I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 189

 Disclaimer: Saya sampe bosen ngetiknya. Intinya saya cuma nerjemahin ini novel, dan tentu author aslinya bukan saya.

πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

“Kita harus pergi sekarang.” salah satu penjaga berkata dengan suara pelan sambil menarik lengan Alicia.

Alicia hanya tersenyum meski tahu jika dirinya akan segera dideportasi.

Sepertinya Alicia memang ingin memenuhi perannya sebagai wanita jahat hingga akhir.

Liz menatap Alicia dengan wajah yang tidak biasa. Tidak ada yang menyadari ekspresi itu, tapi aku bisa melihatnya dengan jelas. Kurasa itu adalah momen dimana rasa cemburu Liz Cather muncul dengan sangat jelas.

Aku tidak bisa memaafkan semua orang yang sudah membuat Alicia pergi dari sisiku… Terutama Duke.

“Kenapa Duke belum datang kemari?” ucap Henry sambil mengernyitkan alisnya.

Alasan kenapa Duke tidak muncul di depan Alicia adalah karena dialah yang memberikan perintah deportasi untuk Alicia. Karena itulah dia tidak bisa mengantar kepergian Alicia.

Dan lagi, semua orang berpikir jika Duke sudah kehilangan semua ingatannya tentang Alicia.

… Rasanya berat karena tidak bisa mengucapkan selamat jalan pada wanita yang kau sayangi. Apa kau memikirkan Alicia saat melakukannya…? Kesabarannya sangat luar biasa.

“Tidak baik berlama-lama di sini. Kalau begitu, semuanya… selamat tinggal.”

Aku membalas seruannya dengan senyuman di wajahku.

Aku tidak pernah tidak menyukai kekuatan yang dimiliki oleh Alicia. Aku merasa kagum saat dia mengorbankan satu matanya demi apa yang dia percayai, dia bahkan dengan senang hati menerima semua caci maki yang diarahkan kepadanya.

“Alicia… aku… kesepian.. Jadi… Jadi jangan pergi…” Ucapku terbata sambil menatap tanah. Semua orang yang ada di tempat ini langsung menutup mulut mereka karena merasa terkejut dengan ucapanku.

Sebenarnya aku tidak mau mengatakannya. Aku tidak mau Alicia mendapatkan masalah karena perbuatanku. Meski begitu…

“Aku lega karena kau masih Gilles ku yang imut.” Alicia melepaskan pegangan para penjaga dan berjalan ke arahku, lalu dia memelukku dengan sangat erat.

Aku pun meneteskan air mata saat merasakan pelukan hangat itu.

Tidak, tidak mungkin. Aku tidak mungkin menangis…

Aku terkejut. Kupikir aku sudah tidak bisa mengeluarkan air mata lagi. Karena itu aku berusaha keras untuk mengernyitkan alis dan berusaha agar tidak ada air mata yang jatuh ke pipiku.

“A… Alicia…”

“Gilles adalah hartaku yang paling berharga.”

Kata-katanya membuatku semakin cemas.

Aku tidak bisa melakukan apa-apa demi putri bangsawan yang sedang memelukku seakan aku adalah sesuatu yang sangat berharga di dunia ini. Dia tidak pernah menganggapku sebagai sampah busuk yang hanya bisa ditemukan di desa Roana.

Aku selalu berusaha mengejar Alicia, tapi dia selalu ada beberapa langkah lebih dahulu dariku.

“Gilles. Terima kasih karena selalu membantuku.”

Setelah itu dia melepaskan pelukannya dan langsung masuk ke dalam kereta kuda yang sudah disiapkan. Tidak ada yang bisa melihat apa yang ada di dalam kereta kuda itu.

Aku memikirkan ucapan selamat tinggal yang baru saja dikatakan oleh Alicia, dan setelah itu aku tertawa keras.

Kumohon berhati-hatilah. Aku berharap kau bisa kembali ke sisiku dengan selamat. Itulah yang muncul dalam kepalaku saat melihat kepergian kereta kuda yang membawa Alicia.

Semua orang juga menatap kereta kuda itu sampai pada akhirnya kereta kuda itu menghilang dari mata mereka semua.


Chapter 188     Daftar Isi     Chapter 190


Komentar

Postingan Populer