I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 97

 Disclaimer: I own nothing.

XXXXXXXXXX

Alicia, 13 tahun.

Ah, ini sangat memalukan. Aku... Dia... Posisi ini... Ugh! Berhenti memikirkannya, aku!

Yang lebih penting... Apa tangan Duke-sama baik-baik saja? Jika aku bisa membunuh preman itu lebih cepat lagi, Duke-sama pasti tidak akan terluka. Tapi untunglah, dia dan Gilles sepertinya baik-baik saja.

"Duke-sama..." aku mendengar suara Liz-san dari belakang Duke-sama.

Sayang sekali... Dalam posisi ini aku tidak bisa melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Liz-san.

Haaah... Apa Duke-sama akan menurunkanku sekarang juga?

"Duke-sama, aku ingin turun sekarang."

"Tidak boleh."

"Ada yang harus kubicarakan dengan Liz-san."

Saat aku mengatakan alasanku, Duke-sama terlihat tidak suka tapi dia tetap menurunkanku dengan lembut ke tanah. Sesaat setelah aku bisa berdiri dengan 2 kakiku, dia melepaskan jaketnya dan memakaikannya padaku.

"Kalau begitu turunkan aku juga." ucap Gilles.

Henry-oniisama menurutinya dan menurunkannya dengan lembut, setelah itu dia juga memakaikan jaketnya pada Gilles.

Saat itu aku menyadarinya... Baju Gilles terlihat sangat compang-camping. Aku merasa sangat sedih dan marah saat melihat kondisinya saat ini dan aku bisa merasakan darahku yang mulai mendidih.

"Alicia.. Kau baik-baik saja?"

Albert-oniisama adalah orang pertama yang membuka mulutnya. Kata-katanya sangat mengejutkan hingga aku merasa seperti barusaja dipukul dengan sangat keras. Dia benar-benar berhasil membuatku terdiam.

Adik perempuanmu itu hampir terbunuh karena perbuatan gadis yang ada di sampingmu... Tapi apa? Kau tanya apa aku baik-baik saja? Kau pikir aku baik-baik saja?Apa kau tidak paham dengan apa yang baru saja terjadi di sini?

"Liz-san, kenapa kau menghentikanku tadi?"

Saat Liz-san mendengar pertanyaanku, dia langsung menatapku dengan wajah ketakutan. Kenapa dia bisa sampai setakut itu? Apa wajahku terlihat mengerikan? Hm... Akhirnya hari di mana heroine merasa ketakutan saat melihatku pun tiba.

"... Itu karena kau hampir membunuh seseorang..."

Setelah diam selama beberapa detik, dia menjawab dengan nada pelan dan suara yang bergetar.

"Ya, kau benar. Seseorang sudah menculikku dan Gilles. Kalau boleh kutambahkan, mereka memang berniat untuk mebunuh kami berdua." kataku sambil menatap Liz-san dengan tajam. Aku sengaja memelankan nada suaraku, tapi tatapanku penuh dengan cacian kepadanya.

Meskipun dia hampir membunuhku... Aku masih bisa memaafkannya. Tapi karena ulah Liz-san, luka Gilles bertambah banyak.

"Itu tidak ada hubungannya! Membunuh adalah hal yang salah!"

Dia pasti sudah berusaha keras untuk mengumpulkan seluruh keberaniannya hingga bisa berteriak seperti itu. Suaranya memang masih terdengar bergetar, tapi nadanya terdengar lebih mantap.

"Bagaimana bisa kau mengambil nyawa orang lain seperti itu!?" teriak Liz-san. Semua rasa takutnya berubah menjadi histeria, tapi matanya tetap terlihat jernih. Dia benar-benar cocok menjadi saintess.

"Jika laki-laki itu tidak mati, apa kau yakin kau tidak akan menjadi target selanjutnya? Hm?" tanyaku sambil menyeringai ke arahnya.

"Hei!!" teriak Eric-sama.

Uuugh! Aku capek bicara dengan mereka.

"Apa?" tanyaku sambil menatap Eric-sama dengan tajam.

"Apa yang dikatakan Liz itu tidak salah! Tidak perduli siapa itu, membunuh adalah hal yang salah!"

"Meski kau adalah seorang ksatria?"

"Berkelahi adalah hal yang salah." ucap Eric-sama sok bijak. Matanya penuh dengan kebencian.

Dia... Benar-benar sudah dicuci otak oleh idealisme Liz-san. Dan parahnya, hampir semua calon pemimpin masa depan negeri ini mengalami hal yang sama dengannya. Apa saintess sedang mencoba untuk menghancurkan negara ini?

"Aku sangat benci dengan wanita yang tidak bisa melindungi dirinya sendiri."

Aku mengatakan kalimat itu seakan aku baru saja memuntahkan sesuatu yang menjijikkan. Aku mengatakan itu sambil menatap Liz-san dengan tajam. Di sebelahnya, Albert-oniisama dan Alan-oniisama berdiri berdekatan seakan sedang melindunginya. Meski aku mendapat tatapan tidak bersahabat dari kakak-kakakku aku sama sekali tidak akan mundur.

Aku mengatakan semua isi kepalaku tanpa sensor sedikitpun. Aku mengeluarkan semua kata-kata kasar, kritik, dan penghinaan yang kumiliki. Aku memuntahkan semua itu kepada Liz-san dan para pengikutnya. Itulah arti menjadi seorang wanita jahat.

"Apa kau selalu berharap ada orang lain yang akan menyelamatkanmu? Tentu saja. Kau kan punya banyak ksatria yang bersedia membuang nyawa mereka untukmu."

"Ali, diam!" kata Albert-oniisama dengan nada mengancam. Tatapannya terasa sangat menusuk.

Aku tidak pernah berpikir kalau kakakku akan berkata seperti itu kepadaku. Albert-oniisama adalah kakak yang paling memanjakanku dan sekarang dia menatapku seperti sedang menatap seorang musuh.

"Albert-oniisama, kau juga menolak untuk membunuh orang lain, iya kan?"

"Tentu saja."

"Meski keluargamu akan dibunuh tepat di depan matamu?"

Albert-oniisama terdiam sejenak, tapi saat dia mengatakan jawabannya suaranya terdengar sangat tegas.

"Ya. Aku tidak akan membunuh orang lain."

"Kalau begitu, segera buang pedang yang ada di pinggangmu itu. Kau sama sekali tidak membutuhkannya." jawabku dengan seringai mengerikan.





Komentar

Postingan Populer