Mahouka Volume 12 Epilog
Disclaimer: not mine.
PS: Ini chapter terakhir dari Mahouka vol. 12. Terimakasih buat yang nyempatin baca seri terjemahan ini. Love you all.
XXX
“Pesawat
itu adalah benda curian. Stasiun TV berkata jika permintaan terbang dari
pesawat itu juga berasal dari kode yang dicuri.”
Tatsuya sedang menerima telpon
Fujibayashi di dalam kamarnya.
Mereka sedang membicarakan pesawat
yang mereka temui malam sebelumnya, dan hasil dari investigasi yang dilakukan
oleh Fujibayashi mengenai apakah orang-orang itu adalah pasukan bunuh diri dari
organisasi teroris, atau mafia, atau apa itu membuatnya menjadi semakin pusing.
“Sepertinya
mereka adalah mafia China. Tapi sayangnya kami tidak bisa menemukan informasi
lebih dari itu.”
Seperti yang dikatakan Fujibayashi,
hasil investigasi mereka tidak memuaskan.
“Mafia China… apa anda tahu darimana
asal mereka, bu?”
“Ya,
tapi tidak semua. Dan sepertinya mereka memiliki dendam tersendiri padamu.”
“… Apa anda ingin bilang jika mereka
berasal dari No Head Dragon?”
“Mereka
sisa-sisa organisasi itu. Kami sudah mengkonfirmasi jika Robert Sun, keponakan
dari Richard Sun lah yang memimpin penyerangan itu.”
“Keponakannya…”
Tatsuya ingin berkata jika hal itu
tidak menunjukkan jika Robert Sun berhubungan dengan No Head Dragon, tapi dia
tidak mengatakannya. Dia hanya mengingat beberapa saudara jauhnya yang masih
bisa dikatakan sebagai 1 keluarga meski hubungan mereka sangat jauh.
“Yah,
sebenarnya dia tidak memiliki hubungan sama sekali. Saat No Head Dragon hancur,
hanya ada beberapa ‘saudara’ dekat yang menjawab penggilannya.”
Akan tetapi sepertinya itulah yang ada
di dalam pikiran semua orang. Dan sekarang bukan saatnya mengkhawatirkan
sesuatu yang tidak begitu penting.
“Tentu,
serangan tadi malam tidak akan berhasil hanya dengan orang sesedikit itu. Pasti
ada dalang di belakang mereka, atau setidaknya orang yang memberikan bantuan…”
“Dan orang itu belum bisa
diidentifikasi, bu?”
“Ya.”
Situasinya lebih parah dari dugaan
awal Tatsuya. Ada sekelompok teroris yang melakukan penyerangan di tengah kota
Tokyo saja sudah cukup buruk—tapi siapapun dalang di balik semua ini, kemampuan
investigasi Fujibayashi juga tidak bisa menembusnya. Hal itu menunjukkan jika
lawannya kali ini sama sekali tidak bisa diremehkan.
Yang melintas di kepala Tatsuya saat
itu adalah ‘Kuharap kejadian ini tidak
menjadi masalah serius.’ Tapi kemudian dia membuat harapan yang lebih
spesifik, ‘Kuharap aku dan Miyuki tidak
perlu berurusan dengan semua kerusuhan ini.’
XXX
Malam hari, daerah downtown. Di sebuah
jalan kecil yang tidak jauh dari jalan utama, terdapat sebuah toko.
Nakura memeriksa nama toko yang hanya
diterangi dengan lampu seadanya.
Dia memastikan jika ini adalah tempat
yang harus didatanginya, sesuai dengan perintah kepala keluarga saat ini, Kouichi Saegusa.
Jika kau tidak tahu ada sebuah toko di
situ, maka kau hanya akan berjalan melewatinya begitu saja. Pintu toko itu
terbuat dari besi biasa yang (sepertinya) tidak begitu kuat. Nakura membuka
pintu itu dan neik ke lantai 2/ seorang laki-laki bermuka masam mengantarnya ke
sebuah ruangan pribadi di mana lawan bicaranya sudah menunggu.
“Maaf, apa saya membuatmu menunggu?”
“Tidak, tidak sama sekali. Saya juga
barusaja datang.” Kata seorang laki-laki muda yang tampan dan penuh charisma
sambil berdiri dari tempat duduknya, sangat berbeda dengan Nakura yang barusaja
datang.
“Nama saya Nakura.”
“Nama Saya Zhou. Silahkan duduk.”
Seorang wanita muda yang cantik dan
menawan—berbanding terbalik dengan laki-laki yang mengantarnya ke sini—sudah menunggu
di pojok ruangan. Setelah menerima lirikan dari Zhou wanita itu langsung
mengarahkan Nakura ke tempat duduk yang ada di depan Zhou dan menarikkan kursi
untuknya. Setelah melihat Nakura duduk tanpa ragu, Zhou pun kembali duduk.
“Apa anda ingin minum sesuatu?”
“Tolong jika ada baijiu.”
Alis Zhou berkedut karena kaget. Sejauh
yang dia tahu, tamu yang sengaja memesan alkohol setelah berbasa-basi seperti
tadi sangatlah jarang.
“… Kalau begitu, mungkin ini tidak
biasa di Jepang. Tapi bolehkan saya menyarankan agar anda memesan Maotai?”
“Saya serahkan soal itu pada anda.”
Alkohol yang mereka pesan tiba tidak
lama setelah Zhou memesannya. Setelah roh (alkohol) dituangkan ke dalam gelas
masing-masing, Nakura dan Zhou mulai mengukur pernapasan masing-masing dan
setelah itu meminum semua alkohol yang ada di gelas mereka masing-masing.
Setelah Nakura meletakkan gelas
kosongnya di atas meja, dia menatap mata Zhou.
“Nakura-san.” Yang pertama memulai
percakapan adalah Zhou.
“Master menyetujui usulanmu, Zhou-san.”
Zhou menunjukkan senyum lebar saat
mendengar jawaban Nakura. “Baguslah. Saya merasa bangga bisa mendapatkan
kepercayaan anda. Bisakan kita membicarakan hal yang lebih konkrit sekarang?”
“Kondisi minimal kami sama sekali
tidak berubah.”
“Ya, tentu saja. Saya tahu itu. Saya juga
tidak ingin mempersulit Master Saegusa. Lagipula saya sama sekali tidak
memiliki hubungan dengan GAA (Great Asia Alliance).”
“Dan manipulasi media itu?”
“Saya juga sudah mengetahuinya. Saya sudah
mengatur agar para media tidak menyerang penyihir sebagai sebuah keseluruhan.”
“Baiklah, mari kita bicarakan
detailnya sekarang.”
Zhou memberikan sinyal untuk pegawai
wanita yang melayani mereka berdua.
Pelayan itu pun membungkukkan badannya
dan keluar dari ruangan tersebut. Setelah itu pembicaraan yang terjadi di dalam
ruangan ini hanya diketahui oleh Nakura dan Zhou saja.
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar