I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 205
Disclaimer: Lihat daftar isi di link bawah oke.
XXX
Gilles, 11 tahun
“Apa yang akan terjadi mulai sekarang?”
Aku menatap keluar jendela. Negara ini sudah gila gara-gara
saintess bodoh itu.
Sepertinya dia memiliki pheromon spesial yang bisa menarik
perhatian semua orang.
Duke adalah orang cerdas, begitu pula Alicia. Aku tidak
berpikir jika mereka berdua akan tetap tinggal di negara ini selamanya. Meski
Duke adalah seorang pangeran, aku merasa jika suatu hari dia bisa meninggalkan
negaranya ini dengan mudah.
“Gilles, kita akan membangun ulang negara ini.”
Aku terkejut saat mendengar kata-katanya.
Eh? Apa yang baru saja kau katakan? Kita?... Apa aku juga
termasuk?
Aku hampir saja tersedot ke dalam mata biru tanpa dasar itu.
Apa semua wanita merasa seperti ini saat menatap Duke?
“Apa kau serius?” tanyaku.
“Tentu saja,: jawabnya.
Duke mengatakannya sambil menyeringai. Tubuhku tiba-tiba
gemetaran saat melihat senyum itu. “Jika kau berbuat ulah pada para bangsawan
lagi, kau bisa dimarahi.”
“Dimarahi siapa?”
“... Yang mulia raja.”
“Aku memang sangat ingin membuatnya marah.”
“Apa kau ini masokis?”
Duke mengernyitkan alis saat mendengar pertanyaanku.
“Ayahku tidak bodoh. Kurasa dia punya pikirannya sendiri.
Ada banyak raja sepertinya di dunia ini.”
“Apa maksudmu?”
“Situasi di negara ini tidak begitu spesial. Ada banyak
negara dengan ketimpangan sosial lebih parah daripada negara ini.”
“Kau tidak bisa membandingkan negara ini dengan negara yang
lebih miskin.”
“Kau benar. Karena itu kita harus membuat negara ini menjadi
lebih baik lagi.”
Duke pasti bisa menjadi raja bijaksana di masa depan, aku
percaya itu. Sikapnya yang tidak pernah melarikan diri dan selalu menyelesaikan
masalah apapun yang ada di depannya mengingatkanku pada Alicia.
… Kurasa kami berdua tidak terlalu cocok karena kami
sama-sama terlalu cerdas. Ada banyak raja tiran, raja gila, raja baik hati, dan
berbagai macam raja di dunia ini. Aku belum bertemu mereka semua, tapi aku bisa
mengetahui semua itu dari semua buku yang kubaca selama ini.
Jika kupikir ulang, raja di negara ini mungkin bukan seorang
tiran.
Tapi, keputusannya untuk mengurung kami di desa miskin juga
tidak bisa dimaafkan. Mengurung orang-orang berbahaya mungkin tidak bisa
dihindarkan, tapi mengurung orang yang tidak bersalah… kurasa itu adalah sebuah
keputusan yang tidak benar.
“Aku merasa tersanjung karena pangeran sepertimu membutuhkan
kemampuanku.”
Saat aku mengatakannya, Duke pun berkata “Tentu saja.”
Aku merasa bahagia saat mendengarnya. Aku sekali lagi
menyadari jika tempat yang diberikan Alicia kepadaku sangatlah berharga.
“Saat Alicia sedang bertempur di Ravaal, kita tidak boleh
tidak melakukan apa-apa.”
“Ah.” ucap Duke sambil tersenyum dan mengusap kepalaku.
Aku tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, tapi
elusannya tidak buruk juga. Hatiku terasa hangat.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Pertama, kita akan membawa pamanku kembali.”
Komentar
Posting Komentar