I'll Become A Villainess That Will Go Down in History Chapter 101
Disclaimer: See 'Daftar isi'.
πππππππππππ
"Tidak, bukan apa-apa. Lupakan saja kata-kataku." kataku sambil tersenyum.
... Tunggu sebentar. Sepertinya aku melupakan sesuatu yang penting. Meski yang kami lakukan CUMA tidur bersama, aku masih memiliki status wanita single... dan sekarang aku malah berada 1 kamar dengan seorang laki-laki... bukannya ini buruk!!?
Tapi mungkin ini tidak apa-apa... usiaku masih 13 tahun... aku masih bisa dianggap sebagai anak-anak.
Yah... yang penting aku harus segera pulang ke rumah.
"Alicia~~." aku bisa mendengar suara Gilles dari balik pintu.
Oh, benar juga! Gilles seharusnya juga ada di sini bersamaku! Itu artinya Henry-oniisama juga ada di sini, iya kan?
Pintu kamar Duke-sama terbuka dan Gilles menunjukkan kepalanya pada kami berdua.
"Alicia... apa kau ada di sini?"
"Aku di sini." kataku sambil melompat turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu. Kebetulan Henry-oniisama juga sedang berdiri di belakang Gilles, dengan begini kami bisa langsung pulang ke rumah!
"Duke, aku masuk ya." kata Henry-oniisama sambil mendorong Gilles masuk.
Tidaaak!!! Oniisama, kau salah jalan! Jangan masuk... lebih baik kita pulang saja. Kenapa kau malah masuk sih!
"Kau tidur hanya pakai celana!?" Ucap Henry-oniisama sambil tertawa. Dia melirik Duke-sama yang sedang bertelanjang dada beberapa kali dan tawanya menjadi semakin kencang.
"Oh, Alicia... ini." kata Gilles sambil menjulurkan tangannya ke arahku. Ada sebuah gigi kecil tergeletak di atas telapak tangannya.
Aku terpaku saat melihat gigi itu. Kupikir aku tidak akan pernah melihatnya lagi.
"Untunglah yang patah itu salah satu dari gigi gerahammu." kata Gilles sambil tersenyum.
Aku ingin bertanya kenapa dia sampai repot-repot memungut gigi itu, tapi suaraku tidak mau keluar.
"Aku pernah baca di sebuah buku, katanya gigi dipenuhi dengan memori pemiliknya." lanjut Gilles. Dia pasti sudah tahu apa yang ingin kutanyakan hanya dengan melihat wajahku, karena itu dia mulai menjelaskan alasannya.
Memang sih, sepertinya aku juga pernah membaca sesuatu seperti itu.
Karena gigi berisi memori pemiliknya, buku itu bilang jika kita harus terus merawat gigi dengan baik.
"Apa kau menginginkannya?" tanya Gilles dengan wajah ceria.
"Tidak. Tidak usah." jawabku jujur. Seketika, wajah Gilles menjadi semakin bersinar.
"Kalau begitu, boleh untukku?"
"Um... tidak apa-apa sih... tapi itu cuma gigi, loh." kataku dengan nada bingung. Aku tidak tahu kenapa Gilles menginginkannya. Lagipula gigi itu sama sekali tidak ada gunanya/
"Ya. Aku tahu. Tapi gigi ini berisi banyak memori tentangmu dan aku, jadi aku ingin memilikinya." kata Gilles dengan senyum yang sangat lebar.
... Kalau seperti ini, Gilles kelihatan sangat imut! Di satu sisi, mental Gilles mungkin sudah lebih dewasa dari sebayanya dan orang kebanyakan... tapi pada akhirnya dia masihlah seorang bocah berusia 9 tahun.
"Jadi, siapa orang yang ada di lukisan besar yang ada di lorong itu?" tanya Gilles sambil menatap Duke-sama.
Untuk beberapa saat Duke-sama hanya menatapnya. Sepertinya dia tidak tahu mana lukisan yang dimaksud Gilles.
... Lukisan besar? Mungkinkah yang dimaksud Gilles itu lukisan besar yang kulihat saat tersesat di istana? Kalau tidak salah itu lukisan yang mulia raja dan... saudaranya mungkin?
Kenapa Gilles menanyakan soal itu?
"Apa lukisan yang kau maksud itu lukisan ayah dan pamanku?" tanya Duke-sama. Aku merasa tidak percaya saat mendengarnya.
Jadi lukisan itu lukisan yang mulia raja dan KAKAKnya!!?
Sepertinya ada perbedaan usia yang sangat besar antara mereka berdua. Tapi dia kakaknya? Bukan ayahnya?
Jawaban Duke-sama meninggalkan banyak pertanyaan untukku.
Normalnya, bukankah putra pertama yang akan menjadi putra mahkota dan memiliki hak untuk menjadi raja selanjutnya?
Kalau begitu, kenapa ayah Duke-sama yang menjadi raja??
Komentar
Posting Komentar