ORV Chapter 0 Prolog = Tiga Cara Untuk Bertahan Hidup di Dunia yang Telah Hancur
Disclaimer: Semua sudah pada tahu kalo semua novel yang saya terjemahin di sini (3) bukan punya saya semua.
And I know kalo kalian semua pasti udah baca cerita dari web novel ini mau itu bentuk tulisan ato webtoon. Saya juga tahu kalo sudah banyak banget translator di luar sana yang juga sudah nerjemahin ini ke bahasa Indonesia.
Tapi sebagai salah satu fans kurang kerjaan dari Kim Dokja, saya pingin banget nerjemahin novel ini sendiri. Tapi ingat ini cuma proyek sampingan (karena per chapternya panjang banget). Saya usahain deh uploadnya teratur, tapo kalau nggak sabar monggo segera cek web lain yang sudah nerjemahin sampai tamat.
Adios~~~
๐๐๐๐๐
[Ada tiga cara untuk bertahan hidup di dunia yang telah hancur.
Sekarang, aku sudah melupakan beberapa cara itu, tapi ada satu hal yang pasti.
Fakta jika kau membaca tulisan ini, pasti akan menyelamatkanmu.
[Tiga Cara Untuk Bertahan Hidup Di Dunia Yang Telah Hancur.]
Sebuah platform web novel
memenuhi layar smartphone ku. Aku menggulirkan laman itu ke atas dan ke bawah
sekali lagi. Berapa lama waktu yang kuhabiskan dengan membaca cerita ini?
“Beneran nih? Cerita ini sudah
tamat?”
Aku memeriksa laman itu sekali
lagi. kata ‘Tamat’ itu sama sekali tidak berubah.
Cerita itu sudah tamat.
+
[Tiga Cara Untuk Bertahan Hidup di Dunia yang Telah Hancur]
Author: tls123
3.149 Chapter
+
‘Tiga Cara Untuk Bertahan Hidup
di Dunia yang Telah Hancur’ adalah novel
fantasi dengan 3.149 chapter. Singkatannya ‘Cara Bertahan Hidup’.
Aku sudah membaca cerita ini
sejak kelas 3 SMP.
Saat aku di bully oleh para
Iljin, saat aku gagal di ujian masuk universitas ternama dan harus masuk ke
universitas lokal di kotaku, saat undian yang kulakukan berakhir dengan
kegagalan dan aku harus ditempatkan di barisan depan selama wajib militer, saat
aku terus berganti-ganti pekerjaan, dan saat aku bekerja sebagai kontraktor di
sebuah perusahaan yang cukup besar… Sialan, aku akan berhenti membicarakan soal
ini.
Ngomong-ngomong…
[Author: Terima kasih sudah membaca ‘Cara Bertahan Hidup’ hingga sekarang. Aku akan kembali menemani kalian semua dengan sebuah chapter epilog!]
“Ah.. Masih ada epilog nya.
Kalau begitu chapter itu akan jadi chapter terakhirnya.”
Dari masa puber hingga dewasa,
kurang lebih ada 10 tahun. Ada rasa sedih saat aku tahu jika dunia yang selama
ini menemaniku akan berakhir bahagia.
Aku membuka kotak komentar dan
menuliskan beberapa kata di sana.
-Kim Dokja: Author, terima kasih untuk semuanya. Aku menunggu chapter
epilog nya.
Aku hanya menuliskan beberapa
kata saja. ‘Cara Bertahan Hidup’ adalah novel yang menemani kehidupanku. Novel
ini memang bukan novel paling populer, tapi ini adalah novel terbaik untukku.
Ada banyak kata yang ingin
kusampaikan, tapi aku tidak bisa menulisnya. Aku takut jika kata-kata asalku
akan menyakiti hati si penulis.
-Rating rata-rata per chapter:
1,9 hit per chapter
-Rata-rata komentar: 1,08
komentar
Itu adalah indeks popularitas
rata-rata dari ‘Cara Bertahan Hidup’.
Jumlah pembaca di
chapter-chapter awal adalah 12.000, tapi turun menjadi 120 pembaca di chapter
10, lalu 12 pembaca di chapter 50. Saat aku mencapai chapter 100, hanya ada 1
pembaca saja.
-Hits: 1
Aku merasa tidak percaya saat
aku melihat angka ‘1’ yang muncul di sebelah list chapter. Di beberapa
kesempatan aku bisa melihat angka ‘2’, tapi sepertinya itu gara-gara dia
menekan tombol yang salah.
‘Terima kasih.’
Author itu menerbitkan sebuah
novel dengan jumlah chapter lebih dari 3.000 dan hanya ada 1 hit per chapter
dalam kurun waktu 10 tahun. Ini benar-benar cerita yang dibuat hanya untukku.
Aku menekan kotak “Papan
Rekomendasi” dan langsung menuliskan sesuatu di sana, ‘Aku merekomendasikan
honey jam novel.’
Author itu sudah menuliskan
untukku sebuah novel lengkap, jadi aku harus memberinya rekomendasi. Aku
menekan tombol selesai dan komentarku pun langsung muncul.
-Kelihatannya dia anti-fan baru. Aku sudah mencari ID orang ini, dan
mereka merekomendasikan novel yang sama untukku beberapa kali.
-Apa rekomendasinya sudah di banned? Penulis harusnya tidak melakukan
itu di sini.
Aku ingat jika aku sudah
menulis sebuah komentar beberapa bulan yang lalu. Dalam sekejap, ada belasan
orang yang me-report komentarku. Wajahku pun langsung memerah karena malu saat
mengingatnya.
Aku yakin jika Author akan
membacanya. Jadi aku pun mencoba untuk menghapus komentar itu, tapi sepertinya
komentar yang sudah di report tidak akan bisa dihapus.
“Ini…”
Aku kecewa saat tahu jika
rekomendasi yang kutulis sepenuh hati mendapat perlakuan seperti ini.
Meski mereka hanya membaca
beberapa chapter saja, kenapa tidak ada seorangpun yang berkata jika novel ini
menarik? Aku ingin memberikan donasi para penulisnya, tapi aku tidak bisa
melakukannya karena gajiku hanya cukup untuk kebutuhan hidupku sehari-hari.
Saat itulah aku melihat jika
ada sebuah pesan yang masuk di smartphoneku.
-tls123: Terima kasih.
Pesan itu muncul tiba-tiba dan
aku butuh beberapa detik untuk mencernanya.
-Kim Dokja: Penulis aslinya?
-tls123: Aku penulis dari ‘Cara Bertahan Hidup’
-tls123: Aku berhasil menyelesaikan cerita ini berkatmu. aku juga
berhasil menang kompetisi.
Aku tidak bisa percaya ini.
‘Cara Bertahan Hidup’
memenangkan kompetisi?
-Kim Dokja: Selamat! Kompetisi apa yang kau menangkan?
-tls123: Kau tidak akan tahu karena itu kompetisi lokal.
Apa mungkin dia malu ya? Tapi
semoga itu benar-benar terjadi. Mungkin aku memang tidak tahu nama
kompetisinya. Mungkin juga novel ini terkenal di platform lainnya. Aku merasa
sedikit sedih, tapi aku merasa senang karena cerita ini bisa dibaca lebih
banyak orang.
-tls123: Aku ingin mengirim hadiah spesial untukmu sebagai bentuk
terima kasih.
-Kim Dokja: Hadiah?
-tls123: Ini sebagai ungkapan terima kasih pada pembaca tercintaku.
Berkatmu cerita ini bisa lahir ke dunia ini.”
Aku pun memberikan alamat
e-mail ku padanya.
-tls123: Ah, benar juga, aku juga sudah menetapkan tanggal opsi
berbayar.
-Kim Dokja: Wow, benarkah? Kapan dimulainya? Masterpiece ini memang
harus berbayar sejak awal…”
Aku bohong. ‘Cara Bertahan
Hidup’ adalah seri harian, jadi aku harus menghabiskan 3.000 won sebulan dan
bagiku 3.000 won adalah uang yang setara dengan 1 kali makan siang.
-tls123: Berbayarnya dimulai besok.
-Kim Dokja: Kalau begitu epilognya juga akan berbayar?
-tls123: Ya. Aku minta maaf karena kau harus membayar untuk membaca
chapter itu.
-Kim Dokja: Tentu aku harus membayarnya! Aku akan membayar untuk
chapter terakhir!
Tidak ada jawaban setelahnya
dan aku pun log out dari sana. Setelah itu aku mulai memikirkan chat pendekku
dengan sang author pelan-pelan.
Apa si penulis pergi tanpa
membalasnya karena dia sudah berhasil…? Kekagumanku pun berubah menjadi rasa
iri. Kenapa aku merasa senang? Lagipula itu bukan novelku.
“Apa dia akan memberikan
sertifikat padaku? Kalau bisa aku ingin dapat chek sebesar 50.000 won.”
Saat itu aku hanya berpikir
biasa saja. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada dunia ini esok hari.
Komentar
Posting Komentar