu untuk mengambil kembali kehormatan
dan untuk menjaga harga diriku.”
Aku bahkan akan membunuh yang mulia raja tanpa ragu jika
Alicia tidak membantuku keluar dari desa Roana.
Yah, masalah terbesar saat ini adalah aku tidak bisa
meninggalkan desa itu dengan bebas. Meski begitu, jika saja Alicia tidak datang
ke desa, semua orang yang ada di sana pasti sudah siap memberontak sekarang.
“Siapa yang akan kau lawan?”
“Kalian semua.” Jawabku pada pertanyaan Liz Cather.
“Ada banyak orang di desaku yang berpikiran seperti ini.” Ucapku
lagi.
“Desamu…”
“Desa Roana.”
Kata-kataku membuat udara berubah dengan cepat. Hanya para
orang tua, Duke, dan Henry saja yang mengetahui soal desa Roana.
Dan tentu para tuan muda itu berpikir jika aku adalah anak
biasa yang dipungut Alicia.
“Desa Roana adalah suatu tempat dimana kau akan dipukuli,
ditendang, diinjak… dan walaupun begitu, kau masih harus tetap kuat dan
merangkak agar bisa bertahan hidup. Tidak ada orang yang akan menolongmu di
sana.” Liz Cather akhirnya mengatakan sesuatu setelah mendengar jawabanku.
Tidak ada orang yang akngkat suara setelah Liz Cather
memberi penjelasan singkat mengenai desa Roana.
“Kalian pikir siapa orang yang sudah menyelamatkanku dari
desa itu saat aku ada diambang kematian? Siapa orang yang mengulurkan tangannya
pada seorang gadis dengan luka bakar yang tidak bisa diobati lagi, orang yang
memberikan matanya pada kakek… kalian pikir siapa boss dari desa Roana yang
sudah lahir kembali itu?”
Mata semua orang terbelalak saat mendengar ucapanku.
Oh, aku terlanjur memuji Alicia. Yah, tidak apa-apa sih… toh
dari awal aku juga ada di pihak gadis itu. Jadi memujinya adalah hal yang
benar. Tapi…
Ini adalah pujian yang akan memberiku masalah besar.
Maaf, Alicia. Aku masih marah pada mereka yang selalu
menjelek-jelekkanmu.
Hei, aku tahu kau sedang berusaha menjadi wanita jahat, tapi
mereka juga harus tahu apa yang sudah kau lakukan selama ini. Masalahnya,
ratuku memang terlalu tangguh untuk mereka.
…. Jika dia tahu kalau akulah yang menceritakan semua ini
pada mereka…. Dia mungkin akan mengubahku jadi cacing.
Aku akan minta Duke untuk tutup mulut setelah pertemuan ini
berakhir.
Chapter 230 Daftar Isi Chapter 232
Komentar
Posting Komentar