I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 201
Disclaimer: not mine
XXX
Aku bangun saat merasakan sinar matahari yang masuk dari
jendela kecil itu dan membuka mataku perlahan.
Sekarang aku sudah terbiasa melihat dari balik kain tipis
ini. Rasanya tidak seaneh dulu… Mungkin wanita jahat memang bisa beradaptasi
dengan cepat. Hal yang sangat diperlukan jika kau ingin dideportasi.
“Jika aku menggunakan sihir, aku bisa melawan singa dengan
mudah.” gumamku pelan agar tidak ada yang bisa mendengarnya.
Yah, memikirkan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan hanya
buang waktu. Apa aku perlu latihan otot sekarang ya… Aku harus bisa meregangkan
tubuhku dan membuatnya seringan mungkin, jadi aku bisa bergerak semauku.
Karena itu aku mulai push up di tempat.
Ngomong-ngomong, aku benar-benar tumbuh dengan baik.
Kekuatanku, jika aku tidak salah ingat, sama seperti bayi. Mengembangkan
kemampuan memang sangat penting. Aku harus mulai latihan lagi.
Jika aku ingin menjadi wanita jahat terhebat di dunia, jalan
yang harus kulalui sangatlah berat. Hatiku terasa sakit saat memikirkannya.
“Hei, waktunya sarapan.”
Saat aku sedang latihan, manajer datang sambil membawakan
makanan.
Apa dia sengaja datang untuk mengantarkan makananku?
Biasanya dia akan menyuruh bawahannya untuk melakukan hal seperti itu… Apa
karena aku tontonan penting hari ini?
Pintu penjaraku terbuka dan menimbulkan suara derak keras.
Jeruji ini… terlihat rapuh. Jika aku ingin menghancurkannya,
sepertinya aku bisa melakukannya dengan mudah. Tapi sudah terlambat.
Laki-laki itu meletakkan nampan berisi roti, sup, dan
sepotong daging kecil di depanku.
Ini adalah makanan yang cukup mewah… Aku tidak berharap
banyak, tapi kurasa para bangsawan dan keluarga kerajaan akan mendapatkan
makanan yang lebih mewah daripada ini. Apa mungkin jika orang-orang yang
dideportasi ke sini tidak pernah memakan apapun?
“Apa ini pertama kalinya kau melihat daging?”
Laki-laki itu berkata seperti itu mungkin karena dia menganggapku
sebagai anak terlantar yang miskin dan kesulitan makan tiap hari.
Aku mengabaikannya dan meraih roti yang ada di meja. Saat
dia melihatnya dia hanya tertawa…*
*) di teks versi Inggris (dan mungkin versi RAW nya) ditulis nasi. Tapi karena
nggak jelas kapan nasinya dianterin dan karena yang dibawa si manajer itu roti
(which is itu bukan rice)... jadi saya pake roti di sini.
Jika kau mengamatiku seperti itu, aku tidak bisa makan
dengan bebas.
“Singa itu pasti tidak akan puas dengan anak setipis dan sekecil
dirimu.”
“Kurasa tidak begitu.”
Aku menggigit rotiku dengan ganas. Aku harus berpura-pura
menjadi anak yang tidak tahu tata krama.
“Apa kau pernah berkelahi?”
“Hei, kau juga tahu kalau aku dideportasi.”
Aku melahap potongan terakhir rotiku dan menjilat jariku
hingga bersih. Setelah itu aku menyeringai untuk memprovokasi laki-laki itu.
“Apa ini pertanyaan bodoh? Tolong hibur aku sebentar. Yah,
menjadi makanan singa juga bukan nasib yang terlalu buruk.”
“Bukannya malah sebaliknya. Kurasa akulah yang akan
mencincang singa itu.”
“Darimana rasa percaya diri itu muncul… Oh, apa kau sedang
meyakinkan diri sendiri?”
Dia melihatku dari matanya yang ditutupi kacamata.
Oh, ternyata kau juga tidak bodoh. Aku mengatakan itu, 20%
karena ingin menyemangati diriku sendiri. Aku bisa melakukannya. Tapi, 80%
sisanya menunjukkan rasa percaya diriku karena aku memang bisa melakukannya.
Aku akan menunjukkan hasil dari latihanku selama ini.
“Yah, itu tidak penting… duelmu akan dilakukan siang ini.
Saat itu raja akan datang melihat.”
Setelah mengatakan itu, laki-laki itu pun keluar dari
penjaraku.
Komentar
Posting Komentar