ORV Chapter 122: Episode 24 – Things that Can Be Changed (2)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya. Mohon maaf juga kalau updatenya nggak pasti, maklum ada kegiatan IRL :P
Singkatnya, orang kerdil ini adalah ‘manusia’, tapi mereka
tidak berasal dari Bumi sepertiku. Tentu saja ada kontradiksi yang akan terjadi
jika aku melawan manusia dari planet lain.
Karena itu apa yang kulakukan sekarang didasarkan pada ‘kemanusiaan’
dan ‘keadilan’. Jika aku melawan ‘orang kerdil’ ini, aku akan kehilangan hadiah
yang kubutuhkan untuk mendapatkan akhir cerita yang kuinginkan.
Itu adalah alasan yang kubutuhkan untuk menancapkan Blade of
Faith ku ke tanah.
[Star Stream mendeteksi adanya anomali
darimu.]
[Peringatan. Jangan menunjukkan sikap
permusuhan pada disaster lain.]
[Jika sikap permusuhan terus dilakukan dan
terakumulasi...]
Debu berterbangan dan 2 inkarnasi Jepang itu berteriak
karena kehilangan pandangan mereka.
“Uwaaaah! Apa-apaan
ini!?”
Seranganku berisi cukup energi hingga debu yang sedang
berterbangan tidak akan turun dengan cepat.
[Konstelasi planet kecil memegang dadanya.]
Aku merasa ragu untuk sesaat. Jika aku membunuh mereka
dengan tanganku sendiri, aku bisa langsung mendapatkan skenario baru.
Tapi, penalti yang akan kudapatkan jika melakukannya lumayan
berat. Aku ingin mengulur waktu selama yang kubisa. Karena itu, setidaknya...
“Paman, aku yang akan
melakukannya.” Shin Yoosung menarik dagger yang diberikan oleh Yoo Sangah. “Aku
akan mengalahkan mereka berdua.”
“Apa kau bisa
melakukannya?”
“Tidak masalah.”
Dia mirip seperti Lee Gilyoung. Aku tidak tahu kenapa
anak-anak terlihat sangat membanggakan belakangan ini. Yoo Sangah pasti akan
menghentikan Shin Yoosung, tapi aku tidak akan melakukannya.
Aku mendukung keputusan gadis cilik itu. “Jangan bertarung
terlalu lama. Apa kau melihat pesan penalti yang baru saja muncul? Kau harus
mengalahkan mereka secepat mungkin.”
Pilihan yang bisa kuambil dalam skenario ini akan menjadi
lebih banyak jika Shin Yoosung bisa mengatasi orang-orang seperti mereka.
Ada banyak hal yang harus kulakukan di Peace Land. Salah
satu di antaranya adalah menangkap ‘ular’ yang diminta oleh Persephone. Jika
aku bisa menghindari penalti ini, mungkin aku bisa menangkap ular itu lebih
cepat.
“Siapa bajingan yang
melakukan ini!?”
Shin Yoosung hampir mencapai kedua inkarnasi itu saat dia
mendengar sebuah teriakan. Di saat yang sama aku menyembunyikan diriku dengan
Recluse’s Cloak. Selama mereka tidak punya skill deteksi yang tinggi, mereka
tidak akan menemukan tempat persembunyianku.
Energi sihir menguar dari dagger Shin Yoosung, setelahnya
gadis itu melakukan gerakan setengah lingkaran sambil mengayunkannya.
“Uwah!”
2 inkarnasi Jepang itu berusaha menghindari kabut debu. Aku
memang sengaja melakukannya. Tapi, meski aku kehilangan kesempatan emas, ada
cara lain untuk mengalahkan mereka meski aku tidak turun tangan.
2 inkarnasi itu terkejut saat melihat ada anak kecil yang
muncul dari dalam kabut debu.
“Apa? Siapa bocah
ini!?”
Salah satu dari mereka berkata sambil menatap Shin Yoosung.
“Bocah, kenapa kau
menghentikan kami?”
“Apa kau tidak tahu
apa yang akan kau alami jika kau melakukan ini?”
Sayangnya, semua perkataan mereka hanya terdengar sebagai
bahasa asing di telinga Shin Yoosung yang tidak punya skill penerjemah.
“.... Apa yang kalian
katakan?”
2 inkarnasi Jepang itu langsung menyadari situasi mereka.
“Apa kau dari Korea
Selatan?”
“Ah, benar juga! Ini
waktunya mereka masuk ke skenario...”
“Sialan. Apa grup
pertama punya banyak orang...?”
Wajah mereka seketika berubah menjadi lebih gelap.
“Nak, pergi sana.
Kami tidak mau melawanmu.”
“Don fight! Don fight! Okay?”
“We kill them. Small people. Kill! Okay?”
Mereka berdua berkata jika mereka tidak punya niat untuk
melawan Shin Yoosung dengan menggunakan bahasa Inggris, tapi gadis itu
menggelengkan kepalanya. Dagger tajamnya tetap mengarah kepada 2 inkarnasi
Jepang yang ada di depannya.
“Pergi atau mati.
Hanya itu pilihannya.”
2 inkarnasi Jepang itu perlahan mundur menjauh dari Shin
Yoosung.
“Sialan.... Ini tidak
masuk akal. Tidak ada skenario perburuan disini.”
“Sponsorku ingin aku
membunuh anak kecil ini?”
“Bukannya kita
berdua?
“Apa kau lupa
kekuatan tempur dari grup pertama kita?”
“Uh…”
Ternyata mereka cukup pintar.
Dari semua tempat di dunia ini, mereka yang terpilih untuk
melakukan skenario ke-6 adalah para elite dari negara masing-masing. Di Jepang,
jarak kekuatan antara grup pertama dan grup yang datang belakangnya bisa
dibilang cukup besar. Raut wajah 2 inkarnasi itu mulai berubah.
「 …Apa sebaiknya kita lari saja 」
Di sisi lain, ada cahaya aneh yang menyebar di antara orang
kerdil saat mereka melihat konfrontasi antara Shin Yoosung dan 2 inkarnasi itu.
“Ah, ahh…”
“Kenapa...?”
Mereka terkejut. Disaster kecil itu tiba-tiba melawan 2
disaster besar...
“Mungkin yang kecil
itu adalah penyelamat?”
“Ya, ramalannya
benar!”
[Konstelasi planet kecil mendukung inkarnasi
‘Shin Yoosung’.]
[Konstelasi planet kecil memberikan 10 koin
untuk inkarnasi ‘Shin Yoosung’.]
[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ menerima kemungkinan
adanya skenario baru.]
Aku melihat semua itu sambil memegang pedangku erat-erat.
Ini memang cara yang sedikit curang, tapi ini adalah salah satu cara untuk
mengejar mereka jika mereka tiba-tiba lari.
Seperti yang kuduga, ini tidak akan berjalan mulus. Dokkaebi
tingkat menengah yang sedang melihat dari atas tiba-tiba tertawa.
{Inkarnasi sekalian,
mungkin kau berpikir sedang ada di pihak yang dirugikan, tapi apa itu benar?}
Dasar dokkaebi sialan. 2 inkarnasi Jepang itu menyadari
sesuatu dan bergumam. “Ah, benar juga! Aku ingat, di grup pertama...”
“Bukannya Asuka
mengalami mutasi apalah itu? Orang-orang Korea pasti mengalami hal yang sama.
Benar juga...”
“Kau tidak perlu mengucapkannya.
Pada akhirnya, dia cuma bocah Korea.”
Tatapan mata para inkarnasi Jepang langsung berubah saat
mereka sudah membuat keputusan. Keduanya menatap Shin Yoosung dengan niat
membunuh yang kuat.
“Ya, ayo bertarung
sekali.”
“Aku tidak suka
anak-anak...”
Mereka tertawa keras. Shin Yoosung tidak tahu apa yang
mereka katakan, tapi dia mengerti. Pedang yang mereka bergerak cepat saat
mereka mulai mengepung Shin Yoosung.
Niat membunuh dari ketiganya memenuhi udara. 2 inkarnasi
Jepang mulai bergerak.
Shin Yoosung sudah meningkatkan ketangkasannya hingga level
maksimal, karena itu dia bisa menghindari tebasan mereka dengan mudah. Tapi,
jarak antara dia dan mereka cukup kecil.
2 orang itu mungkin bukan inkarnasi elit dari Jepang, tapi
bisa dibilang mereka adalah salah satu dari sekian banyak inkarnasi kuat yang
berasal dari negara itu. Saat aku melihat cara berpedang mereka aku mengingat
sebuah deskripsi dari novel Cara Bertahan Hidup.
Mereka menggunakan 1 pedang dan tidak 2, dan gaya berpedang
yang mereka gunakan bukan Large Rock Style. Ini artinya aku tidak perlu
khawatir karena sponsor mereka bukan Miyamoto Musashi atau Sasaki Kojiro,
beberapa samurai top Jepang.
Ini tidak buruk untuk debut Shin Yoosung.
“Kalau kau terus
lari, kami tidak bisa menebasmu, nak!”
Aura keduanya menjadi lebih tajam karena sponsor mereka
meminjamkan kekuatan pada inkarnasi mereka. Pedang yang ingin mengincar kaki
akan langsung mengarah ke kaki dan pedang yang ingin mengarah ke tangan malah
tertuju ke bagian leher. Tentu saja langkah logis saat mendapatkan serangan
seperti ini adalah mundur menjauh.
Akan tetapi gerakan Shin Yoosung tertangkap oleh 2 samurai
itu. tidak peduli seberapa tinggi status gadis itu, kemampuan bertarung 2
samurai yang ada di depannya lebih tinggi. Leher Shin Yoosung sedikit terluka
sebuah garis merah muncul di tangannya.
Aku memegang pedangku dengan erat dan bersiap terjun kapan
saja. Rasanya menyedihkan karena aku tidak bisa bertindak dengan benar sebagai
sponsornya.
“Mati!”
Salah satu dari mereka berteriak keras dan mengarahkan
pedangnya ke tubuh Shin Yoosung. Kali ini Shin Yoosung tidak berusaha untuk
menghindar.
Shin Yoosung tidak terlalu kuat dan pegangangannya mulai mengendur.
Lawannya melihat kesempatan itu dan langsung menyerang dengan cepat.
Tapi Shin Yoosung tidak terlihat panik.
[Karakter ‘Shin Yoosung’ menggunakan Advanced
Diverse Communication Lv.3.]
Sebaliknya, dia berbalik dan naik ke atas salah satu steel
wolf yang sedang menunggunya.
“... Apa?”
Itu adalah keputusan yang tepat. Dasar dari bertarung adalah
meminimalisir keuntungan lawan dan memaksimalkan keuntunganmu.
Awoooooo!
Auman dari puluhan steel wolf terdengar dari seluruh hutan.
Ternyata Shin Yoosung berhasil menjinakkan banyak serigala di waktu sesingkat
ini. Dia benar-benar layak dijuluki Beast Lord di masa depan.
“Sial!”
2 inkarnasi yang terkejut itu langsung mengayunkan pedang ke
arah serigala-serigala itu, tapi sayangnya mereka tidak bisa menghalau
semuanya. Ada beberapa serigala yang berhasil menggigit tubuh mereka.
“Sial! Monster biadab
ini!”
Mereka mungkin monster grade 7 yang sudah dilemahkan, tapi 2
orang itu pasti akan menghabiskan banyak energi sihir untuk mengatasi mereka
semua.
Ini adalah pemandangan yang membuatku sangat bangga. Tapi
Shin Yoosung masih tidak mengetahui satu hal. Karena inilah aku memintanya
tidak membuang waktu untuk mengalahkan mereka.
[Star Stream telah mendeteksi sikap abnormal
dari inkarnasi ‘Shin Yoosung’.]
[Sikap permusuhan pada disaster lain telah
dideteksi.]
[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ telah diberikan
penalti pertama dari skenario.]
Akhirnya, penalti dimulai.
“Uh…?”
Shin Yoosung mengerang saat energi sihirnya tiba-tiba
menghilang. Beberapa serigala melepaskan diri dari kontrolnya dan kembali ke
dalam hutan.
[Tubuh karakter ‘Shin Yoosung’ mengecil.]
[Status karakter ‘Shin Yoosung’ telah
berkurang.]
2 inkarnasi Jepang itu juga menyadarinya.
“I-itu dia! Aku tahu
ini akan terjadi!”
“Sedikit lagi!”
.... Akhirnya ini terjadi. Shin Yoosung menatapku dengan
tatapan was-was. Aku mendekatinya dari belakang dengan menggunakan Recluse’s
Cloak dan menyentuh bahunya.
Tubuh Shin Yoosung berhenti bergetar. “... Terima kasih
paman.”
Shin Yoosung akhirnya mengerti sesuatu dan dia menggigit
bibirnya.
[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ mendapatkan penalti
kedua dari skenario.]
Tubuh Shin Yoosung menjadi lebih kecil. Itu benar, ini
adalah efek yang muncul jika disaster mengabaikan tugasnya. Meski begitu, Shin
Yoosung masih memiliki cukup kekuatan untuk mengambil nyawa 2 inkarnasi Jepang
itu.
Shin Yoosung menunjukkan level kelincahan tertinggi dan
mendekati mereka dari belakang dengan menggunakan monster yang dia jinakkan.
“A-Aaaagh!”
Apa dia mempelajarinya dari melihat gerakan Yoo Sangah? Shin
Yoosung menusukkan daggernya dengan cepat. Seketika, pembuluh dara dari
inkarnasi pertama berhasil ditebas.
“Uuugh! Ti-tidak
mungkin...”
Laki-laki itu menjadi pucat saat melihat darah keluar dari
tubuhnya, kemudian dia jatuh ke tanah.
[Karakter ‘Shin Yoosung’ telah mengalahkan
‘disaster tanpa nama’.]
[Kontributor utama: Shin Yoosung.]
Shin Yoosung membersihkan darah yang menempel di lehernya.
Setelah itu dia menyerang inkarnasi kedua. Steel wolf yang dia tunggangi
berlari dan langsung menggigit tangan dan kaki inkarnasi itu.
“Kuaaack!”
Shin Yoosung langsung menghabisi laki-laki itu. semuanya
terjadi dengan sangat cepat.
[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ telah kehilangan
haknya sebagai disaster.]
[Dokkaebi dari Star Stream melihat sikap dari
Shin Yoosung sebagai tindakan yang melawan skenario.]
[Inkarnasi ‘Shin Yoosung’ mendapatkan penalti
ketiga dari skenario.]
[Transformasi orang kerdil dimulai.]
Di skenario ini, seseorang yang menyerahkan kualifikasi
sebagai spesies predator akan berubah menjadi mangsa. Tubuh Shin Yoosung
semakin mengecil dalam kecepatan tinggi.
“Ah…?”
Shin Yoosung menggeram saat baju dan daggernya menjadi lebih
besar dari tubuhnya. Tinggi Shin Yoosung semakin mengecil, mulai dari setinggi
pinggangku, lalu lututku, dan yang terakhir setinggi mata kakiku. Tubuh Shin
Yoosung tenggelam dalam bajunya sendiri.
Statusnya terus berkurang dan kontrolnya menjadi semakin
lemah, para serigala akhirnya kembali ke dalam hutan. Shin Yoosung kecil muncul
dari tumpukan bajunya dan memanjat tubuh lawannya.
“Yoosung, kau bisa
berhenti.”
Shin Yoosung terlihat terengah-engah. Wajahnya menunjukkan
kemarahan dan rasa sedih yang dalam. Dia sudah berulang kali melawan dan
membunu* para monster, tapi mungkin ini pertama kalinya dia membunu* orang lain.
“Dia sudah tidak
sadarkan diri.”
Shin Yoosung menatap tubuh inkarnasi Jepang itu. dia
terbaring di tanah dengan busa yang keluar dari mulutnya. Aku menyobek bajuku
dan menutupi tubuh Shin Yoosung.
Shin Yoosung sekarang sekecil telapak tanganku. Dia mungkin
sadar tentang apa yang baru saja terjadi padanya. “Kita harus melawan mereka
dengan tubuh seperti ini?”
“Ya.”
“... Berapa banyak
yang tersisa?”
“Banyak.”
Shin Yoosung menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Paman, apa kau sudah tahu? Kita akan menjadi orang kerdil jika melawan
disaster lain?”
Aku mengangguk dan berjalan ke arah tubuh inkarnasi Jepang
itu. aku memeriksa tubuhnya dan sepertinya umurnya kurang lebih 20 tahun. Dia
masih bernafas.
“Apa kau akan
menggunakan orang ini?” tanya Shin Yoosung.
“Ada orang yang harus
kubunuh sebelum aku berubah.”
Sebuah pesan baru muncul di depanku.
[Hati-hati agar tidak menunjukkan sikap
permusuhan pada disaster lain.]
[Mereka yang menunjukkan permusuhan pada
disaster lain akan kehilangan hak sebagai disaster.]
Masih ada dokkaebi yang bersenang-senang di atas sana. Ya...
Tertawalah selagi kau bisa.
[Star Stream berpikir jika ‘aktivitas
disaster’mu belum memenuhi kriteria.]
[Jika kau tidak membunuh penduduk Peace Land
hingga 1 jam kedepan kau akan dianggap tidak ingin bertindak sebagai disaster
dan kehilangan status sebagai disaster.]
Aku melihat 2 orang Jepang yang ada di depanku dan
melepaskan jubahku. Masih ada 1 jam yang tersisa. Dalam satu jam ini aku akan
menangkap ‘raja’ mereka.
Chapter 121 Daftar Isi Chapter 123
Komentar
Posting Komentar