I'll Become A Villainess That Will Go Down in History Chapter 100

 Disclaimer: This novel is Ookido Izumi's

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Mmmm. Rasanya nyaman sekali. Kasur empuk... bantal super lembut... dan pemanas... Pemanas?

Aku merasa sangat terkejut hingga mataku langsung terbuka lebar. Dalam sekejap, seluruh rasa kantukku hilang tanpa bekas.

Di depanku, aku bisa melihat bulu mata panjang yang cantik, hidung mancung yang terlihat gagah, dan bibir tipis yang menggoda. benar-benar wajah tidur yang sangat tampan. Aku merasa aku bisa terus menatap wajah ini seumur hidupk tanpa bosan sedikitpun.

... Tunggu! Tidak, tidak. Seorang wanita jahat tidak boleh tergoda hanya karena wajah tampan!

Oke, sadar woi! Ada yang lebih penting dari itu... kenapa Duke-sama tidur di sebelahku!!???

Dan kenapa dia tidak pakai baju atasan!?

... Whoa... tubuhnya benar-benar oke. Lihat semua otot perut itu! Aku harap ototku juga bisa jadi seperti itu. Tapi, tidak perduli berapa lama aku berlatih... meski aku menjadi lebih kuat... memiliki otot seperti Duke-sama adalah sebuah kemustahilan yang hakiki.

Aku meratapi nasib ototku dalam diam,, lalu aku mengedarkan mataku ke seluruh ruangan. Saat itu aku menyadari sesuatu. Ini... bukan kamarku kan? Kamarku tidak sebesar ini... dekorasinya juga lebih sederhana dari ini.

Jadi... apa ini kamar Duke-sama? Kalau begitu aku ada di istana sekarang?? Tapi bagaimana aku bisa sampai di tempat ini...? Aku sama sekali tidak ingat apa-apa setelah naik ke kereta kuda. Aku pasti langsung tertidur saat itu.

Yah, kurasa aku bisa mencaritahu soal itu nanti... untuk sekarang, hanya 1 hal yang harus kulakukan saat ini.

... Ayo kabur dari sini!

Aku berusaha turun dari kasur tanpa membuat suara. Aku mulai menggerakkan badanku dengan perlahan.

"Kau mau pergi ke mana?

Aku baru akan mengambil langkah pertama menuju pintu kebebasan, tapi tiba-tiba aku mendengar suara Duke-sama dari belakangku. Apa dia sudah bangun sejak tadi?

Aku langsung pura-pura tidak tahu dan menolehkan kepalaku kepadanya.

... Huh? Bukannya itu kalung berlianku? Kenapa itu ada di tangan Duke-sama?

Harusnya itu ada di... tunggu... tidak ada! Aku baru sadar jika collar penyegel itu sudah menghilang dari leherku, sekarang bagian itu terasa kosong...

"Ini ada di kantong laki-laki yang kau penggal." kata Duke-sama dengan senyum sadis.

Tidak mungkin... Apa kau bilang aku membiarkan kalung berhargaku dicuri begitu saja!? Wajahku langsung pucat pasi.

Yup. Oke. Mungkin aku harus segera pergi dari tempat ini...

Anggap saja aku tidak lihat apa-apa. Aku langsung berbalik dan berlari ke arah pintu. Aku harus bisa pergi dari sini sebelum Duke-sama menangkapku.

"Kemari." kata Duke-sama yang berhasil menggenggam tanganku. Setelah itu dia mengangkat tubuhku dengan sangat mudah.

Bukannya dia curang sekali!?

Duke-sama mendudukkanku di atas kasur... dan yang paling ingin kutahu saat ini adalah... kenapa kami duduk berhadap-hadapan seperti ini??

Keadaan ini... apa aku akan diceramahi? Aku harus tetap kuat. Seorang wanita jahat tidak akan menyerah hanya karena dimarahi oleh seorang pangeran.

Tapi Duke-sama sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya tersenyum dan mengalungkan tangannya ke leherku.

... Huh? Kenapa wajahnya tiba-tiba bisa sedekat ini?

Otakku langsung kosong. Lalu, aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulit leherku. Saat aku melihat ke bawah, aku bisa melihat kalung berlianku kembali ke tempatnya semula.

Berlian itu tetap berkerlip indah seperti sebelumnya.

"Indahnya..." gumam Duke-sama dengan mata yang terus tertuju padaku.

... Yang indah berliannya kan...?

Kuharap kau mengatakan apa subjek afeksimu itu dengan detail... kalau kau melakukannya, maka aku tidak perlu salah paham seperti ini. Kau sengaja melakukannya untuk menggodaku, iya kan!? Aku tahu itu!

Mata azure nya menatapku dalam. Hanya dengan menerima tatapan itu, aku bisa merasakan wajahku yang semakin memanas.

Apa yang harus kulakukan disaat begini? Kalau yang ada di sini adalah heroine, aku yakin dia pasti akan menutup matanya. Tapi... apa memalingkan wajah bisa disebut tindakan yang kasar?

Lagipula, jika ini adalah sesuatu yang akan dilakukan heroine, maka aku tidak akan mau melakukannya!

"Um, jadi... yang mulia raja..."

Otakku masih kosong, tapi aku langsung mengucapkan apa yang terlintas di sana... dan saat itu aku tidak sengaja menyebut ayah Duke-sama.

Saat Duke-sama mendengarnya, wajahnya berubah menjadi semakin gelap.

Biasanya aku tidak pernah menyesali kata-kata yang keluar dari mulutku, tapi setelah melihat wajah itu... aku merasa sedikit menyesal karena telah mengatakannya...





Komentar

Postingan Populer