I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 105
Disclaimer: This novel is not MINE.
ππππππππ
... Berhenti?
"Tapi... kenapa?" tanyaku dengan suara merajuk.
"Alicia, aku tidak mau kau berada dalam keadaan bahaya.
Apa yang akan terjadi jika sesuatu seperti ini terjadi sekali lagi? 2 kali
lagi?"
Aku menatap ayahanda dan aku tahu jika dia
benar-benar mengkhawatirkanku.
Tapi, aku tidak ingin ayahanda merasa terlalu khawatir. Aku terus berlatih setiap hari, jadi aku yakin jika aku bisa mengatasi apapun
yang dilemparkan ke arahku.
"Aku bisa melindungi diriku sendiri." kataku
dengan nada yakin.
"Kau masih 13 tahun." kata ayahanda dengan
nada serius. Suaranya terdengar sangat autoritatif dan tajam.
Hm? Jadi akhirnya kau sadar soal itu?
"Ali, apa yang akan terjadi jika ada lebih dari 3
penjahat saat itu? Kau bisa terbunuh!"
"Meski begitu, aku masih tetap akan baik-baik saja.
Yang kemarin, kalau aku sampai mati itu..."
'... Adalah salah saintess...' itu yang ingin kukatakan,
tapi aku tidak melakukannya. Aku tidak ingin membuat ayahanda menjadi semakin
khawatir.
"Semuanya. Semuanya salahku. Aku harusnya tidak boleh
membiarkan mereka melakukan hal seperti ini kepadamu. Hanya karena kau memiliki
kemampuan yang luar biasa, bukan artinya kau bisa dipaksa melakukan sesuatu
seperti ini, kau masih terlalu muda!"
Alis ayahanda terlihat sangat berkerut. Wajahnya pehuh
dengan raut sedih dan menyesal.
"Tolong jangan berpikir seperti itu, ayahanda. Kau
tidak perlu khawatir soal aku! Aku akan baik-baik saja, lagipula aku sudah berjanji akan
memenuhi permintaan dewan kerajaan. Aku akan melakukannya hingga akhir."
Aku akan kesusahan jika kau memberhentikanku dari posisi
sebagai pengawas Liz-san. Semua kerja kerasku akan menjadi sia-sia.
Liz-san sudah menjadi bagian penting dari usahaku menjadi
wanita jahat nomor 1.
Saat ayahanda dan semua anggota dewan melihatku sebagai
bidak catur yang bisa dibuang, pada dasarnya aku menggunakan Liz-san dengan
cara yang sama dengan mereka. Aku menggunakan gadis itu untuk membuatku menjadi
semakin terkenal.
Ha! Aku bahkan menganggap Liz-san hanya sebagai alat. Semakin jauh rencana jahatku berjalan, aku yakin jika aku akan
mendapatkan lebih banyak poin wanita jahat.
"Meski kau ingin melakukannya, ayah tidak setuju. Ayah tahu jika ini terdengar sangat hipokrit. Ayah memintamu berhenti padahal ayahlah yang memintamu melakukannya. Ayah tahu ini tidak masuk akal tapi... Ali, ayah tidak mau melihatmu terluka seperti kemarin."
Ayahanda menatapku dengan wajah memelas. Aku tahu jika
dia sangat mencintaiku.
Tapi, permintaannya tetap tidak masuk akal.
Ya, kepala Liz-san memang hanya diisi dengan bunga, para
pengikutnya juga hanya orang idiot yang tidak bisa berpikir sendiri, tapi
mereka sama sekali tidak melukaiku. Aku memang merasa kagum dengan kebodohan
mereka yang tidak terbatas, tapi aku adalah wanita jahat dan dia adalah
heroine. Semua ini masih ada dalam batas perkiraanku.
Sejak awal aku tahu jika kami berdua tidak akan bisa saling
memahami. Tapi saat ayahanda memintaku untuk menyerah hanya karena masalah
sekecil ini... tidak mungkin! Aku tidak akan menyerah!
"Aku tidak perduli! Aku tidak akan berhenti! Aku
memilih untuk melalui jalan ini, jadi aku tidak akan menyerah di tengah jalan.
Aku sudah menetapkan hatiku dan tidak ada yang bisa mengubahnya."
Aku menaikkan nadaku karena merasa terlalu bersemangat. Aku
juga melakukan ini agar bisa menunjukkan seberapa seriusnya aku.
Udara diantara kami berdua menjadi semakin berat.
"Kalau ayahanda memaksaku berhenti, maka ayahanda
terlalu egois."
Dia mungkin tidak suka saat anaknya menyebutnya sebagai
orang yang egois, tapi aku adalah wanita jahat... aku tidak akan menahan
kata-kataku.
Kalau begini...ayahanda mungkin akan berpikir kalau aku ini anak durhaka.
Dan karena suaraku yang agak keras, aku yakin jika beberapa
pelayan mendengar pembicaraan kami. Aku yakin beberapa saat lagi akan ada
banyak rumor yang beredar tentang diriku. Mungkin saja mereka akan membicarakan
betapa tidak sopannya aku pada ayahanda...
Oooh! Aku tidak sabar untuk mendengarnya!
"Alicia, tolong mengertilah."
"Aku tidak mau. Aku tidak akan merubah pikiranku."
Seorang wanita jahat tidak akan menyerah begitu saja dan
mengikuti keinginan orang lain dengan sukarela.
Jika aku adalah heroine, aku mungkin akan mendengarkannya...
mencoba untuk memahaminya... dan mungkin aku akan menyerah... tapi maaf ya
ayahanda. Itu bukan sifatku. Itu bukan aku. Aku adalah wanita jahat tulen!
Ayahanda menatapku dengan memelas, tapi dia tidak mengatakan
apa-apa.
Tidak! Sorry ya! Meski ayahanda menatapku dengan mata seperti
itu, aku tidak mau merubah pendirianku.
"Ali, aku hanya ingin kau bahagia..." katanya
sambil menghela nafas kalah. Suaranya terdengar sangat pelan dan... sedih.
Untuk pertama kalinya, aku merasa terguncang.
Apakah tidak apa-apa aku bersikap seperti ini pada ayahanda
yang sudah sangat mengkhawatirkanku? Dia hanya mencoba melakukan yang terbaik
untukku, dan aku melempar semua itu langsung ke wajahnya.
... Tapi mimpiku adalah menjadi wanita jahat yang hebat. Aku
tidak akan membiarkan seorangpun menghancurkannya. Aku menolak untuk menyerah
soal yang satu ini.
"Ayahanda aku... aku tidak akan berhenti."
Kali ini aku menggunakan nada serius saat mengatakannya.
Ayahanda memperhatikan wajahku dengan teliti sekali lagi,
seakan sedang mencari sesuatu. Setelah diam selama beberapa saat, seakan dia
menemukan sesuatu di wajahku, dia menghela nafas sekali lagi.
"Baiklah aku tidak akan menghentikanmu. Tapi aku akan
memberikan syarat baru agar kau bisa tetap melakukannya."
Ayahanda terdengar sangat serius kali ini, baru kali ini aku
melihatnya. Dia seakan berkata jika aku tidak boleh membantahnya kali ini.
Aku langsung menegakkan badanku dan merasa keringat dingin mengalir di punggungku. Dalam sekejap, aura ayahanda terlihat sangat berbeda. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini.
Dan lagi, dia tiba-tiba memberikan syarat tambahan kepadaku...
ini aneh, iya kan? Tapi aku masih bersyukur karena ayahanda masih membolehkanku
menjadi pengawas Liz Cather. Meski dia memberiku syarat lain, aku akan
melakukannya. Itu 1000 kali lebih baik daripada memintaku untuk berhenti.
"Baiklah. Tapi jika aku berhasil memenuhi semua kondisi
ayahanda, aku akan kembali mengawasi Liz-san."
"Baiklah, ayah janji." kata ayahanda sambil
menganggukkan kepalanya.
Semua gerakan dan kata-katanya terlihat sangat elegan dan
serius, aku hampir tidak bisa mengenalinya.
"Syarat pertama adalah kau tidak boleh bertemu dengan
Liz Cather atau siapapun hingga kau menginjak usia 15 tahun... termasuk anggota
keluarga Williams. Kau harus tinggal sendiri di sebuah kabin kecil yang jauh
dari rumah ini."
Ada kilat aneh di mata ayahanda.
"Dan juga, saat kau berusia 15 tahun, setidaknya kau
sudah mencapai level 90."
Apa!? Level 90!? Tapi anak usia 15 tahun biasanya hanya akan
dituntut untuk mencapai level 20 saja. Itu adalah syarat untuk bisa masuk ke
akademi.
Syarat pertama saja sudah tidak masuk akal, dan tidak
mungkin aku bisa.... Oh! Jadi itu tujuan ayahanda!
Jika dia memberikan syarat yang tidak masuk akal ini, dia
pasti berpikir jika aku akan menyerah untuk terus menjadi pengawas Liz
Cather...
Ah, rencana yang sangat busuk sekali...
"Itu adalah syarat dariku." kata ayahanda dengan
suara pelan tanpa ruang untuk bantahan.
Semua syarat itu sangat tidak masuk akal.
Tapi, jika aku berhasil melakukan keduanya, aku akan tetap
bisa menjadi pengawas Liz Cather... jika memang begitu, aku akan mencoba untuk
melakukan yang terbaik.
Jujur saja, aku tidak perlu menjadi pengawasnya agar bisa
melakukan bully pada Liz-san. Tanpa semua itu, aku masih bisa membully gadis
itu sepuasku, tidak ada masalah sama sekali! Tapi... sebagai wanita jahat,
rasanya tidak enak saat aku harus menyerah di tengah jalan saat aku sedang
melakukan sesuatu.
Reputasi burukku akan tenggelam dalam lumpur saat semua
orang mengetahui hal ini. Sejarah akan menctatku sebagai wanita jahat yang
tidak becus, penyihir yang terlalu pengecut dan tidak menyelesaikan apa yang
sudah dia mulai terlebih dahulu... itu bukan ketenaran yang kuinginkan.
"Oke. Setuju." kataku dengan percaya diri.
Aku menunjukkannya mental seorang wanita jahat. Ayahanda
pasti berpikir jika aku tidak akan setuju dengan syarat itu. Tapi sayang
sekali, dia sudah meremehkan diriku!
Semua rasa percaya diri yang ada di wajah ayahanda langsung
menghilang seperti badai yang tertiup angin. Yang tersisa di wajah ayahanda
hanyalah ekspresi terkejut dan tidak percaya.
Oh ho... meski kau menyesal sekarang, semuanya sudah
terlambat. Aku tidak akan menunjukkan belas kasihan untuk masalah ini. Kau
sudah membuat kuburanmu sendiri, dan kau harus tidur di dalamnya.
"... Kau akan tinggal di kabin kecil... gubuk, kau
tahu?"
"Aku tahu. Itu bukan masalah sama sekali." balasku
dengan santai.
"Kau akan sendirian selama 2 tahun!"
Seorang wanita jahat selalu berakhir sendirian. Simulasi
isolasi seperti ini sama sekali bukan masalah untukku.
Dan lagi, aku jadi punya banyak waktu untuk berlatih!
"Yup. Aku tahu itu. Tapi kuharap setidaknya ayahanda
memberikan suplai makanan dan buku secara teratur untukku."
"Level 90..."
"Jangan khawatir, aku pastikan berhasil mencapai level
itu saat aku keluar dari sana."
Aku menunjukkan senyum malaikatku dan meyakinkan ayahanda
jika aku akan memenuhi semua syarat yang dia berikan. Tapi tentu saja, semua
itu kulakukan dengan gaya seorang wanita jahat.
Komentar
Posting Komentar