I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 197

 Disclaimer: tidak capek-capeknya saya nulis kalo novel ini bukan punya saya. love and peace.

๐Ÿ˜บ๐Ÿ˜บ๐Ÿ˜บ๐Ÿ˜บ

Seorang laki-laki muda berkacamata dengan wajah tegas berdiri di depan kami.

… Pakaiannya terlihat seperti setelan jas. Aku tidak tahu apakah itu pakaian santai atau formal di sini.

Bisa dibilang, jika kau memikirkannya sekali lagi, dunia otome game ini sangat luar biasa.

“Di mana ini?”

“Ini adalah ruang bawah tanah dari arena yang ada di Ravaal.” Laki-laki itu menjawab pertanyaan Phill dengan cepat.

Kenapa di arena…? Aku bisa melihat jika semua orang yang datang bersamaku memasang wajah bingung saat mendengarnya.

Oh, benar juga. Kami sudah dideportasi. Dengan kata lain, hak kami sebagai manusia hampir tidak dianggap di tempat ini. Kemungkinan besar, kami akan dijadikan bahan tontonan di negara ini.

“Kami akan membuatmu bertarung besok pagi.”

Laki-laki itu menunjuk ke arah Phill dan menunjukkan senyum yang menyeramkan.

Phill membelalakkan matanya dan hanya menatap laki-laki itu dengan wajah garang.

Tunggu sebentar, aku tidak punya kekuatan untuk bertarung secepat ini… dan aku juga tidak boleh mati disini. Masa depanku akan bergantung pada orang lainnya…

“Soal lawanmu besok… bagaimana kalau singa yang kelaparan?”

Apa katamu? Singa? Berapa banyak? Seberapa besar singa itu? Bagaimana dengan jenis kelaminnya?

Saat otakku sedang sibuk memikirkan semua kemungkinan, aku tidak punya kapasitas untuk memperhatikan keadaan sekitarku.Aku merasa agak bingung dengan kenyataan yang harus kuhadapi sekarang. ku tahu jika deportasi bukanlah hal yang menyenangkan, tapi mungkin situasi ini lumayan buruk…

Jika aku tidak terlihat seperti ini, apakah aku akan mendapatkan perlakuan berbeda? Tidak, aku mungkin akan dikirim ke tempat lain dengan menggunakan kereta kuda milik para bangsawan.

Yah, tidak ada gunanya memikirkan kemungkinan itu di saat seperti ini.

“Besok pagi?”

“Tenang saja. Kau bisa makan sepuasmu sebelum pertarungan berlangsung.”

“Tunggu sebentar… Tidak bisakah kau memberitahukan soal ini lebih cepat lagi?”

Aku tidak bisa melakukannya.”

“... Latihan, ini, persiapan mental, dan lainnya…” Phill mulai bergumam dengan ekspresi traumatik.

“Begitulah. Aku adalah yang tertua, jadi aku butuh waktu.” Phill terlihat seperti seseorang yang hanya punya pilihan untuk menggantungkan semuanya pada Tuhan.

Sebaliknya, laki-laki berkacamata itu menatap Phill dengan tatapan yang sangat dingin.

Hal itu membuatku sadar jika dia hanya melihat kami sebagai alat komersial semata.

“Hei, yang ingin bertanya, maju ke depan.”

“Kalian sama sekali tidak punya hak untuk bertanya atau meminta, apalagi menolak karena kalian semua sudah ditelantarkan. Setidaknya jadilah lebih berguna dengan menjadi makanan singa.” laki-laki berkacamata itu mengatakan hal tersebut sambil membungkam mulut Phill.

Phill terbelalak saat mendengar kata-kata menusuk darinya, dan aku merasa hal ini sangat menyedihkan.

… Akhirnya masalah yang sebenarnya muncul. Meski begitu, ini akan jadi masalah yang cukup sulit. Mungkin ini adalah ujian agar aku bisa menjadi wanita jahat yang sesungguhnya.

Kira-kira cerita apa yang akan ditulis dalam biografiku mengenai pertarunganku dengan para singa itu.

Baiklah… bagus. Aku pasti akan keluar dengan selamat dari tempat ini.

Aku tersenyum simpul dan mulai merasa lapar.


Chapter 196     Daftar Isi     Chapter 198


Komentar

Postingan Populer