I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 238
Disclaimer: not mine
XXXXX
Kami, para anggota ekspedisi sekarang sedang mengendarai
kuda di sebuah jalanan yang luas dan sepi di bawah langit tak berawan.
…. Aku tidak percaya mereka membangunkanku sepagi ini. Aku
bahkan merasa takjub saat tahu jika Victor-sama dan para kakek itu bisa bangun
sepagi ini…. Bahkan para prajurit juga. Apakah aku boleh memanggil mereka semua
orang tua sekarang?
“Kau akan belajar banyak dari ekspedisi ini, nak.” Ucap
Victor-sama kepadaku.
“Apa?”
“Kau akan tahu nanti.”
Oi, rutukku dalam hati. Aku tidak pernah diberi penjelasan
sedikitpun mengenai ekspedisi ini. Satu-satunya hal yang kuketahui adalah
ekspedisi ini berbahaya.
Sungguh ekspedisi yang tidak jelas.
“Kau benar-benar disukai pangeran, ya.”
Aku menyeringai saat mendengar pertanyaan kapten Marius.
“Yah, tapi sepertinya dulu pangeran sama sekali tidak mau
terlibat denganku.”
“Itu karena kau…”
Tiba-tiba sebuah suara memotong ucapan kapten Marius.
“Apa yang sedang kalian bicarakan? Katakan padaku.”
“Biasanya Victor-sama tidak akan mau melakukannya. Beliau
tidak akan mau mengawasi orang sesat yang tidak jelas asal asal-usulnya
sepertimu.”
“Aku bukan orang sesat.” Gumamku saat mendengar ucapan
kapten Marius. Tapi sepertinya dia tidak mendengar keluhanku.
Orang sesat yang sebenarnya adalah Liz-san. Aku bisa berkata
seperti itu karena kemampuan sihirku yang diatas rata-rata.
Aku menatap para kakek yang ikut dalam ekspedisi ini.
Apa yang sedang mereka bicarakan? 3 laki-laki itu…
sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius.
Karena itulah aku mencoba menguping pembicaraan mereka
dengan penuh antusias.
“Sepertinya Albert sedang banyak pikiran. Jangan berbicara
dulu dengannya.”
“Orang tua seperti kita harus selalu bersemangat di pagi
hari.”
Cate hanya tertawa saat mendengar ucapan Mark.
Sejak pertemuan pertamakuku dengan mereka bertiga kemarin,
aku menyadari jika Cate adalah kakek yang paling supel diantara mereka bertiga.
Meski begitu aku masih takut dengan sisi gelap miliknya.
Dan sepertinya kakekku adalah yang paling sulit didekati
diantara mereka bertiga…. Padahal ayahanda selalu terlihat tenang dan lembut. Yah,
kadang-kadang orang tua dan anak tidak selalu sama, kan.
Aku tidak yakin dengan sikap dan personalitas Mark, tapi
sepertinya kakek itu tidak memiliki temperamen milik Eric-sama.
Aku terus mengendalikan tali kekang kudaku sambil mengamati
mereka bertiga, dan sebelum aku menyadarinya kami sudah sampai di pinggiran
sebuah hutan.
Hutan ini tidak sama dengan hutan yang mengelilingi mansion
keluargaku. Batang pohon di sini terlihat ramping dan mudah patah, tapi cabang
pohon dan daunnya terlihat luar biasa.
Jika dinilai dari segi kengeriannya, hutan ini menang telak.
“Apa kau takut?”
Victor-sama bertanya sambil menunjukkan senyum mencemooh ke
arahku.
“Tidak. Aku sudah terbiasa.”
Saat aku memberi jawaban seperti itu, Victor-sama kembali
menatap ke arah depan dengan wajah bosan.
Sejak aku masih kecil, aku selalu berlari melewati hutan
gelap setiap hari. Setelah semua yang kulalui, kenapa aku harus takut dengan
hutan yang seperti ini?
Aku melihat ke sekeliling. Ada mayat katak yang berserakan
di bawah pohon, ular dengan mata tajam yang bergelantungan di dahan pohon, lalu
ada serangga yang sedang berjalan di atas tanah…
Ya. Jika aku adalah nona muda pada umumnya, aku pasti akan
menjerit ketakutan sekarang, iya kan?
…. Ada lebih banyak serangga di hutan Ravaal daripada hutan
Duelkiss. Apa mungkin mereka juga lebih senang tinggal di Negara yang jumlah
penduduknya lebih banyak?
“Apa yang ada di depan sana, ya?”
Ceres, salah seorang prajurit bergumam pelan. Dari suaranya,
aku tahu dia merasa tidak nyaman dengan situasi tempat ini.
Apa hanya ada sedikit orang yang pernah masuk ke dalam hutan
ini?
“Apa hutan ini berbahaya?” bisikku pada Ceres. Aku tidak mau
Victor-sama tahu jika aku sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Negara ini.
“Itu karena Shichirin tidak boleh didekati sembarangan.”
“…. Shichirin…. Eh…. Shicihirin (panggangan arang)?”
Aku tidak pernah dengar ada shichirin yang tidak boleh
didekati. Dan lagi… hanya serangga yang bisa keluar masuk dengan bebas di
tempat ini kan?
Apa mereka juga punya shichirin yang itu di sini?
“Kenapa kau kelihatan kaget? Apa ini pertamakalinya kau
dengar soal Hutan Kematian?”
Ceres menatapku dengan mata curiga.
Ah, jadi itu bukan shichirin yang sedang kupikirkan. Yah,
kita sedang di hutan kan… harusnya aku sadar itu.
“Tidak, tidak ada apa-apa. Aku tidak tahu kalau tempat ini
juga dinamakan Shichirin.”
Setelah mendengar nama itu, aku semakin meragukan kemampuan
para administrator game dalam memberi nama semua hal yang ada di dalam dunia
(game) ini.
Chapter 237 Daftar Isi Chapter 239
Komentar
Posting Komentar