I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 104

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

XXXXXXXXX

"Hei, sampai kapan kau mau terus di sini?" tanya Gilles lelah. Ada sebuah buku besar yang terbuka di tangannya.

"Sampai aku mencapai level 85."

Saat Gilles mendengarnya, dia menjatuhkan buku yang sedang dia pegang.

"Level 85...? Alicia, aku tahu kau sedang berusaha melakukan yang terbaik, tapi itu semua tidak ada artinya jika kau tidak bisa menggunakannya karena kelelahan. Kau juga butuh istirahat... Ingat, ada beberapa hal yang tidak bisa dicapai hanya dengan keinginan yang kuat." Ujar Gilles.

Sumpah deh. Kalau mendengar kata-katanya barusan, aku merasa kalau sebenarnya Gilles itu lebih tua dariku.

"Kalau kau menghabiskan semua waktumu untuk latihan, kapan kau bisa mengunjungi kakek Will?"

Oh, benar juga! Aku sampai lupa dengan kakek.

Aku melirik ke jendela... sekarang matahari benar-benar sudah tenggelam. Aku tidak sadar jika cahaya matahari yang masuk dari sana sekarang berganti menjadi cahaya bulan.

Sudah berapa lama bulan itu ada di atas langit? Apa dia belum mencapai puncaknya? Memangnya sudah berapa lama aku latihan sihir?

"Gilles, mataharinya hilang."

"Ya, Alicia. Mataharinya menghilang... ya ampun! Ini kan sudah malam, tentu saja mataharinya sudah tidak ada di atas sana!" cibir Gilles.

Itu artinya aku sudah berlatih selama seharian penuh, tapi aku sama sekali tidak membuat kemajuan apapun. Setidaknya aku ingin menguasai perubahan bentuk menjadi singa sebelum hari ini berakhir.

Aku sudah mencoba melakukan sihir level 82 yang bisa merubah tubuhku selama berjam-jam tanpa hasil apapun.

"Besok kau berencana pergi ke akademi, kan?"

"Ya..."

Tapi jujur saja, aku sama sekali tidak punya alasan untuk pergi ke sana.

"Kalau begitu kau harus cepat tidur malam ini."

Rasanya Gilles memperlakukanku seperti anaknya, apa dia ibuku?

... Atau mungkin dia merasa perlu merawatku? Aku yang seorang wanita jahat ini...? Aku tidak bisa membiarkan orang lain berpikir kalau aku ini anak manja! Aku harus menjadi wanita jahat yang mandiri.

Tapi, jika ini terus berlanjut... jangankan menjadi wanita jahat, aku pasti akan disebut sebagai wanita kekanakan yang tidak bisa mengemban tanggung jawab.

"Benar juga. Mungkin aku harus segera tidur sekarang." kataku setuju,

Setelah itu kami pergi ke kamar masing-masing.

XXX

"Alicia, apa kau sudah bangun?" aku bisa mendengar suara ayahanda dari balik pintu kamar.

Apa aku masih bermimpi? Apa ini benar-benar dunia nyata?

"Ali?" aku bisa mendengar panggilannya sekali lagi.

'Dengan kesadaran yang belum pulih semuanya, aku menyeret tubuhku dan berjalan ke arah pintu.

"Ya?" tanyaku sambil menatap ayahanda. Mataku masih setengah tertutup dan otakku belum 100% bekerja.

Aku tahu kalau wanita jahat tidak boleh menunjukkan kelemahannya, tapi ini kan cuma ayahanda. Dia pasti mengerti dengan kondisiku saat ini.

"Pagi, Ali." sapanya. Wajahnya terlihat sangat lega.

"Selamat pagi, ayahanda. Ada apa?"

"Kau tidak tahu kenapa aku ada di sini? Kudengar anak perempuanku diculik dan disiksa!" teriak ayahanda dengan suara keras.

Oh, iya juga. Aku barusan diculik... aku lupa soal itu.

Mata ayahanda membelalak saat dia menatapku. Keduanya memancarkan sirat frustasi dan kemarahan. Saat aku menatapnya, otakku mulai tersadar.

Iya juga ya... sepertinya ayahanda tidak tahu saat aku pulang kemarin.

Dan aku belum bertemu dengan kakak-kakakku dari kemarin.

"Ayahanda, kemarin ada..." kataku, tapi aku memutuskan untuk berhenti.

Akhirnya aku tersadar sepenuhnya. Aku sangat kaget saat melihat ayahanda menangis di depanku. Seluruh rasa kantukku hilang seketika.

... Apa ayahanda mengkhawatirkanku?

"Syukurlah kau baik-baik saja." katanya sambil menepuk kepalaku dengan lembut. Suaranya tercekat dan tangan besarnya tersa sangat hangat dan nyaman.

Ternyata sentuhan seorang ayah terasa seaman ini. Kakek Will juga punya efek yang sama untukku.

Perlahan ayahanda mengangkat tangannya dari kepalaku. lalu dia menatapku dengan serius dan berkata. "Alicia, aku ingin kau berhenti menjadi pengawas Liz Cather."





Komentar

Postingan Populer