I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 221
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.
XXX
Hari ini aku sangat lelah..
Aku tidak pernah tahu jika latihan seorang prajurit akan
sekeras ini. Terlebih, kapten bersikap sangat spartan padaku.
Aku berhasil melakukan semua latihan itu, tapi aku hampir menyerah
saat dia berkata jika aku harus lari 5 kilometer secepat yang kubisa. Aku
berlari sekuatku dan berhasil melakukannya, tapi saat berpikir jika aku harus
melakukannya tiap hari…
Kupikir latihan yang kulakukan sejak aku kecil sudah cukup
bagus, tapi semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan latihan ini. Kurasa ini
adalah alasan kenapa unit ini sangat spesial.
Aku merebahkan tubuhku disamping Rai yang sedang tidur
nyenyak. Bulu hitamnya terlihat sangat lembut dan nyaman.
Kurasa aku bisa tidur nyenyak malam ini.
Oh, benar juga, dulu aku ingin merubah diriku menjadi singa
dengan menggunakan sihir. Saat itu aku mengalami masalah dan tidak bisa
melakukannya dengan benar.
Ini bukan saat yang tepat untuk mengingat masa lalu, tapi…
rasanya semua memori itu cukup berharga untuk diingat sebelum aku mati.
Aku menutup mataku dan bergumam.
“Selamat tidur, Rai.”
Setelah itu aku tertidur di samping singa itu.
XXX
Aku terbangun karena suara kicauan burung. Matahari juga
sudah bersinar terang saat aku membuka mataku. Meski begitu, aku tidak bisa
membuka seluruh mataku dan segera mengenakan seragamku. Setelah itu aku pergi
keluar gubuk agar tidak membangunkan Rai.
Bangun pagi seperti ini… rasanya hampir mirip dengan manga
yang pernah kubaca.
Ah, masih ada sedikit waktu sebelum latihan pagi dimulai.
“Kuharap aku bisa pergi ke menara itu.”
Sebelum aku bisa menyadari perbuatanku, kakiku telah
membawaku menuju menara yang kumaksud.
Aku tidak suka saat menyadari diriku yang sedang melakukan
apa yang diinginkan pangeran Victor, tapi menara itu selalu menggangguku. Mengesampingkannya
dan mengeluh di pojokan bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh wanita jahat.
“Jarak menara itu lebih jauh dari dugaanku.”
Itu adalah menara tertinggi yang ada di istana ini, jadi
tidak peduli dimana kau berada, kau akan
tetap bisa melihatnya… setidaknya itu jika kau tetap berada di istana. Tapi
saat aku sudah memutuskan untuk pergi ke sana, ternyata jaraknya lumayan jauh.
Di saat yang sama aku bisa melihat para pelayan yang sedang
bekerja sejak pagi buta.
Ini adalah Negara dengan kekuatan yang besar. Dalam
pikiranku, para pelayan itu terlihat cepat dan efisien saat melakukan tugas
mereka, lalu jumlah mereka juga sangat banyak… Yah, aku tidak tahu apa yang terjadi
di istana Duke saat pagi, jadi aku tidak bisa banyak mengomentari kondisi tempat
ini.
Aku berhenti saat sampai di depan menara itu.
“Tingginya…”
Aku bertaruh jika orang lain pasti akan mengatakannya saat
melihat menara ini. Rasanya leherku mau patah saat mendongakkan kepala untuk
melihat puncak menara ini.
Aku memasuki menara itu dengan helaan nafas kecil.
Untuk pertama kalinya sejak aku datang ke dunia ini, aku
merasa jika elevator adalah benda yang sangat berguna.
Ada sebuah tangga spiral di depanku yang mengarah ke bagian
atas menara. Itu artinya aku butuh banyak latihan pagi agar bisa mencapai
tempat yang disebutkan pangeran Victor.
“Aku sudah sampai di sini… mubazir sekali jika aku tidak
naik ke atas.”
Begitu pikirku saat menapaki tangga pertama.
Pemandangan yang sama terus berulang saat aku menaiki tangga
ini, tapi aku tetap tidak bisa melihat pucuk tempat ini.
Harusnya aku sudah naik cukup jauh…
Aku melirik ke bawah lewat jendela. Dari sana aku bisa tahu
jika posisiku sudah cukup jauh dari lantai dasar menara.
Aku terus menaiki tangga itu untuk waktu yang cukup lama,
tapi aku tidak bisa melihat ujungnya. Rasanya seperti ada sesuatu yang membuatku
tidak bisa mencapai puncak tempat ini.
“Menara ini… ada seseorang yang menyihirnya.” Gumamku dengan
suara kecil.
Chapter 220 Daftar Isi Chapter 222
Komentar
Posting Komentar