ORV CHAPTER 38. EPISODE 9 – OMNISCIENT SUNFISH (3)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

XXXX

[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ penasaran dengan tipuan yang kau lakukan.]

[200 koin telah ditambahkan.]

Pemenang dari gunting batu kertas ini ditentukan dengan sangat cepat. Wajah Lee Gilyoung terlihat memerah sedangkan Jung Heewon terlihat puas. Lee Jihye yang menjadi lawanku sekarang sedang bersimpuh di lantai dengan wajah putus asa.

“…. Ini tidak masuk akal!”

Sayangnya aku tidak bisa membaca pikiran Lee GIlyoung, jadi anak itu berhasil mendapatkan 2 ampul dariku.

“Kau tidak harus memberikan ini padaku…”

“Ambil saja.”

Anak ini sangat imut. Begitu pikirku sambil mengusap kepalanya.

Sebagai tambahan, Jung Heewon memenangkan 2 Stamina Enhancing Ampoule, dan wanita itu menerimanya dengan wajah sumringah.

“Terima kasih. Berkelahi masih terasa berat dengan stat staminaku yang sekarang.”

Hanya Lee Jihye yang tidak mendapatkan ampul apapun.

“Bagaimana bisa kau mengalahkanku 18 kali dari 20 ronde? Apa kau curang?”

“Sejak awal aku memang ahli gunting batu kertas.”

“Apa kau tidak kasihan padaku? Apa kau tidak bisa memberiku satu saja, paman…”

“Kau kan punya Yoo Joonghyuk.”

Aku tidak menghiraukan rengekan Lee Jihye dan mengambil semua ampul yang kumenangkan.

Jung Heewon menepuk pundak Lee Jihye sambil melihat pedang yang dibawa gadis itu.

“Dek, dunia memang tidak selalu adil.”

XXX

Dududududu. Itu adalah suara propeller helikopter. Lee Gilyoung menatap ke kejauhan di mana para dinosaurus berada dan bertanya, “Hyung, aku tidak bisa membawanya ke lantai selanjutnya?”

Belalang sembah besar yang  sedang duduk di pangkuan Lee Gilyoung ikut menatap anak itu. Serangga itu mengusapkan antenanya ke rahang Lee Gilyoung.

“Maaf. Kau tidak bisa membawanya.”

Lee Gilyoung memeluk belalang sembah itu sekali lagi dengan wajah sedih.

“…. Jaga dirimu, Titano.”

Kwiiikk

Lee Gilyoung bahkan sudah memberi nama untuknya. Sayangnya, monster itu tercipta di dalam Theatre Dungeon, jadi dia tidak akan bisa ikut ke lantai berikutnya.

Tapi, item-item ini seharusnya bisa dibawa ke lantai selanjutnya. Contohnya, aku memiliki ampul yang bisa meningkatkan statku dan sekarang aku sedang memegang ampul itu.

[Tyrant T-rex’s DNA Ampoule]

Ampul emas itu adalah alasan utama kenapa aku memilih film ini. Ini adalah item yang bisa meningkatkan semua stat sebanyak 10 level selama 30 menit setelah meminumnya. Meski begitu item ini punya kelemahan… ya, item ini hanya bisa digunakan di dalam Theatre Dungeon. Kita tidak akan bisa menyelesaikan lantai terakhir dungeon tanpa item ini.

Terutama jika Yoo Joonghyuk berada di situasi terburuk yang bisa kupikirkan.

Belalang sembah yang dilepaskan Gilyoung kembali terbang di udara dan langit malam yang ada di luar sana mulai menghilang.

[‘Ending Credit’ pertama telah berhasil didapatkan.]

[Pemain: Kim Dokja, Jung Heewon, Lee Jihye, Lee Gilyoung.]

[Kau mendapatkan 500 koin sebagai kompensasi.]

Aku merasa sedikit pusing saat kami kembali ke lobi bioskop. Setelah kami berhasil kabur, poster film yang ada di depan kami sudah tersobek. Itu adalah tanda jika kami berhasil menyelesaikannya. Lee Jihye pun menyampaikan komplainnya.

“Apa kita harus melewati beberapa lantai yang seperti ini?”

“Yoo Joonghyuk pasti sudah menyelesaikan kebanyakan film di sini. Jadi kita pasti bisa sampai di lantai 8 dengan cepat.”

Kami langsung pergi ke lantai dua. Mulai dari lantai 2, ruangan yang tersisa adalah lorong sempit yang menuju ke ruang bioskop. Jung Heewon bertanya.

“Tidak ada perubahan apapun?”

Tidak peduli berapa lama kami menunggu, area di lantai dua sama sekali tidak menunjukkan perubahan sekecil apapun. Kameranya tidak terlihat dan film tidak diputar sama sekali. Saat kami melihat lebih dekat, ternyata semua poster yang ada di lantai dua sudah sobek. Lee Jihye pun menyadari sesuatu.

“Apa kita hanya bisa masuk ke dalam film yang posternya masih utuh?”

Aku memeriksa poster itu satu per satu.

Pacific Rim yang disutradarai Guillermo del Toro… film peperangan robot raksasa? Sayang sekali. Jika poster ini masih utuh aku bisa mendapatkan Hardened Glove.

Inception disutradarai oleh Christopher Nolan… untung saja poster ini sudah sobek.

“Wow… aku ingin nonton ini.”

Aku melihat poster yang sedang ditatap Lee Jihye.

“Kau suka superhero?”

“Ya.”

“Untunglah. Kau mungkin akan membenci mereka jika masuk ke dalam sana.”

“…. Aku mengerti.”

Di poster yang sobek itu ada sebuah monster hijau yang meraung ke arah penonton. Beberapa saat kemudian kami langsung bergegas ke lantai tiga.

“Di sini juga sama.”

Semua poster yang ada di lantai tiga sudah tersobek. Sepertinya Yoo Joonghyuk sudah menyelesaikan semuanya. Untunglah, karena ada banyak film berbahaya di lantai ini.

Final Destination garapan James Wan… Yoo Joonghyuk itu, bagaimana caranya dia menyelesaikannya? Itu kan film dimana pada akhirnya semua karakternya akan mati.

“Sepertinya kita bisa maju lebih cepat dari dugaanku.”

Tidak seperti suara bersemangat milik Jung Heewon, aku merasa khawatir setiap kali menaiki lantai bioskop ini. Menyelesaikan Theatre Dungeon membutuhkan keberuntungan. Beberapa poster di lantai ini tidak diceritakan dalam novel Cara Bertahan Hidup. Yoo Joonghyuk tidak menyelesaikan semua film itu.

Kami mendapat sebuah pesan saat sampai di lantai 4.

[Kau sudah memasuki lantai 4]

Sorot lampu langsung menerangi kami sebelum aku bisa melihat poster film apa yang akan kami masuki. Jung Heewon yang berada tidak jauh dariku mulai berdoa.

“Kumohon jangan film horror…”

Aku hanya menatap wanita itu dan dia pun memberikan penjelasan.

“Hantu tidak bisa dibunuh dengan pedang.”

…. Ah, itu alasannya.

[Film telah dimulai!]

Latar belakang yang ada di hadapan kami mulai berubah dan saat kami membuka mata, kami bisa merasakan angin laut yang berhembus mengenai wajah kami.

“Ini…?”

Aku bisa merasakan asinnya garam di mulutku dan ada sebuah horizon luas yang terbentang di depanku. Aku merasa takjub dengan pemandangan laut ini. Aku yang sudah bekerja tiap hari tanpa hari libur yang layak, tentu tidak pernah pergi ke tempat seperti ini.

“Film apa ini?”

Di sebelahku, Jung Heewon sedang mengenakan gaun panjang yang mewah.

Tiba-tiba aku bisa mendengar suara violin dari arah dalam kapal dan suara orang-orang yang sedang menari dengan gembira. Bisa dibilang itu adalah pemandangan yang sangat romantic.

Oh, aku tahu film apa ini.

Lee Jihye pun berkata, “Oh, kenapa kapalnya tiba-tiba jadi cepat…”

Aku menatap ke arah belakang dan di sana Lee Jihye sedang sibuk mengeluarkan isi perutnya. Jung Heewon langsung mendekati gadis itu dan menepuk-nepuk punggungnya. Setelah muntah selama beberapa menit, Lee Jihye berkata.

“Ugh, aku mabuk laut.”

“Tidak apa-apa. Muntahkan saja.”

…. Aku sudah memikirkan ini sejak beberapa saat yang lalu. Kenapa Duke of Loyalty and Warfare memilih Lee Jihye? Meski aku sudah membacanya di novel… tapi, aku hanya tidak ingin memikirkannya.

“Tapi, unnie… film ini… bukannya kapalnya akan tenggelam?”

“Sepertinya begitu.”

“Kalau begitu… apa unnie jadi ‘Kate Winslet’?”

Lee Jihye bertanya sambil memperhatikan penampilan Jung Heewon dengan mata iri, kemudian dia menatapku.

“Kalau begitu paman jadi… DiCaprio? Uweeeek!”

Aku merasa kesal saat gadis itu tiba-tiba muntah setelah mengatakannya. Di saat yang sama, Lee GIlyoung memanggilku dari arah belakang.

“Hyung!”

Lee Gilyoung sekarang sedang menggunakan pakaian formal, dan sepertinya baju ini cukup familiar untukku…

Yah, yang penting semua sudah berkumpul sekarang.

“Tidak ada waktu lagi.”

Kapal sudah mulai tenggelam. Sayangnya, solusi untuk menyelesaikan film ini tidak muncul dalam novel Cara Bertahan Hidup.

Bagaimana caranya kami bisa mengalahkan Titanic? Apa kami harus bertarung dengan lautan?”

Lee Jihye tiba-tiba membuka mulutnya.

“Mau bagaimanapun kapalnya akan segera tenggelam. Apa kita harus tenggelam bersama kapal ini?”

“Kalau itu agak…”

Rasanya frustasi. Akan lebih baik jika kami punya musuh yang harus dikalahkan.

“Ayo cari orang jahatnya, hyung.”

Itu adalah pendapat Lee Gilyoung. Aku bahkan tidak yakin jika ada orang jahat di film ini. Tapi karena aku tidak punya ide lain, aku memutuskan untuk mengikuti ide anak itu.

“Kalau begitu ayo kalahkan orang jahatnya.”

Kami mulai berjalan. Ngomong-ngomong, siapa orang jahat di film ini? Terakhir kali aku menonton Titanic…

“Jack Dawson!”

Tunggu, Jack Dawson… itu peran yang dimainkan DiCaprio, kan? Tapi kenapa dia tidak menatapku?

“… Aku?”

…. Jadi dia DICaprio nya? Aku hanya bisa menghela nafas sambil menatap Lee GIlyoung yang keheranan.

XXX

Beberapa saat kemudian, kami menculik orang yang kemungkinan besar adalah orang jahat dalam film ini. Akan tetapi Theatre Master tidak meresponnya. Ternyata menculiknya tidak cukup untuk menyelesaikan film ini.

Aku ragu selama beberapa detik, tapi aku memutuskan untuk tetap mengatakannya.

“Kalau begitu…”

“Ayo bunuh dia.”

Lee Jihye menarik pedangnya dan mengarahkannya pada laki-laki itu. Saat ini, laki-laki yang kami culik hanya bisa menggeliat di atas lantai dengan tangan dan kaki terikat.

“Bukannya Theatre Master ini seorang psikopat? Kalau begitu jawaban paling cepat adalah membunuhnya, iya kan?”

Aku juga berpikiran seperti itu. Tidak, aku yakin itulah jawaban yang tepat.

Itu juga jawaban dari sebuah film lain yang diceritakan dalam novel Cara Bertahan Hidup. Akan tetapi, Jung Heewon menatap laki-laki itu dengan raut ragu dan kemudian berkata.

“Tapi… dia kelihatan seperti orang baik.”

“… Huh?”

“Ini memang cuma film, tapi dia terlihat seperti orang baik.”

Aku kaget saat mendengar itu dari Jung Heewon yang bisa membantai banyak orang beberapa hari yang lalu. Saat itu, Jung Heewon berkata seperti ini: ‘Aku mungkin memang seorang pembunuh, tapi aku tidak mau menjadi monster.’

Lee Jihye bertanya, “Unnie, apa kau tipe orang yang jadi sentimental ketika saat seperti ini? Kau tidak mau membunuhnya?”

“Tidak, bukan begitu maksudku…”

“Menyelamatkan orang memang bagus. Tapi jika orang ini tidak mati maka kita yang akan mati. Kita ini orang sungguhan, tapi dia cuma karakter film!”

Karakter…

Aku tertegun saat mendengar kata-kata Lee Jihye.

Jung Heewon menatapku dan bertanya, “… Apa kau juga berpikir seperti itu?”

“Meski laki-laki ini manusia sungguhan, dia masih orang jahat. Kenapa kita tidak boleh membunuhnya?”

Kata-kata Lee Jihye mungkin ada benarnya. Laki-laki ini memang berperan sebagai orang jahat di dalam skenario film ini dan dia melakukan banyak hal buruk. Jadi tidak apa-apa jika kami membunuhnya. Lucunya, itu adalah logika yang sering diucapkan Yoo Joonghyuk dalam novel.

Saat aku ingin mengatakan sesuatu, Lee Jihye langsung menghunus pedangnya

“Hh. Apa-apaan kalian ini? Padahal master mungkin sedang sekarat sekarang!”

Pedang itu menghujam laki-laki itu tepat di bagian jantung dan darah langsung mengalir dari luka tusuk itu. Parahnya, semua itu terlihat sangat realistis. Sesaat setelah itu kami mendapat pesan dari sistem.

[Theatre Master merasa puas dengan perubahan akhir film ini.]

[Buritan kapal akan membawamu menuju lantai berikutnya.]

“Lihat. Aku benar, kan?” ucap Lee Jihye dengan bangga.

Jawabannya memang tidak salah. Theatre Master mengakui hal ini dan para konstelasi akan memberi kami koin, dan kami bisa bertahan dengan koin-koin itu.

Itu adalah cara untuk hidup di dunia hancur ini.

[‘Ending Credit’ kedua telah didapatkan.]

[Pemeran: Kim Dokja, Jung Heewon, Lee Jihye, Lee Gilyoung.]

[Kau mendapatkan 500 koin sebagai kompensasi.]

Kami tidak bisa mendapatkan hadiah dari Titanic. Karena itu kami langsung pergi ke lantai selanjutnya dengan bantuan sistem.

[Kau telah memasuki lantai kelima, ruang hadiah.]

Saat kami selesai menaiki eskalator, sebuah ruang hadiah muncul di depan kami.

“Ruang hadiah? Ini bukan film horror kan?”

“Ini aula pameran. Ini adalah tempat untuk menunjukkan properti yang digunakan dalam film-film itu.”

Sebenarnya aku tahu soal ini, tapi aku berpura-pura tidak tahu dihadapan mereka.

Ada banyak barang yang ada di dalam lemari kaca itu. senjata dan kostum yang digunakan oleh para karakter utama dari berbagai seri, aksesoris…

Dan yang lucu adalah mereka bukan sekedar property biasa lagi.

Jung Heewon mendekati sebuah lemari kaca dan berteriak.

“Ya Tuhan, lihat ini!”

[Mikazuki Munechika – Replika] itu adalah sebuah pedang dengan peringkat tinggi.

Mata Jung Heewon langsung berbinar saat dia menatap pedang itu. Dan ketika dia melirikku, aku pun menganggukkan kepalaku.

“Akhirnya kau mendapatkan pedang bagus, Heewon-ssi.”

“Whoa…”

Itu adalah pedang yang hebat. Pedang tanduk groll yang sejak tadi digunakan oleh Jung Heewon sama sekali tidak bisa dibandingkan, tapi pedang itu bisa dibilang setara dengan pedang Lee Jihye.

Jung Heewon mulai mengayunkan pedang itu dengan tangannya.

“Bukannya ini menakjubkan? Rasanya sangat enteng dan mudah digunakan!”

Aku tidak pernah melihat Jung Heewon sebahagia ini.

[Karakter ‘Jung Heewon’ merasa sangat berterima kasih kepadamu.]

Padahal aku tidak melakukan apa-apa.

Tujuan utama dari menyelesaikan Theatre Dungeon adalah ‘kompensasi’ yang diberikan di lantai kelima. Theatre Dungeon adalah tempat yang bagus untuk mencari item di awal cerita. Terutama Jung Heewon yang akan bertambah kuat dengan menggunakan pedang itu.

[Setiap orang hanya diperbolehkan mengambil 2 item.]

Meski item-item ini bukan ‘star relic’ dan hanya property dari sebuah film. Tapi versi replika ini memiliki karakter dari item aslinya. Bisa dibilang item-item di sini adalah item grade A dengan kemampuan curang di awal cerita.

Ngomong-ngomong, sepertinya Yoo Joonghyuk sudah melalui bagian ini. Ada 2 item yang sudah menghilang.

“Pilih item yang kau suka. Setiap orang hanya bisa membawa 2 buah saja, jadi pilih dengan hati-hati.”

Aku meminta Jung Heewon untuk mengambil satu item untuk Yoo Sangah dan aku akan mengambil satu untuk Lee Hyunsung. Sepertinya ini bisa digunakan.

[Hercules’s Shield – Replika] sebuah tameng grade A.

Bagus. Ini adalah item yang lebih kuat dari Old Iron Shield. Aku sekarang sedang membayangkan betapa terangnya binar mata Lee Hyunsung saat aku memberikan ini kepadanya.

Lee Jihye yang mengaku sebagai fans superhero sepertinya sedang mencoba menarik sebuah item dari tempatnya.

“Kenapa aku tidak bisa menarik ini?”

Saat aku mendekat, aku bisa melihat item apa itu.

[Mjolnir – Replika] senjata tumpul grade A.

Palu milik dewa petir, Thor. Palu itu akan menjadi senjata mengerikan jika benar-benar asli… tapi karena kualitas item aslinya memang sangat hebat, jadi replika ini juga memiliki kekuatan yang luar biasa.

Aku melihat Lee Jihye yang berusaha menarik palu itu sekuat tenaga, tapi tidak ada apa-apa yang terjadi.

“Yang bisa menggunakannya hanya orang spesial, iya kan?”

“Sialan kau paman! Memangnya aku tidak spesial!?”

Di saat yang sama, Lee Gilyoung tiba-tiba mendekati item itu dan memegang gagang Mjolnir.

“Hei, nak! Itu milik..”

Lee Gilyoung bisa mengambil palu itu dengan sangat mudah. Anak itu kemudian mengayunkannya beberapa kali dan menatapku.

“Hyung, aku boleh mengambil ini?”

“Ya. Kelihatan cocok untukmu.”

Lee Jihye yang ada di samping Lee Gilyoung hanya bisa menatap anak itu dengan wajah terkejut.

“Hanya aku yang tidak bahagia…. Hanya aku…”

Aku tidak menghiraukan keluhan itu dan mencari item lain yang kubutuhkan. Mari lihat item apa saja yang tersimpan di tempat ini.

[External Reinforced Suit – Replika] pakaian pelindung grade A.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, jadi lebih baik aku memperkuat pertahananku. Saat aku menggunakan pakaian itu, seluruh pakaian itu langsung membungkus seluruh badan, tangan, dan kakiku.

[Kerusakan dari serangan luar akan berkurang 10%]

[Kemampuan deteksi musuh meningkat.]

[Kau bisa bergerak dengan lebih cepat sekarang.]

Aku merasa sedikit frustasi saat membacanya, tapi masih lebih baik memakai ini daripada tidak. Apalagi jika aku memikirkan pertarungan yang sedang menungguku di akhir dungeon ini.

Sekarang, persiapan sudah selesai.

Karena tidak ada perubahan signifikan pada dungeon ini, aku yakin jika Yoo Joonghyuk masih hidup. Jika kita bergerak cepat saat melalui lantai keenam, kami mungkin bisa bertemu dengannya di lantai ketujuh. Kemungkinan terburuknya, jika dia sedang melawan boss dungeon di lantai kedelapan… setidaknya dia masih hidup sekarang.

Sekarang, mari kita dapatkan regressor kita kembali.


Chapter 37     Daftar Isi     Chapter 39


Komentar

Postingan Populer