I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 225

 DIsclaimer: Like always. This novel is not mine

XXXX

Gilles POV

“Aku yakin Duke berniat untuk menggunakanku, tapi sekarang aku tidak lagi bekerja untuk raja. Meski begitu, aku harus berbicara dengannya dan memikirkan masa depan Negara ini.” Ucap kakek dengan wajah serius.

Apakah yang mulai raja benar-benar akan mendengarkan pendapat kakek saat mereka berdua bertemu nanti?

Apa yang bisa dilakukan raja saat ini, padahal dialah yang membuat kakek seperti ini atas restu dari ibunya…

“Daripada mendapatkan Abel… ayo buat dia menghancurkan mantra dibalik kabut itu.”

“Apa kau benar-benar bisa meyakinkan raja?”

“Aku tahu apa yang dia pikirkan. Aku akan berusaha semampuku.” Jawab kakek.

Aku yakin jika kakek akan berkata jika dia akan mengatasinya, aku mungkin tahu apa yang sedang dirasakan kakek. Aku tidak akan takut pada apapun selama dia ada di sisiku.

Jika Duke, kakek, dan Alicia ada di sisiku, aku tidak akan takut pada apapun. Aku merasa bisa menang meski seluruh dunia menjadi musuhku.

“Gilles, beritahu Duke jika aku akan meninggalkan desa ini dalam seminggu.”

“Baiklah, tapi kenapa?”

“Masih ada beberapa hal yang harus kuselesaikan.”

“Baiklah, aku akan kembali seminggu lagi.”

Saat aku mengatakannya, kakek Will hanya menganggukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian aku pergi dari desa Roana.

XXX

Saat ini Duke, Henry, dan aku berkumpul di salah satu halaman akademi yang terbengkalai.

“Duke, kakek bilang dia akan pergi dari desa Roana.”

“Aku mengerti.”

Duke kelihatan lega dan mengatakannya dengan raut wajah bahagia.

Dari situ aku bisa tahu jika dia benar-benar peduli pada kakek sejak lama.

“…. Siapa kakek itu?” Henry memiringkan kepalanya dengan wajah bingung.

Dia selalu ada di pihak Alicia, tapi dia tidak tahu informasi sebanyak kami berdua.

Sebelum ini, saat aku memberitahunya jika Duke tidak kehilangan ingatan, dia terlihat sangat kaget hingga melompat dari kursinya…

Semua orang tahu jika Duke mencintai Alicia, jadi tidak akan ada yang berpikir jika dia akan mendeportasi wanita yang dia cintai dengan tangannya sendiri.

Dan hal itu membuatku sadar jika aku tidak akan pernah bisa sepadan dengannya.

“Kakek yang kumaksud adalah kakek yang merawatku di desa Roana.” Ucapku.

“Dan dia adalah pamanku.” tambah Duke.

“…. Apa?”

Mata Henry membelalak saat mendengar hal itu. Sepertinya dia tidak mengerti apa yang barusaja kami katakan.

“Jadi, soal desa Roana…”

“Tunggu, tunggu sebentar. Apa? Apa otakku sedang tidak bekerja dengan baik?”

“Paman adalah pangeran pertama, anak sah dari raja terdahulu. Ayahku adalah anak dari selir.”

“Aku tidak pernah dengar soal ini? Apa? Eeeh? Desa Roana? Hmmm?”

Entah kenapa, Henry tiba-tiba berubah menjadi orang bodoh.

“Hanya ada beberapa orang yang tahu soal itu.”

“Tunggu, tunggu sebentar. Beri aku penjelasan sedetai-detailnya. Aku hanya punya otak normal, tidak seperti kalian. Aku bahkan masih belum bisa menerima jika Duke hanya pura-pura hilang ingatan selama ini!” ucap Henry sambil memegang kepalanya.

Duke memang selalu menghilangkan banyak hal saat sedang menjelaskan sesuatu.

Duke diam selama beberapa saat dan kemudian mulai menjelaskan semuanya secara mendetail, termasuk kakek yang sengaja dikirim ke desa Roana.

Aku bisa melihat perubahan air muka Henry saat dia mendengarkan cerita Duke. Meski Duke menceritakan semuanya dengan wajah data, isi cerita ini lumayan berat.

“Kenapa hal seperti itu bisa…”

Setelah mendengar keseluruhan cerita, Henry tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memikirkan semuanya dengan diam.

“Sekarang bukan saatnya terganggu oleh cerita lama. Ayo pikirkan apa yang harus kita lakukan setelah ini.”

“Uh, ya. Tentu saja.” Ucap Henry yang masih sedikit kebingungan.

“Jadi apa yang harus kulakukan?”

“Kapan paman akan pergi dari desa Roana?”

“Seminggu lagi.”

“Aku mengerti. Kita akan melakukan sesuatu soal Liz sebelum hari itu tiba.”

“Kau ingin menyeret Liz pergi dari sini? Aku suka itu!”

Tiba-tiba, suara perempuan muncul bersamaan dengan aroma wangi yang memenuhi taman. Beberapa saat kemudian Mel muncul di depan kami dengan sebuah senyum lebar di wajahnya.

…. Dia benar-benar bisa muncul dari mana saja ya?

“Apa kau mau mendengarkan laporanku~? Ini soal perintah yang diberikan master padaku.”

Akhirnya Mel menurunkan nada suaranya dan mengatakannya dengan tatapan mata yang serius.


Chapter 224     Daftar Isi     Chapter 226


Komentar

Postingan Populer