I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 107

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

(•ω•)(•ω•)(•ω•)

Gilles 11 tahun.

2 tahun sudah berlalu sejak Alicia mengurung diri di kabin itu.

Di satu sisi, 2 tahun ini terasa sangat panjang. Tapi saat aku melihat kembali ke belakang, rasanya hari-hari terasa sangat cepat. Mungkin kedengarannya sangat bertentangan, tapi itu yang benar-benar kurasakan.

Selama 2 tahun ini, aku terus membaca banyak buku. Sejak aku tahu bahwa Alicia menggunakan waktu 2 tahun itu untuk bertambah kuat. Aku tahu jika aku ingin tetap berada di sampingnya, aku juga tidak boleh membuang waktu dengan percuma. Karena itu aku bekerja keras untuk menambah pengetahuanku.

Dan akhirnya... akhirnya aku bisa melihatnya lagi.

Aku bangun pagi-pagi sekali supaya aku bisa berada di sampingnya saat dia bangun tidur nanti. Tidak perduli sepagi apa, aku akan terus berdiri de depan kabin itu dan menunggu.

Aku bangun sebelum orang-orang di rumah ini bangun, dan sepertinya mereka semua masih tertidur di jam segini. Kurasa para maid dan pembantu lain juga belum bangun dari tidur mereka.

Sekarang jam menunjukkan pukul 3:30 AM... matahari belum muncul dan langit masih gelap gulita dengan kabut tebal yang menghiasi langit. Udara terasa sangat lembab dan lumayan dingin. Tapi aku tidak pernah ingat jika aku pernah sebahagia ini. Meski aku harus menunggu di dalam kegelapan, aku masih bisa tersenyum dengan sangat lebar.

Kurasa terakhir kalinya aku merasa bersemangat seperti ini adalah 2 tahun lalu saat aku tambah tinggi. Sayangnya tinggiku hanya bertambah sedikit. Kurasa aku adalah anak 11 tahun terpendek yang pernah ada di negara ini. Tapi, aku menutupi kekuranganku dengan pengetahuan yang kumiliki. Aku yakin kapasitas otakku sudah menjadi lebih luas jika dibandingkan dengan kebanyakan orang.

Selain tinggi badanku, aku masih sama seperti 2 tahun yang lalu... dan hal ini membuatku berpikir. Bagaimana rupa Alicia setelah 2 tahun kami tidak bertemu? Kurasa dia pasti terlihat lebih dewasa dari terakhir kali aku melihatnya, tapi kurasa wajahnya tidak akan berubah banyak.

Aku juga memikirkan bagaimana dia bisa bertahan dalam kesendirian seperti itu. Selama 2 tahun ini, dia tidak bisa berbicara dengan siapapun. Dia hanya menghabiskan waktunya untuk berlatih sihir di halaman kabin itu.

Aku rasa aku tidak akan bisa bertahan selama itu. Kupikir aku pasti akan gila jika melakukannya. Tapi apa yang dilakukan Alica malah menunjukkan jika dia memiliki keinginan yang sangat kuat untuk bisa menjadi wanita jahat (mimpinya).

... Kapan dia keluar ya?

Mungkin 1 atau 2 jam lagi? Ah, itu tidak penting. Mau 1 jam, 2 jam, atau 3 jam, semua itu tidak ada hubungannya. Aku bisa menunggu selama 2 tahun, jadi tidak masalah jika aku harus menunggu beberapa jam lagi.

Hari di mana Alicia boleh keluar adalah hari terpanjang dalam hidupku.

Meski baru 24 jam berlalu, rasanya aku sudah menjalani waktu berminggu-minggu. Aku bahkan tidak berminat membaca buku favoritku. Aku hanya membaca kata yang sama selama beberapa jam dan tidak bisa berkonsentrasi.

Untungnya masalah itu tidak berlangsung lama. Sebulan kemudian aku sudah membaca banyak sekali buku. Setiap selesai membaca 1 buku aku berhenti sejenak untuk mencernanya, tapi di waktu seperti itu 1 detik terasa seperti 1 tahun untukku.

Lalu, akhirnya hari ini aku diberitahu jika Alicia boleh meninggalkan kabinnya. Arnold, ayah Alicia datang sendiri dan memberitahukan hal itu langsung kepadaku.

Tidak seperti dugaan awalku, dia memperlakukanku dengan sangat baik 2 tahun belakangan ini.

Aku sudah memakai perpustakaannya tanpa henti tapi dia sama sekali tidak menegurku. Dia mengizinkanku menggunakan ruangan itu semauku. Kadang-kadang aku bahkan tertidur di sana, dan saat itu aku bisa mendengar suara langkah kaki seseorang yang membawaku kembali ke kamar.

Saat Arnold pertama kali mengatakan padaku soal apa yang terjadi pada Alicia, aku memang merasa sangat membencinya. Aku bisa merasa sangat kesal seharian hanya karena tidak sengaja melihat wajahnya. Dari dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku merasa sangat marah karena dia memberikan syarat bodoh seperti itu pada Alicia.

Tapi dari waktu ke waktu, setelah aku tahu jika dia benar-benar menyesal, kemarahankupun berangsur padam. Dan saat dia datang untuk berbicara padaku kemarin malam, aku benar-benar sudah memaafkannya.

Tapi, meski aku tidak memaafkannya, kata-katanya hari ini sudah membuatku melupakan kebencian yang kusimpan selama 2 tahun ini. Setelah dia berkata jika pengasingan Alicia sudah berakhir dia langsung bertanya apakah aku ingin pergi ke kabin gadis itu hari ini. Dia berkata jika aku harus pergi karena dia akan merasa lega jika aku bisa bertemu dengan Alicia.

Tentu saja aku sudah berencana untuk pergi, tapi aku merasa sangat terkejut saat Arnold menanyakan hal yang sama. Aku tidak pernah menyangka jika Arnold akan mengatakan hal seperti itu.

Sejak saat itu aku selalu memikirkan hal apa yang akan kusampaikan terlebih dulu pada Alicia. Aku tidak keberatan menceritakan semua hal yang dia lewatkan, tapi aku juga tidak begitu mengikuti perkembangan masalah saintess dan para kroninya. Sejak Alicia diasingkan aku tidak pernah pergi ke akademi, jadi aku tidak tahu situasi terbaru yang ada di sana. Aku hanya bisa menebak apa yang dilakukan Liz Cather selama 2 tahun ini, meski sebenarnya aku tidak mau melakukannya. Aku yakin aku hanya akan sakit kepala jika berusaha memikirkannya.

Aku juga hanya beberapa kali berbicara dengan Henry dan Duke, dan aku hanya bisa mendapat sedikit berita dari mereka berdua.

Selain menghabiskan waktu berbicara kepada beberapa orang itu dan juga kakek Will, aku menghabiskan waktuku dengan membaca buku. Itu artinya aku sama seperti Alicia... aku tidak tahu apa-apa.

Saat aku tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba aku mendengar bunyi pintu kabin yang dibuka. Aku langsung mengangkat wajahku dan melihat ke arah pintu itu.

Nafasku tercekat dan aku bisa merasakan jantungku yang berdegup sangat kencang.

... Akhirnya. Akhirnya! Aku bisa bertemu dengan Alicia!

Jantungku berdetak dengan sangat keras hingga aku tidak bisa mendengar derit pintu kabin. Telingaku penuh dengan suara dentuman keras yang berasal dari dada kiriku.

Telapak tanganku mulai berkeringat, tapi aku langsung mengusapkannya di kain celanaku. Tanpa sadar aku menahan nafasku.

"Selamat pagi, Gilles. Kau datangnya pagi juga! Bagaimana kabarmu?"

Aku benar-benar terperanjat dengan penampilan Alicia hingga aku tidak bisa memalingkan wajahku. Saat aku menatap wajahnya, bulu kudukku langsung meremang.

Meski jantungku masih berdetak keras beberapa menit yang lalu, sekarang semuanya lenyap...

Aku tahu kalau mataku pasti terlihat sangat bulat, tapi aku tidak perduli.

Aku tidak bisa bernafas saat melihat kecantikan Alicia.

Selama 2 tahun ini aku sama sekali tidak berubah... karena itu aku berpikir jika Alicia juga mengalami hal yang sama denganku. Perubahan drastis ini membuatku sangat terkejut. Wajahnya mungkin masih tetap sama, tapi aura yang dipendarkan Alicia benar-benar terasa berbeda.

Kecantikannya terlihat semakin dewasa dan dia terlihat sangat anggun dengan kabut pagi yang menyelimutinya... rasanya aku seperti melihat seorang dewi yang baru turun dari kahyangan.

Rambut hitam kelamnya tumbuh hingga menutupi pinggangnya, setiap helainya terlihat seperti memancarkan cahaya. Mata emasnya terlihat teguh dan kuat. Wajah bundarnya sekarang benar-benar hilang dan diganti dengan paras yang lebih memikat, lebih misterius. Aku tidak tahu apakah ini terjadi karena dia selalu berada di dalam kabin atau apa, tapi kulitnya menjadi terlihat lebih halus dan bersinar seperti salju yang memantulkan cahaya matahari. Bibir tipisnya yang memikat terlihat lebih indah dengan warna pink alami.

Baru kali ini aku tahu apa itu kecantikan sejati.

Saat Alicia berjalan ke arahku, jantungku terasa seperti akan meledak. Aku yakin jika sekarang jantungku bisa melompat keluar kapan saja.

Saat dia berdiri di sampingku, aku bisa melihat seberapa cantiknya dia... dan dia juga tumbuh semakin tinggi. Matanya memancarkan kecerdasan dan kebijaksanaan yang dia miliki.

"Gilles, kau ingat siapa aku kan? Kau mengenaliku, kan?"

Suaranya menjadi lebih halus dari yang ada dalam ingatanku.

Aku mengangguk kepadanya karena aku masih tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Ayolah! Masih ada yang mau kulakukan sebelum bertemu dengan yang lainnya."

Seperti yang kuduga, suaranya menjadi lebih lembut dari 2 tahun yang lalu. Apa ini karena dia tidak pernah berbicara dengan orang lain?

Tanpa menunggu jawabanku, Alicia langsung menggandengku dan berlari menuju hutan.

 




Komentar

Postingan Populer