I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 200
Disclaimer: this novel is not MINE
XXX
“Aku tidak akan kalah.”
Mungkin dia hanya akan menganggap kata-kataku sebagai
gertakan semata, jadi aku harus terlihat sangat percaya diri saat
mengatakannya.
“Yah, semua orang bisa mengatakan apapun yang mereka mau.”
manager itu meletakkan tangannya di dagu dan terlihat
sedikit tertarik padaku. Sepertinya dia sudah membuat sebuah keputusan.
“... Tunggu sebentar. Kau bisa berjalan normal meski kau
tidak bisa melihat, bagaimana bisa?”
“Aku sudah terbiasa. Aku bisa merasakan aura yang ada di
sekitarku dan memanfaatkan hal itu untuk berjalan.”
Aku harus melakukannya! Harapanku semakin besar saat aku
mendengar jawaban si manajer.
“Baiklah. Dia akan bertanding besok.” ucapnya setelah
berpikir selama beberapa saat.
Hore!! Negosiasi berhasil dengan baik! Yah, sebenarnya ini
bukan negosiasi, sih.
“Hei, tunggu sebentar. Kau masih anak-anak.” ucap seseorang.
Maaf, ya. Usiaku sudah 15 tahun. Aku memang agak pendek,
tapi…
“Dia sudah mengajukan dirinya sendiri. Diam dan tutup
mulutmu.”
Aku baik-baik saja dan bisa dibilang aku sangat menantikan
pertarungan esok hari. Karena, ini adalah pertama kalinya dalam hidupku
bertarung di tengah arena dan disaksikan oleh banyak orang. Tidak banyak yang
bisa merasakan pengalaman seperti ini di sepanjang hidupnya, jadi aku tidak
bisa merasa tidak bersemangat.
“Manajer, apa ini tidak apa-apa? Bagaimana kalau anak itu
mati dengan cepat?”
“Kalau begitu kita hanya perlu melemparkan orang lain untuk
menggantikannya.”
“Tapi kita harus memberitahu penggantinya sehari sebelum
pertarungan dimulai.”
“Di dunia seperti ini, ada banyak kematian yang datang
tiba-tiba.”
Manajer itu mengatakannya dengan sangat tegas hingga membuat
si penjaga terdiam.
“OK. Bisakah kau memindahkan anak ini ke penjara yang
berbeda? Ah, lalu biarkan laki-laki bernama Phill. Besok, jika dia mati, anak
ini yang akan maju.”
“Baik.”
Setelah si penjaga memberikan jawabannya, dia mengambil
kunci dan membuka pintu penjara. Dia lalu berkata ‘Keluar.” sambil menarikku
keluar penjara. Penjaga itu terus melangkah keluar sambil menerima tatapan dari
Mill, Ruby, dan laki-laki tinggi yang tidak kutahu namanya itu.
“Aku menantikan tontonan besok.” bisik manajer itu tepat di
sebelah telingaku. Setelah itu dia menunjukkan senyum yang sangat mengerikan.
Bulu kudukku berdiri saat melihatnya… dia hanya ingin
melihatku panik dan ketakutan. Di saat itulah aku mengerti apa yang sedang
terjadi di sini.
Dia ingin melihatku mati di tangan para singa besok…
Jujur saja aku tidak takut dengan singa… Tentu saja aku takut.
Sekarang saja aku sedang mengontrol tubuhku sekuat tenaga agar tidak gemetar
ketakutan. Aku tidak pernah melihat singa yang sedang kelaparan.
Tapi, jika aku menggunakan sihir dengan mudah, kau akan
menarik perhatian para bangsawan yang ada di sini… jadi aku tidak boleh
menggunakannya.
… Tapi pada akhirnya aku harus melakukannya. Meski aku
berhasil lari dari tempat ini, tidak akan ada yang berubah.
Aku pun berjalan menuju sel penjara baruku sambil merubah
rasa takut dan tegang menjadi kekuatan yang akan kugunakan untuk mengalahkan
para singa itu.
Komentar
Posting Komentar