ORV CHAPTER 2. EPISODE 1 - OPSI BERBAYAR DIMULAI (2)

 Disclaimer: sebagai fans yang baik, saya nggak akan ngaku-ngaku kalau novel ini punya saya. NO, baby. This is not mine.

🌸🌸🌸

[“Dokkaebi.” Saat makhluk itu muncul, seseorang menyebutkan nama itu.]

Aku tidak tahu kenapa kalimat itu muncul di dalam kepalaku. Kereta yang tiba-tiba berhenti, lampu yang padam… Semua detail ini memberiku sensasi dejavu. Kereta kereta memang akan berhenti jika ada sesuatu yang terjadi, tapi kejadian seperti ini sangat jarang terjadi. Kalau begitu kenapa? Kenapa aku bisa mengingat kalimat dari novel itu… ini menggelikan. Bukannya itu tidak mungkin?

Di saat yang sama, pintu gerbong 3807 terbuka lebar, dan lampu pun kembali menyala. Yoo Sangah yang ada di sebelahku pun bergumam. “... Dokkaebi?”

Otakku mulai berdering. Sekujur tubuhku merinding karena apa yang ada dalam novel bertumpuk dengan kejadian di dunia nyata saat ini.

[Makhluk itu memiliki 2 tanduk kecil di atas kepalanya, dan dia mengenakan semacam tikar jerami untuk menutupi badannya. Makhluk aneh yang terlihat lembut itu sekarang sedang melayang di depan para penumpang.]

[Makhluk itu terlalu aneh untuk disebut sebagai peri, terlalu jahat untuk disebut sebagai malaikat, dan terlalu tenang untuk disebut sebagai iblis.]

[Karena itu, makhluk itu disebut sebagai Dokkaebi.]

Dan aku sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh dokkaebi itu.

{^^%*&^%&^#%%$#%!...}

{&^%%#%$#%#&^!...}

Dunia fiksi yang kuketahui mulai bertumpukan dengan dunia nyata yang sedang kujalani.

“Apa ini?”

“Augmented reality?”

Di tengah keramaian orang-orang itu, aku merasa seperti terlempar ke dunia lain sendirian. Tidak salah lagi, makhluk itu adalah dokkaebi… Dokkaebi yang membuka pintu tragedi bagi ribuan nyawa dalam novel ‘Cara Bertahan Hidup’. Suara Yoo Sangah pun berhasil menarikku kembali ke dunia nyata. “Kedengarannya seperti bahasa Spanyol. Apa aku harus berbicara kepadanya?”

Aku terkejut dan bertanya pada wanita itu. “... Apa kau tahu apa itu? Apa kau ingin meminta uang padanya?”

“Tidak, tapi…”

Tiba-tiba aku mendengar seseorang berbicara dengan bahasa Korea yang sangat lancar. {Ah, ah. Apa kalian bisa mendengar dengan jelas? Ah, aku sedikit kesulitan karena opsi bahasa Koreanya tidak bekerja. Semuanya, kalian bisa mendengar suaraku?}

Para penumpang menjadi agak rileks saat mereka bisa mendengar bahasa yang sudah sangat mereka kenal. Orang pertama yang menjawab pertanyaan itu adalah laki-laki kekar yang mengenakan setelan jas. “Hei, apa yang sedang kau lakukan sekarang?”

{...Huh?}

“Apa kau sedang syuting film? Aku harus segera pergi untuk mengikuti audisi.” sepertinya dia adalah aktor yang tidak terkenal karena aku tidak bisa mengingat wajahnya. Jika aku seorang director film, aku pasti akan memilihnya karena dia memiliki semangat yang sangat besar. Sayangnya, makhluk yang sekarang ada di depannya bukan seorang director film.

{Ah, audisi. benar juga. Ini adalah sebuah audisi. Haha, ada kekurangan data di sini. Aku bahkan baru aktif saat opsi berbayar diaktifkan jam 7:00 PM}

“Apa? Apa maksudmu?”

{Oke, oke. Kalian semua, santai saja dan dengarkan perkataanku. Mulai sekarang aku akan mengatakan sesuatu yang sangat penting!}

Dadaku terasa sesak saat mendengarnya.

“Apa? Cepat keluar dari kereta!”

“Seseorang cepat panggil masinisnya!”

“Apa yang mau mereka lakukan tanpa bekerja sama dengan warga?”

“Ibu, itu apa? kartun ya?”

Tidak diragukan lagi. Ini adalah perkembangan cerita yang kukenal. Aku tidak mau terlibat dengan masalah ini… tapi itu tidak mungkin. Orang-orang tidak akan mau mendengarkan makhluk imut yang terlihat seperti CG itu, dan satu-satunya hal yang kutahu adalah mencegah Yoo Sangah berdiri dari kursinya.

“Yoo Sangah-ssi, dia berbahaya, jadi tetaplah di sini.”

“Huh?” Yoo Sangah membelalakkan matanya. Perkataanku membuatnya bingung, aku tidak punya cara untuk menjelaskan apa yang kuketahui. Tapi ternyata aku tidak perlu susah-susah untuk menjelaskan semua ini pada wanita yang ada di sampingku.

{Haha. Kalian semua terlalu ribut.}

Tiba-tiba makhluk lucu itu mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.

{Aku sudah bilang supaya kalian diam.}

Aku menutup mataku saat mata dokkaebi itu berubah merah. Sesuatu lalu meledak dan seluruh gerbong kereta kereta itu menjadi hening.

“Uh, uh, uh…” Ada sebuah lubang besar di kepala aktor yang ingin pergi audisi itu. Laki-laki yang baru saja berbicara beberapa patah kata itu pun tiba-tiba ambruk begitu saja.

{Ini bukan syuting film.}

Suara ‘krak’ itu terdengar lagi. Kali ini korbannya adalah orang yang sedang membicarakan masinis kereta ini.

{Ini bukan mimpi dan ini juga bukan novel.}

Satu, dua… darah mulai berhamburan memenuhi udara dan kepala beberapa orang meledak di beberapa tempat. Mereka semua adalah orang-orang yang menyampaikan protes pada dokkaebi dan juga orang-orang yang berteriak tidak jelas sejak tadi. Semua orang yang membuat keributan memiliki lubang di kepala mereka dan tiba-tiba gerbong kereta ini dipenuhi dengan darah manusia.

{Ini bukan ‘kenyataan’ yang kalian tahu, apa kalian mengerti? Jadi tutup mulut kalian dan dengarkan aku.}

Lebih dari separuh orang yang menaiki gerbong ini sekarang telah mati. Darah dan potongan daging berserakan dimana-mana. Sekarang orang-orang tidak lagi berteriak. Layaknya monyet purba di hadapan predator kuat, mereka semua hanya menatap dokkaebi itu dengan pancaran takut dari mata mereka. Aku yang merasa sangat terkejut dengan semua ini pun hanya bisa memegang bahu Yoo Sangah yang sedang menangis.

Ini nyata. Pesan aneh yang kudengar dengan telingaku, dokkaebi yang tiba-tiba muncul, dan gerbong kereta yang tiba-tiba berubah menjadi lautan darah….

{Semuanya, hidup kalian selama ini terasa sangat nyaman. Bukan begitu?}

Di kursi berkebutuhan khusus, seorang nenek menatap mata dokkaebi itu.

{Kalian bahkan bisa hidup lama dengan gratis. Bukannya itu terlalu baik? kalian lahir dan tidak membayar apapun untuk bernafas, makan, buang kotoran, dan beranak pinak! Ha! Kalian benar-benar tinggal di dunia yang sangat nyaman!}

Gratis? Tidak ada orang di gerbong ini yang hidup dengan gratis. Mereka semua berusaha keras mencari uang untuk bertahan hidup, dan mereka pulang naik kereta ini setelah pekerjaan mereka selesai. Tapi sekarang, tidak ada orang yang membantah kata-kata dokkaebi itu.

{Sekarang dunia nyaman kalian sudah berakhir. Berapa lama lagi kalian akan tinggal tanpa membayar? Jika kau ingin menikmati kebahagiaan, sudah pasti kalian harus membayarnya, bukan begitu?}

Semua orang tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Di saat yang sama, seseorang mengangkat tangan mereka dan bertanya. “A-apa kau mau uang?”

Kira-kira orang macam apa yang berani berbicara di tengah situasi seperti ini? Tapi saat aku melihatnya, ternyata aku mengenal wajah itu.

“Yoo Sangah-ssi, bukannya itu kepala departemen Han dari bagian keuangan?”

“... Benar.”

Kalau tidak salah dia adalah tipikal orang yang selalu dihindari oleh pegawai baru di sebuah perusahaan. Namanya Han Myungoh, kepala departemen dari bagian keuangan. Kenapa dia pulang naik kereta?

“Aku akan memberimu uang. Ambillah. Tolong ingat jika aku adalah manusia budiman.” kepala departemen Han menarik kartu namanya dari dalam koper dan orang-orang yang ada di sekitarnya mulai bersorak. Suasana saat ini mirip seperti saat seorang pahlawan yang sedang berusaha melawan seorang teroris. “Berapa banyak yang kau mau? Seratus juta? Atau dua ratus juta?”

Kepala departemen Han menjanjikan jumlah uang yang terlalu banyak bagi seorang kepala bagian sepertinya. Ada rumor yang mengatakan jika Han Myungoh adalah anak bungsu dari seorang pemimpin perusahaan afiliasi dan mungkin itu memang benar. Aku sama sekali tidak tahu ada berapa banyak uang yang ada dalam kantongnya.

{Hmm, kau akan memberiku uang?}

“B-benar! Uang yang kubawa sekarang memang tidak banyak tapi… aku akan memberi segala yang kau inginkan jika kau mengeluarkanku dari tempat ini.”

{Uang, bagus. Hasil pengolahan serat pohon yang dijadikan semua manusia sebagai alat tukar.}

Wajah kepala departemen Han menjadi jauh lebih cerah. Saat itu wajahnya seakan berkata ‘uang memang segalanya di dunia ini’. Kasihan sekali.

“Kalau begitu, ini uang yang…”

{Dan uang itu hanya bisa digunakan di waktu dan ruang ini saja.}

“Huh?”

Beberapa saat setelahnya, api mulai muncul di udara dan semua uang yang dibawa oleh Han Myungoh habis terbakar tanpa sisa. Laki-laki itu hanya berteriak saat melihat semua uangnya habis dilalap api.

{Kertas itu sama sekali tidak harganya di dunia makrokosmos. Jika kau melakukan ini sekali lagi, aku akan meledakkan kepalamu.}

“Uuuh…” Wajah semua orang ditutupi oleh rasa takut. Aku bisa menebak jika apa yang mereka pikirkan sama seperti sebuah narasi dalam novel itu.

[Apa yang akan terjadi setelah ini?]

Hanya aku yang tahu soal apa yang akan terjadi di masa depan.

{Whew, hutang semakin menumpuk selama kalian berisik dari tadi. Yah, oke. Daripada menjelaskan ratusan kali, bukannya lebih mudah untuk menghasilkan uang sendiri?}

Tanduk dokkaebi itu memanjang seperti sebuah antena, dan tubuhnya terbang hingga mendekati langit-langit gerbong.

Sesaat kemudian, sebuah pesan muncul.

[Chanel #BI-7623 sudah terbuka.]

[Konstelasi memasuki chanel.]

Sebuah jendela kecil muncul di mata semua orang.

[Skenario utama sudah siap!]

+

[Skenario utama #1 Proof of Value]

Kategori: Utama

Tingkat kesulitan: F

Kondisi selesai: Bunuh satu atau lebih makhluk hidup.

Batas waktu: 30 menit.

Kompensasi:  300 koin.

Hukuman: Mati.

+

Dokkaebi itu tersenyum tipis dan kemudian mulai menghilang dari hadapan seluruh penumpang.

{Kalau begitu, semoga beruntung, semuanya. Tolong perlihatkan pertunjukan yang menarik.}


Chapter 1     Daftar Isi     Chapter 3


Komentar

Postingan Populer