ORV Chapter 123: Episode 24 – Things that Can Be Changed (3)
Disclaimer: Not mine
Suzuki berjalan diantara pepohonan dan berpikir ‘Aku benar-benar beruntung’.
Bulu kuduk Suzuki langsung berdiri saat mengingatnya. Gadis
kecil yang mengendalikan monster dan menggunakan dagger dengan lihai. Suzuki
tidak bisa melupakan bagaimana Murakami mat* hanya dengan sekali serang.
‘Korea Selatan mengerikan. Anak-anak saja
punya level setinggi itu.’
Dia hanya anak-anak, jadi Suzuki tidak bisa menebak seberapa
hebat laki-laki yang ada berdiri di dekatnya itu. Laki-laki itu menggunakan
jubah putih dan memegang pedang yang sama putihnya. Tidak ada yang spesial dari
laki-laki itu kecuali warna jubahnya, tapi dia adalah penyelamat nyawa Suzuki.
“Terima kasih banyak. Aku pasti mat* kalau kau tidak ada di sana.”
“Tidak apa-apa.”
“Jujur saja aku
terkejut. Aku tidak menyangka akan dibantu oleh orang Korea.”
“Membantu itu hal
biasa.” Laki-laki berjubah putih itu menjawab dengan nada santai.
Diantara semua alasan itu, Suzuki sangat lega karena
laki-laki itu bisa berbahasa Jepang dengan lancar. Suzuki tahu kalau itu adalah
skill penerjemah, tapi menurutnya memiliki skill interpreter bahasa Jepang
adalah bukti jika dia menyukai budaya Jepang.
Suzuki bertanya, “Ah, aku belum tahu namamu. Boleh aku tahu?
Namaku Suzuki Tatsuya.”
“Namaku Kim Dokja.”
“…Kim Dokja.”
“... Hoh.” Kim
Dojega. Bukannya itu nama yang cukup bagus? Suzuki menyukai nama Dokja.
“Ngomong-ngomong, apa kau melihat anak itu? Dia membunuh temanku...”
“Sayang sekali. Dia
sudah kabur.”
“Hh... Baiklah.”
Suzuki tidak tahu apa kata-kata Kim Dojega itu jujur atau
tidak. Kalaupun itu bohong, Suzuki juga tidak bisa melakukan apapun. Mau yang
manapun itu, Kim Dojega adalah orang Korea Selatan. Tidak aneh jika dia menyembunyikan
anak itu atau berpura-pura tidak melihatnya.
Tapi, itu mengecewakan. Suzuki bisa membalas dendam jika dia
berhasil menangkap gadis itu. Sebagai bagian dari grup ketiga dari Jepang, dia
sudah tahu soal ‘transformasi orang kerdil’ yang tersembunyi di skenario ke-6.
Suzuki berkata, “Kau sudah menyelamatkanmu jadi kau pasti
sudah melihat transformasi orang kerdil.”
“Kalau yang kau
maksud bagaimana gadis itu menjadi lebih kecil, tentu aku melihatnya.”
“Kalau begitu,
pembicaraan kita akan menjadi lebih singkat. Kita berasal dari negara yang
berbeda, tapi kita tidak perlu bertarung di skenario ini. Musuh kita sama,
orang kerdil itu. Bukan manusia.”
“Aku tahu. Karena itu
aku menyelamatkanmu.” Untungnya, orang Korea yang didepannya setuju dengannya.
Kim Dojega berkata, “Ngomong-ngomong, sepertinya pihak Jepang mengetahui banyak
hal.”
“Ya. Kami
perkembangan kami cukup cepat meski ada beberapa kasus yang sama dari grup
sebelumnya.”
“Sama?”
“Ada beberapa kasus
dimana manusia berubah menjadi orang kerdil.”
“Apa yang terjadi pada
mereka?”
“Kebanyakan dari
mereka sudah mat*. Hanya ada 1 orang yang masih hidup.”
Kim Dojega mendengar ini dan sepertinya memikirkan sesuatu. dan
sepertinya dia kesulitan mengetahui apa yang sedang dipikirkan orang Korea itu.
Suzuki yang gugup pun membuka mulutnya. “Aku hanya mengingatkan saja. Aku tidak
membenci orang Korea.”
“.... Kenapa kau
tiba-tiba berkata seperti itu?”
“Bukannya semua orang
Korea berpikir jika kami membenci kalian?”
Itu adalah sesuatu yang dikatakan oleh perdana menteri yang juga
anggota grup pertama. Tentu saja itu hanya nama dan dia bukan perdana menteri
Jepang yang asli.
-Korea Selatan
memiliki sentimen nasionalisme yang kuat. mereka membenci orang-orang yang
menghina negara mereka.
Suzuki tidak suka dengan perdana menteri, tapi dia tidak
pernah mengalami kesulitan saat mendengarkan perintahnya.
“Kim-san. Aku juga
menyukai Kim Ahyeon dan Park Sungji.”
“…”
“Autumn Sonata juga
sangat menarik. Ibuku sangat menyukainya.”
Selalu katakan nama Kim Ahyeon, Park Sungji, dan Autumn Sonata
saat bertemu dengan orang Korea. Ini adalah nasihat perdana menteri.
“Aku juga suka manga
Jepang.”
“A-ah, begitu ya.”
perdana menteri sepertinya benar. Suzuki bertanya dengan nada riang. “Manga apa
yang kau suka?”
“Sulit kalau harus
memilih satu judul. Aku tidak tahu apa aku masih bisa membacanya sekarang.”
“... Ya, sayang
sekali memang. Aku sudah menunggu update manga setiap minggu, tapi aku bahkan
tidak tahu apa mangakanya masih hidup.”
Memikirkan hal seperti itu memang sedikit menyedihkan. Suzuki
juga menyukai hal-hal seperti ini. Manga adalah salah satunya.
「“Ini semua karena semuanya sudah berubah.” 」
-Paman.
Suara Shin Yoosung membuatnya tersadar. Aku sedang
menggunakan skill Omniscient Reader’s Viewpoint stage 2, jadi aku tidak bisa
langsung menanggapi panggilannya.
[Skill eksklusif Omniscient Reader’s Viewpoint
stage 2 dinonaktifkan.]
[Pengertianmu pada karakter ‘Suzuki Tatsuya’
meningkat dengan tajam.]
Menenggelamkan diriku pada karakter membuatku semakin mudah
mengerti mereka. ini hal mudah karena dia punya personalitas yang dangka;. Aku
tidak perlu terlalu fokus untuk membaca apa yang sedang Suzuki pikirkan.
-Paman?
-Maaf. Aku sedang
sibuk menggunakan skill ku.
Shin Yoosung kecil sekarang sedang ada di dalam sakuku. Shin
Yoosung berbicara dengan menggunakan telepati langsung karena kontrak sponsor
kami.
.... Ini sedikit mengagetkan. Aku bisa tahu apa yang ingin
dia tanyakan meski dia belum mengatakannya.
Aku melihat Suzuki Tatsuya yang sedang menceritakan
pengalamannya. Suzuki muncul sebagai karakter sampingan dalam novel Cara
Bertahan Hidup. Dunia yang diceritakan dari sudut pandangnya dengan lancar,
tapi dia hanya bisa mendapatkan beberapa halaman novel saja. Yah, hidup
seseorang yang paling biasa saja bisa dirangkum dalam beberapa chapter.
-Aku tidak mengerti.
Orang sebiasa itu, kenapa dia bisa melakukan hal sekejam itu?
Shin Yoosung tidak mengerti karena Suzuki berbicara dengan
bahasa Jepang, tapi dia bisa memahami garis besar pembicaraan mereka. Aku bisa
melihat rasa was-wasnya.
“Maksudku,
Kim-san...”
Suzuki yang sekarang terlihat seperti anak kuliahan biasa.
Dia adalah anak muda biasa yang senang berbicara dengan orang lain dan bisa
ditemukan dimanapun di dunia ini. Aku menjawab pertanyaan Shin Yoosung.
-Aku banyak melihatnya
di Korea Selatan. Orang biasa membunuh orang di sebelahnya untuk bertahan
hidup.
-Waktu itu, aku tidak
bisa melakukan apa-apa karena skenario.
-Sekarang juga sama.
Orang itu melakukannya karena skenario.
-Itu cuma alasan. Dia
tidak mati meski dia gagal...!
-Kurasa tidak begitu.
Aku bertanya padanya.
-Jika orang kerdil
yang sudah mat* ada di posisi kita, apa situasinya akan berubah?
-Kurasa Suzuki bukan
orang jahat. Tapi, aku tidak berkata jika dia orang baik.
-Orang jahat biasa itu
biasa. Kita orang biasa tapi kita terlihat seperti para disaster yang
mengerikan.
-Kalau begitu dia
bukan orang jahat?
-Tidak. Semua manusia
adalah disaster untuk orang lain.
Aku sengaja melebih-lebihkan situasi saat ini. Jika aku
tidak mengatakannya, Shin Yoosung mungkin tidak bisa lepas dari rasa bersalah
karena telah membunu* orang lain. Dia bertanya.
-Kalau begitu, apa aku
akan menjadi disaster di masa depan?
-Jangan khawatir. Aku
tidak akan membiarkan itu terjadi.
Ada sesuatu yang berdenging di telingaku, dan
serangga-serangga berterbangan di sekitarku. Suzuki merasa kesal, tapi dia
tetap melanjutkan ceritanya.
“Serangga ini
semuanya berukuran sama. Bukannya mereka disaster untuk orang kerdil?”
“Itu benar.”
Tidak mungkin. di dunia kecil ini, serangga tidak mungkin
berukuran sama dengan serangga dari bumi.
-Yoosung. Apa kau
mengerti apa yang mereka katakan?
Spesies yang bisa dijinakkan oleh Shin Yoosung dan Lee
Gilyoung memang berbeda, tapi mungkin mereka bisa memahami bahasa spesies lain
dengan menggunakan skill Diverse Communication. Ada alasan kenapa aku
menempatkan Shin Yoosung dan Lee Gilyoung di kelompok yang berbeda.
-Hyung... tim kedua...
bertemu...
-Bagus. Kalau begitu
bisakah kau mengirimkan pesanku?
Aku bisa merasakan Shin Yoosung menganggukkan kepalanya.
Serangga yang terbang di sekitar mereka kembali menghilang ke dalam hutan.
Suzuki yang melihat serangga-serangga itu terbang menjauh pun bertanya.
“Kim-san. Apa kau mendengarkanku?”
“Aku mendengarkan.
Bukannya kau sedang membicarakan makhluk dari dunia lain?” kurasa orang yang
bisa membicarakan manga bahkan di situasi ini sangatlah jarang. Aku kesulitan
menerima kenyataan ini. “Kudengar genre ini sedang terkenal di Jepang?”
“Haha. Ya. makhluk
dari dunia lain adalah genre favoritku. Ini mirip dengan situasi sekarang. Tapi
ini sulit untuk digambarkan.”
Konten cerita di Jepang sebelum kejatuhan dunia sangat mirip
dengan Korea Selatan.
Bagian novel di Jepang dan Korea Selatan penuh dengan cerita
seseorang yang kembali ke masa lalu.Tapi, mungkin situasi di Jepang sedikit lebih
buruk dari kami. Orang muda di sana berpikir jika mereka tidak punya harapan
saat kembali ke masa lalu.
Aku berpikir. “Bukannya akan lebih menyenangkan jika
situasinya menjadi lebih berat?”
“Huh?”
“Itu yang kusuka.”
“Kau sedang
bersenang-senang.”
Suzuki memangkas semak-semak yang ada di depannya dan
kemudian berkata. “Aku jadi ingat. Kami punya mangaka di grup kami. Namanya
Asuka Ren...”
Asuka Ren?
“.... Orang itu
mengatakan sesuatu yang mirip dengan Kim-san. Sebuah cerita tidak akan menarik
jika terlalu mudah.”
“Orang itu
sekarang...”
“Oh, we have arrived.”
Ini adalah sebuah lahan kosong yang ada di tengah hutan. Aku
bisa merasakan antisipasi dari semua orang yang ada di sana di kulitku. Mungkin
ini adalah markas utama dari orang Jepang yang datang duluan. Ngomong-ngomong,
ada sesuatu yang aneh.
[Kau sudah memasuki ‘koloni’ orang lain.]
[Kondisi fisikmu memenuhi syarat dari
‘penjajah’.]
[Efek koloni mengurangi status keseluruhan
milikmu.]
Ekspresi Suzuki yang berdiri di sebelahku tiba-tiba berubah.
Dia bertanya. “Kau bilang kau suka menyelesaikan masalah berat?”
Puluhan orang Jepang bersenjata muncul dari balik
semak-semak.
“Bagus. Kalau begitu
aku akan membuatnya seperti itu.”
Aku terkejut saat mendapatkan pengkhianatan dadakan ini. Apa
Suzuki memang tipe orang seperti itu?
[Skill eksklusif Character List diaktifkan.]
+
[Character List Summary]
Nama: Suzuki Tatsuya
Atribut pribadi:
Double-Faced Person (rare)
Sponsor: Silent Sword
+
Aku mengerti. Itu atributnya. Aku masih terlalu naif.
Mau bagaimanapun, novel Cara Bertahan Hidup adalah novel
yang tidak mungkin berakhir. Berapa banyak orang yang tidak dicantumkan dalam
novel itu?
Ngomong-ngomong, efek ‘koloni’ sudah diaktifkan. Jadi
kemungkinan pemimpin koloni ini bukan si ‘ular’. Dia tahu aku orang Korea dan
sengaja menjebakku di sini...
“Kau membawa
Josenjing.”*
*) sebutan kasar (cacian) dari orang Jepang pada orang Korea.
Seorang samurai muncul dari balik semak dan Suzuki langsung
membungkukkan kepalanya. Samurai itu bertanya. “Kau berasal dari grup ketiga.
Apa kau termasuk kelompok perdana menteri?”
“Bukan...”
“Kalau begini ini
upeti?”
“Itu benar.”
“Siapa namamu?”
“Suzuki Tatsuya.”
“Begitu, ya. kerja
bagus Suzuki. Mulai sekarang kau adalah anggota kelompok kami.”
Perdana menteri...
Situasi menjadi semakin berbahaya. Sejauh yang kutahu, hanya
ada 1 inkarnasi di Jepang yang bisa dipanggil ‘perdana menteri’. Dia adalah
salah satu musuh yang paling kuwaspadai,
kecuali ‘ular’ yang harus kutangkap. Alasanya, kemampuan yang dia miliki akan
memberikan efek absolut pada orang Korea.
Samurai itu maju ke depan dan berbicara. Dia bukan perdana
menteri. “Budak dari kerajaan agung Jepang sudah masuk ke dalam koloni.”
Aku memegang gagang Unbroken Faith dan berkata. “Jika kau
menyerangku sekarang, transformasi orang kerdil akan terjadi lagi.”
“Kami tidak
menyerangmu. Kau lah yang akan menyerang kami.”
“Kenapa aku
menyerangmu?”
“Jika tidak, temanmu
akan mati.”
Apa?
“Dokja-ssi... Maafkan
aku.”
Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat 4 orang kerdil
yang berdiri bersampingan. Lebih tepatnya mereka sudah ‘bertransformasi menjadi
orang kerdil’.
Lee Hyunsung, Lee Gilyoung, Lee Jihye... dan akhirnya nenek
nomor 406 yang tersenyum.
Samurai itu menyentuh leher Lee Hyunsung dengan pedang. “Apa
kau sadar situasimu saat ini?”
Aku tidak bisa menahan tawaku. Biasanya ini akan menjadi
perkembangan cerita yang berbahaya, tapi aku merasa senang. Seperti yang dia
duga. Semua companion nya menjadi orang kerdil.
Shin Yoosung bertanya.
-Paman, apa yang harus
kita lakukan?
Apa lagi?
[Buru ‘orang kerdil’ dalam 10 menit. Jika
tidak Star Stream akan menganggapmu tidak memiliki keinginan untuk melakukan
kewajiban disaster...]
Ini waktu yang buruk untuk menangkap ular. Kalau begitu...
yah, target baru ini tidak begitu berbeda.
“Ayo, Josenjing.”
Aku melihat langit dan menghela nafas. Semua bintang yang
ada di sana terus berkelip seakan sedang menunggu apa yang akan dia lakukan.
[Semua konstelasi dari semenanjung Korea
sedang menatapmu.]
Mau bagaimana lagi. Jika mereka menunjukkan keengganan
seperti itu...
[Semua konstelasi dari semenanjung Korea
merasa marah atas kekejaman yang dilakukan inkarnasi Jepang.]
[Beberapa konstelasi yang hidup di waktu
tertentu sedang menunggu panggilanmu.]
Ini adalah waktu yang tepat untuk menghukum pihak musuh.
Chapter 122 Daftar Isi Chapter 124
Komentar
Posting Komentar