I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 362

 Disclaimer: Not mine


Aku berjalan ke arah tangga dan pergi ke arah lapangan. Udara lembab malam hari terasa sangat nyaman. Tidak ada orang di sekitar sini, hanya ada aku dan Leon.

Leon dan aku saling berhadapan.

Untuk pemuda usia 14 tahun, sepertinya dia punya banyak pengalaman bertarung. Kehidupan macam apa yang dia alami?

 “Jadi, kita mulai sekarang?”

 Aku menyeringai dan Leon menatap tajam ke arahku seakan dia tidak suka dengan sikapku.

Tanpa mengatakan apa-apa Leon langsung menghilang. Aku tidak bisa merasakan keberadaannya di manapun. Dia menghilang dan aku tidak tahu dari mana dia akan menyerang.

Leon seakan bisa menyatu dengan kegelapan dengan sempurna. Pertarungan ini sepertinya akan lebih sulit dari perkiraan awalku.

Aku menarik nafas panjang dan memfokuskan semua indera dan perhatianku.

Kemudian aku mencoba membaca getaran halus yang ada di udara untuk mengetahui keberadaannya.

Aku bisa merasakan tendangan tanpa suara yang datang dari arah punggungku. Aku berhasil menghindar sebelum kaki itu mendarat di kepalaku.

 “Wow. Aku tidak tahu kau bisa menghindarinya.”

 “Kau bergerak seperti pembunuh... Apalagi kau bisa melenyapkan hawa keberadaanmu hingga seperti itu.”

Saat aku berbalik dia menunjukkan ekspresi sedih di wajahnya. Meski begitu dia langsung tersenyum dan menjawab.

 “Ya, benar. Aku memang pembunuh.”

Sesaat setelah itu Leon kembali menghilang dan kemudian menyerangku dengan cepat.

Aku berhasil menghindari tendangan dan pukulannya. Hm, apa dia melakukan semua ini untuk mengukur kemampuanku...?

Tapi, gerakannya sangat cepat. Sepertinya pertandingan ini tidak akan selesai jika aku terus menghindarinya.

Aku harus menemukan titik lemahnya!

Leon memicingkan matanya ke arahku, sepertinya dia sudah mulai kelelahan. Aku menghindari tandangannya dan melakukan backflip.

Dari pertandingan ini aku tahu jika Leon tidak serius melawanku.

 “Kau harus bertarung dengan sungguh-sungguh.”

 “Kau saja yang tidak bisa membuatku sungguh-sungguh.”

Aku memprovokasinya dan Leon hanya menggeratakkan giginya.

Sayangnya, gerakanku tidak secepat dirinya.

Untungnya aku masih bisa menyamai kecepatannya. Dan aku yakin aku bisa mengalahkannya di ronde berikutnya.

 “Kata-katamu menyebalkan.”

Leon menghilang ke dalam kegelapan. Aku tidak perlu mencarinya, yang harus kulakukan sekarang adalah menunggunya menyerang.

Sebuah tangan yang dibarengi suara desisan angin muncul di depanku. Aku langsung merunduk dan mengarahkan pukulanku ke bagian perutnya.

Kali ini gerakanku sedikit lebih cepat darinya. Leon langsung berteriak kesakitan dan jatuh ke tanah.

Aku memukulnya dengan seluruh kekuatanku, jadi dia tidak akan bisa bangun untuk sementara waktu.

Leon merangkak di tanah dan menatapku. Dia terlihat frustasi dan marah.

 “Bukannya kau ini buta?”

 “Kau pikir aku bertarung mengandalkan penglihatanku? Kau harusnya bertarung dengan menggunakan semua inderamu. Indera yang tajam akan memperlihatkan hasil yang sangat berbeda.”

Leon berbaring menatap bintang dan menghela nafas.

 “Kurasa aku kalah darimu...”

 “Aku tahu.”

 “Apa kau sengaja melakukan semua ini?”

Sejak awal aku sudah tahu jika Leon akan kalah dariku.

Tapi dengan latihan yang lebih banyak, dia pasti bisa melampaui kemampuanku. Dan kurasa itu akan terjadi dalam waktu dekat.

 “Aku tidak tahu ada seseorang yang sekuat dirimu!”

 “Terkejut?”

 “Tidak mungkin. aku merasa bersemangat. Sudah lama aku tidak merasa sesemangat ini.”

Mata merah Leon menatapku tajam. Aku sedikit merinding dibuatnya.

Ekspresinya lumayan membuatku terkejut. Apa itu yang namanya ‘menakutkan’?

 

Chapter 361     Daftar Isi     Chapter 363


Komentar

Postingan Populer