I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 206

 Disclaimer: lelah aku mengetiknya... tapi, novel ini bukan punya saya.

🐰🐰🐰🐰

Gilles, 11 tahun

“... Kakek?”

“Oh, aku membutuhkan beliau.”

Aku tahu apa yang ingin dikatakan Duke, tapi pertanyaannya… apakah kakek mau keluar dari desa atau tidak. Aku yakin dia akan menjawab jika dia ingin tetap tinggal di sana.

Aku tidak bisa mengatakannya dengan lantang, tapi tidak ada orang yang lebih layak disebut raja daripada dia.

“Ada sebagian kualitas raja yang tidak bisa didapat hanya dengan kerja keras.”

“Dengan kata lain, apa kau ingin bilang jika raja saat ini tidak becus?”

“Jangan berkata seperti itu.”

Saat pangeran sendiri bicara seperti itu, maka masalah pun selesai.

“Aku tidak menghabiskan banyak waktu dengan pamanku, tapi aku bisa mengenalnya jika aku berbicara dengannya.”

Kakek memang hebat, tapi Duke juga tidak kalah hebat. Mereka sama-sama punya mata yang bisa menilai orang lain dengan baik.

Aku adalah sekutu Alicia sejak awal dan kurasa aku sudah tenggelam kedalam kebiasaan dan kepercayaan Alicia… Aku tidak bisa terlalu menilai orang lain.

“Aku ingin mencari tahu soal kemampuan Liz.”

“Aku juga sedikit khawatir soal itu.” 

“Duke, kau punya hubungan baik dengan Albert, kan?”

“Dulunya.”

“Apa Albert lebih memilih saintess itu daripada adiknya sendiri?”

“... Albert bukan orang seperti itu.” ucap Duke dengan wajah tertekuk.

Awalnya, Liz adalah alasan kenapa dua orang ini menjadi tidak akrab saat ini. Sepertinya gadis itu memiliki kekuatan yang mirip dengan cuci otak.

Awalnya aku berpikir jika Albert dan Alan hanya laki-laki bodoh yang gampang ditipu, tapi semakin lama kelakuan Liz menjadi semakin mencurigakan.

“Ada saat di mana dia tidak bertindak seperti seorang kakak.” ucapku.

“Berada di dekat Liz membuatku seperti ketagihan… rasanya menyeramkan.” tambah Duke.

“Parahnya lagi Erick, Gale, Albert, dan Alan sudah terpengaruh olehnya… Di sisi lain, Curtis, Henry, Finn, Duke, dan aku merasa curiga atau tidak suka pada Liz. Apa perbedaan di antara 2 kelompok ini?

 “Aku masih tidak tahu apakah Finn ada di pihak Alicia atau Liz.” tambah Duke.

“Meski wajahnya yang paling imut, mungkin sebenarnya dia adalah orang yang paling tidak terduga.” ucapku.

“Dia memang sudah seperti itu sejak awal.” jawab Duke seadanya.

… Dia memang sudah seperti itu sejak awal… Memangnya itu bisa dijadikan alasan?

Aku memang jarang berbicara dengannya, jadi aku tidak tahu bagaimana sifat Finn yang sebenarnya.

“Dia bisa seperti itu juga karena menyadari keimutan dirinya sendiri.” tambahnya.

“Maksudmu, dia menjadikan wajah imutnya sebagai senjata?”

“Kemungkinan memang begitu. Tapi hobi Finn sejak awal adalah menjadi pihak ketiga yang selalu mengamati.”

“Apa-apaan itu? Aku baru pertama kali mendengarnya.”

“Hanya ada beberapa orang yang tahu soal kebiasaan Finn yang satu itu.”

Aku tidak akan memberitahukan hal ini pada siapapun… tapi memangnya Duke mengatakan semua itu kepadaku?

Saat kau bersama dengan orang lain, kau bisa mendapatkan banyak informasi yang tidak kau ketahui. Mungkin aku bisa mendapatkan banyak informasi seperti ini karena aku bersama dengan Duke.

Karena selama ini aku selalu bersama Alicia, aku jadi tidak tahu kalau berbicara dengan Duke ternyata lumayan menyenangkan.

“Aku penasaran dengan satu hal.” tanyaku.

“Apa?”

“Kapan kau berhenti pura-pura kehilangan ingatan?”

Dia terdiam sesaat dan kemudian tertawa keras.

“Ah, aku sampai kelupaan soal itu.”

Aku tidak pernah menyangka jika kata-kata seperti itu akan keluar dari mulut Duke.

“Aku melakukan semua itu agar Alicia bisa dideportasi, dan yang tahu soal ini hanya orang-orang yang terlibat dalam rencana saja.”

“Ternyata Duke orang yang seperti itu ya?”

“Kau bilang apa?”

“Tidak, tidak ada apa-apa. Tapi, aku merasa jika image pangeranmu mulai hancur.”

“Tidak semua pangeran memiliki sifat seperti yang kau kira kan?”

Bagiku Duke cukup terlihat seperti seorang pangeran. Dia selalu ada untuk membantu Alicia, dia tampan, punya kekuatan sihir yang menakjubkan, kemampuan akademik tinggi, ahli berpedang. Bisa dikatakan dia adalah sosok yang mendekati sempurna.

“Siapa saja yang tahu kalau kau pura-pura kehilangan ingatan?” tanyaku saat teringat dengan jawaban yang dikatakan Duke beberapa saat yang lalu.

 


Komentar

Postingan Populer