Mahouka Volume 12 Chapter 15 Part 2
Disclaimer: novel ini bukan punya saya. Warning saja... Ada sedikit sexy time di bawah sana.
🌸🌸🌸🌸
Hari ini Takuma tidak terlihat terlalu bahagia. Setidaknya itu
adalah kondisi si pemuda saat Maki menemuinya. Bahkan saat Takuma sedang
membicarakan prestasinya sebagai peraih peringkat 1 di ujian masuk dan dipilih
sebagai perwakilan murid baru, wajahnya tetap tertekuk.
Hari ini, kondisi emosi Takuma lebih buruk dari biasanya. Pemuda
itu memang masih memasang wajah datar seperti biasanya, tapi Maki bisa
mengetahui moodnya dengan stepat.
Maki adalah seorang aktris, seorang profesional dalam bidang
memalsukan ekspresi wajah. Selain wajahnya yang cantik, kemampuan akting yang
dimiliki Maki membuatnya bisa menunjukkan semua macam ekspresi di depan layar
kaca... bahagia, marah, sedih, senang, kelembutan, kekejaman, cinta, bahkan
kebencian, karena itulah dia bisa mendapatkan posisi sebagai aktris nomor 1 di
Jepang. Wajah datar Takuma tidak bisa menipu matanya.
"Takuma, aku belum makan malam, jadi aku akan membuat makanan malam ringan... kau
tidak keberatan kan?"*
*) teks asli: "Takuma, I haven't had dinner yet
today. It'll be light... do you mind?"
"Semalam ini? Bukannya itu buruk untuk badanmu?"
"Karena itu aku akan akan membuat makan malam yang ringan.
Sepertinya masakannya sudah hampir matang, aku akan membawanya kemari."
Maki berdiri pergi sambil mengingatkan Takuma (secara tidak
langsung) untuk tidak mengatakan sesuatu yang kasar seperti 'Kau bisa
jadi gendut'.
Yang dibawa Maki adalah potongan roti baguette dan hors d' oeuvres
seperti ham asap, salmon, tomat, dan alpukal. Semua makanan itu memang terlihat
ringan, tapi hal itu tidak serta merta menunjukkan berapa banyak kalori yang
mereka kandung.
Takuma sudah makan malam sebelum datang kemari, tapi dia tidak
peduli dan mengambil hors d' oeuvres yang dibuat oleh Maki. Selama 5 menit
Takuma memenuhi mulutnya dengan makanan dan minuman, dia bahkan tidak sadar
jika jus yang disediakan oleh Maki mengandung sedikit alkohol di dalamnya. Maki
juga menggunakan sedikit alkohol dalam masakannya, tapi Takuma juga tidak
menyadari hal itu.
Maki yang melihat Takuma hampir selesai memakan hidangannya pun
berkata dengan nada seorang kakak yang perhatian (di saat yang sama,
Fujibayashi menanyakan apa Tatsuya ingin mendengarkan pembicaraan mereka
berdua).
Takuma yang biasanya tidak mau menunjukkan kelemahannya, untuk
beberapa alasan menjadi lebih banyak bicara malam ini.
"... Oh, aku mengerti. Kau pasti ketakutan."
Maki menenangkan pemuda itu dengan nada suara manis yang pasti
bisa membuat para penggemarnya menghela nafas bahagia. Saat ini, Maki sedang
duduk tepat di samping Takuma yang sedang duduk di sofa panjang untuk 3 orang.
Tidak lupa, Maki juga menepuk-nepuk pundak Takuma sebagai tanda jika dia peduli
dengan pemuda itu.
"Aku tidak ketakutan! Dari awal pertandingan itu sudah tidak
adil! Jika kami tetap meneruskan pertandingannya, aku pasti sudah menang!"
Takuma sudah mengulangi cerita itu bebeerapa kali, tapi Maki tidak
pernah memperlihatkan wajah kesal, bosan, atau semacamnya. "Tentu saja,
Takuma. Kenyataannya kau memang sudah menang. Kau sudah menang
dan pantas mendapatkan pujian atas kemenanganmu itu. Kurasa semua ini terjadi
karena kau sedang tidak beruntung."
"Kau berpikir begitu...?"
"Ya. Orang bilang keberuntungan juga sebuah kemampuan, tapi
itu tidak benar. Orang yang benar-benar berbakatlah yang akan
selalu menang di akhir tidak peduli seberapa besar
keberuntungan yang dia miliki. Tapi, saat membicarakan pertandingan kecil,
kadang keberuntungan memang lebih berpengaruh. Aku juga pernah mengalami hal
seperti ini banyak kali... saat para aktor lain tidak bisa diajak kerja sama,
saat aku tidak bisa mendapatkan peran yang kuinginkan..."
Dengan 1 tangan di pundak Takuma, Maki lalu meletakkan tangan yang
satunya di atas tangan Takuma.
Saat itu Takuma merasakan sensasi lembut mulai membelai kulitnya,
dan aroma madu juga mulai menstimulasi indera perasanya.
"Jadi, kau pasti akan baik-baik saja, Takuma. Kau hanya
bernasib buruk kemarin. Sebuah pertandingan kecil tidak akan mempengaruhi masa
depanmu."
"Kurasa juga begitu..."
Mereka berdua sudah melakukan perbincangan ini beberapa kali, tapi
kali ini, Takuma akhirnya menunjukkan reaksi yang berbeda. Maki pun merasa lega
karena dia hanya perlu memberikan sedikit dorongan lagi pada pemuda yang ada di
sampingnya itu.
"Benar. Jadi kau harus kembali ceria seperti biasanya."
Maki membawa tangan Takuma ke atas pangkuannya. Sebenarnya Maki
tidak mau menggoda Takuma, tapi kesan malu-malu yang ditunjukkan Takuma
berhasil membuat Maki ingin sedikit bermain dengannya.
Tangan Takuma sedikit demi sedikit mulai berpindah dari lutut Maki
menuju pahanya. Tapi semua itu bukan inisiatif Takuma sendiri, tapi Maki lah
yang menggerakkan tangan Takuma. Saat ini Maki sedang menggunakan gaun tipis
dengan rok panjang yang terbuka di bagian depan. Saat Takuma mulai merasakan
kulit lembut Maki dan karena efek alkohol yang barusaja dia minum, kontrol
Takuma pun mulai melemah.
Takuma mulai menggerakkan tangannya dan mengelus kulit paha Maki.
Sesaat kemudian, tangannya mulai menggenggam bahu Maki.
Dan saat Takuma menindihnya, Maki sama sekali tidak melakukan
perlawanan.
XXX
"Oh, sepertinya kondisi di sana jadi semakin
menyenangkan."
Fujibayashi terlihat sangat terhibur, tapi Tatsuya tidak menggubrisnya. Dia tidak ingin terlihat terkejut apalagi
menghina atasannya tersebut. Wajahnya tetap terlihat tenang dan tidak peduli.
"Mungkin ini bisa mempermudah misi kita." jawabnya
dengan nada garing saat mendengar suara cumbuan dari speaker mobil.
"Hei, apa yang sedang kau rencanakan?" tanya Fujibayashi
dengan wajah tertarik.
"Belakangan ini media selalu ramai dengan berita para aktris
yang membayar anak laki-laki sebagai gigolo, itu yang kuketahui." jawab
Tatsuya dengan nada datar.
"... Ancaman?" senyum Fujibayashi terlihat aneh saat
mengatakannya.
"Kurasa tidak apa-apa jika kita menggunakan
kekuatan media sekali-sekali."
"... Aku kaget karena kau bisa memikirkan rencana seperti
ini dengan cepat."
Sanada yang biasanya bertugas membuat rencana kejam yang
berhubungan dengan teknologi pun meringis saat mendengar ide Tatsuya. Tapi saat
mendengar bagaimana Sanada menekankan pada kata-kata dengan cepat,
sepertinya laki-laki itu juga memikirkan rencana yang sama.
"Jika hal ini berkembang menjadi tindak kejahatan, maka
sekolah akan menerima kerusakan yang terlalu besar, dan kita mungkin tidak akan
bisa menggunakan ini sebagai alat negosiasi, jadi kita harus
mencegahnya dan membuat semua ini menjadi kasus percobaan saja."
Tatsuya sama sekali tidak terganggu dengan ekspresi wajah
Fujibayashi dan Sanada. Dia terus mengucapkan idenya dengan wajah tenang dan
datar.
XXX
Saat Maki sedang berpelukan dengan Takuma di atas sofa, dia selalu
mengamati pemuda itu dengan seksama—lagipula ekspresi penuh nafsunya saat ini
bukan 100% acting semata. Maki memang tidak meminum alcohol sebanyak yang minum
oleh Takuma, tapi semua alcohol yang dia minum tetap bisa menumpulkan rem dan
logika yang dia miliki. Karena itu, meski sekarang matanya terlihat sangat
menikmati kegiatan kecil mereka ini, dalam hati dia bisa melihat kelakuan naïf
Takuma saat dia menurunkan tubuhnya untuk mencumbu Maki sekali lagi. Maki juga
sudah berlatih untuk memisahkan sensasi fisik dari kesenangan mentalnya sejak
lama.
Jadi, meski Takuma tidak menyadarinya, Maki bisa menyadari jika
ada sesuatu yang salah di apartemennya ini. Pintu kaca yang ada di beranda
terbuka dan mengeluarkan suara pelan. Tidak salah lagi… padahal dia sudah
menguncinya tadi. Dan jika dia tidak salah ingat, pintu berandanya juga
dilengkapi dengan alat pencegah pencurian yang akan langsung menyerang siapa
saja yang berusaha masuk ke dalam secara paksa.
Alarm keamanan juga tidak berbunyi, jadi para bodyguard juga tidak
menyadari kehadiran penyusup ini.
“Seseorang! Ada pencuri!” teriaknya sambil mendorong tubuh Takuma.
Dia merasa menyesal karena terlalu mengandalkan system keamanan dan tidak
menggelapkan kaca pintu berandanya.
Takuma yang baru saja bergulingan di lantai langsung bereaksi pada
teriakan Maki.
Dia berdiri dengan sempoyongan dan menoleh ke arah yang ditunjuk
oleh Maki. Tapi, sebelum dia bisa melihat pencuri itu, Takuma merasakan getaran
hebat di seluruh tubuhnya. Saat dia menyadari ada sesuatu yang sangat salah di
tempat ini, Takuma tidak bisa mempertahankan kesadarannya dan jatuh pingsan
dalam sekejap.
“Takuma!?”
Karena Maki langsung menutup mulutnya, teriakannya berubah menjadi
sebuah erangan ketakutan. Dia sadar jika Takuma sedang pingsan dan tidak akan
bisa melindunginya. Maki pernah melihat barang yang baru saja membuat Takuma
tidak sadarkan diri, baik yang asli dan yang palsu. Barang itu adalah sebuah bola
busa yang dilumuri dengan obat tidur dosis tinggi. Dan Takuma tidak akan bangun
setidaknya untuk beberapa jam kedepan.
Dengan melawan rasa takutnya, Maki berbalik melihat ke arah
beranda. Pintu kaca yang awalnya terbuka sekarang tertutup rapat, bahkan tirainya
juga terpasang rapi. Maki bisa melihatnya… di depan pintu beranda apartemennya
berdiri seorang laki-laki berbedan atletis dengan topeng hitam di wajahnya, lalu
ada sesuatu yang mirip dengan sayap di punggungnya… bisa dibilang orang
misterius yang ada di depannya ini mirip dengan protagonist film hero lama yang
imagenya menyerupai kelelawar. Seandainya topeng yang dia kenakan memiliki
aksen sayap di bagian pelipisnya, maka kostumnya akan lebih mirip lagi.
Faktanya, kostum yang digunakan oleh laki-laki misterius itu adalah stealth
gear yang menggunakan kain penyerap EM, tapi Maki tidak tahu soal itu.
“Nona, apa kau tidak apa-apa!?”
Akhirnya, 2 bodyguardnya yang ada di depan masuk kedalam ruang
tamu tempat Maki dan Takuma berada. Akan tetapi, tepat saat Maki melihat sayap
yang ada di punggung laki-laki itu jatuh ke lantai, 2 bodyguard itu langsung
menyerang si penyusup.
Apa dia cuma membawa 1 bola obat bius? Penyusup berkostum hitam
yang ada di depannya itu sama sekali tidak bergerak dan menerima serangan dari
2 bodyguard sewaan Maki. Sekarang bodyguard Maki menggunakan tongkat pemukul
yang terbuat dari bahan fleksibel dan bagian ujung pemukul itu ditutupi oleh
bahan dari karet dan biasanya digunakan sebagai blackjacks.
Seorang bodyguard Maki melayangkan pemukulnya pada laki-laki
misterius itu dan dia menghentikannya dengan telapak tangan yang terbumgkus
sarung tangan.
Bodyguard lainnya melangkah ke samping dan menyerang dari titik buta
yang dibuat oleh bodyguard pertama dan langsung melayangkan pemukul yang ada di
tangannya. Laki-laki itu mengetahui maksud 2 bodyguard yang sedang menyerangnya
dan berhasil menghalau serangan mereka.
Beberapa saat kemudian, dia mengirim 1 bodyguard terbang beberapa
meter kebelakang.
Bodyguard Maki yang lain berjengit saat menerima serangan
laki-laki itu.
Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa belas kasih.
Tangan berbalut sarung tangan hitam itu melancarkan serangan
bertubi-tubi.
Bodyguard Maki tidak bisa melawannya. Mereka bahkan tidak bisa melukai laki-laki tersebut.
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar