I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 120
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
๐ถ๐ถ๐ถ๐ถ
Kemanapun aku melangkah, tatapan tajam para murid selalu mengikutiku.
Tidak seperti sebelumnya, aku tidak mendengar olokan dari mereka. Mereka pasti takut kalau aku sampai mendengarnya. Tapi hal itu tidak menghentikan mereka untuk terus menatapku dengan mata penuh dengan kebencian. Rasanya mereka seperti ingin melubangi tubuhku dengan tatapan tajam mereka.
Jujur, aku sangat suka dengan penutup mata ini. Benda ini sangat cocok dengan imageku sebagai wanita jahat. Tapi sepertinya mereka semua tidak berpikiran sama denganku. Beberapa murid merasa terkejut saat menatapku dan beberapa lainnya merasa ketakutan.
"Apa kita benar-benar akan masuk kesana?" tanya Gilles saat kami sudah sampai di depan kafetaria. Meski wajahnya terlihat datar, beberapa otot mukanya masih terlihat kaku.
Kurasa mukaku yang sekarang sangat mirip dengan mukanya. Ada lebih banyak murid yang berkumpul di tempat ini jika dibandingkan dengan tempat lainnya di akademi. Aku bisa sampai di sini karena aku berjalan penuh percaya diri saat melewati para murid... Tapi bisakah aku melakukan hal yang sama di tempat ini?
Kafetaria sekarang dipenuhi oleh ratusan murid yang sedang menikmati waktu mereka. Membayangkan semua mata itu tertuju padaku membuat bulu kudukku merinding... Meski begitu hal ini juga terasa mendebarkan. Jika aku melakukan sesuatu yang luar biasa di depan mereka semua, maka berita tentang kejahatanku akan menyebar dengan lebih cepat. Ini adalah panggung yang sempurna!
"Tentu, ayo masuk." kataku.
Gilles menganggukkan kepalanya. Dari ekspresinya, orang mungkin akan mengira jika dia ingin pergi ke medan perang.
Saat kami masuk ke dalam ruangan luas itu, semua percakapan langsung berhenti dan semua mata tertuju pada kami berdua. Hmm... Aku tidak menyangka jika tempat seramai ini bisa jadi sesenyap ini saat aku dan Gilles datang.
Aku berjalan melintasi aula makan itu, para murid yang ada di depanku menyingkir dan membuatkan sebuah jalan untukku.
... Hebat. Aku merasa sedang menjadi seorang ratu yang berjalan melewati para ajudan, rasanya lumayan puas juga. Tapi aku tidak menunjukkan perasaanku pada mereka semua. Aku sudah puas hanya dengan membanggakan hal ini dalam hati.
Saat aku berjalan, aku menyadari ada 2 tatapan berbeda yang tertuju padaku, yang pertama adalah tatapan terkejut dan yang kedua adalah tatapan mengecam. Ada banyak orang yang menatapku seperti itu... Bukannya ini menakjubkan? Ini menakjubkan, iya kan!
Padahal mereka bisa melanjutkan makan dan ngobrol, toh aku tidak perduli. Tapi tidak ada yang melakukan hal itu. Mereka semua diam dan menatap kami berdua... Itu saja.
Sebagai seorang wanita jahat, aku tidak peduli dengan perhatian yang datang dari mereka semua. Tapi, saat aku menerima perhatian sebanyak ini rasanya malu sekali...
"Mereka bertingkah seolah aku ini orang terkenal, iya kan?" bisikku pada Gilles.
Gilles hanya menghela nafas saat mendengarnya.
"Kau memang terkenal, tahu." balasnya.
"Kenapa aku bisa seterkenal itu?"
"Entahlah."
"Aaah... Semoga aku terkenal sebagai wanita jahat yang hebat."
"... Kurasa kau memang terkenal karena itu." jawabnya sambil meringis.
Gilles selalu mengatakan sesuatu yang mengejutkan. Meski dia lebih muda dariku, dialah yang lebih bijaksana.
"Di sana. Itu Duke kan?" tanya Gilles sambil menarik rokku.
Aku menatap tempat yang ditunjuk Gilles.
... Lantai 2?
Mel bilang Duke-sama ada di teras, tapi itu cuma lantai 2 kafetaria kan?
Mungkin Duke-sama memilih tempat makan sesuai moodnya? Atau mungkin tempat itu memang teras khusus yang dikatakan Mel. Tentu saja para bangsawan akan memberikan nama yang berlebihan untuk tempat itu.
Ngomong-ngomong, tempat ini memiliki ukuran yang luar biasa besa... Mereka bahkan bisa membuat lantai 2 di sini.
Teras lantai 2 itu juga terlihat cukup mewah. Dari sini aku bisa melihat tempat lilin megah yang tergantung di langit-langit. Samar-sama aku juga bisa mendengar... Apa itu musik orkestra? Dengan kemewahan seperti itu, pantas saja jika tidak semua orang bisa makan di sana.
Jika dibandingkan dengan kemewahan yang ada di lantai 2, lantai 1 terlihat sangat biasa. Ternyata dikalangan para bangsawan juga terdapat perbedaan status sosial yang mencolok.
Yah.. Di dunia ini status adalah segalanya. Kurasa hal ini sangat lumrah di sini. Tapi yang membuatku merasa aneh adalah seorang gadis yang sangat membenci perbedaan seperti ini malah makan di teras mewah itu dengan santai. Kurasa kau bisa menggunakan istilah 'gadis cantik tiada lawan' untuk menggambarkan gadis itu.
Setelah aku melihat dengan lebih seksama, aku bisa melihat wajah-wajah familiar di sana. Meski mereka terlihat lebih dewasa, aku masih bisa mengenali mereka semua.
Cara mereka menatapku benar-benar telah berubah. Normalnya seorang kakak tidak akan menatap adiknya dengan tatapan benci... Tapi kurasa rasa kaget mereka mengalahkan kebencian mereka padaku. Masuk akal... Sudah lama aku tidak melihat mereka semua.
Duke-sama juga terlihat sangat terkejut... Tentu saja untuk alasan yang berbeda. Dia mungkin tidak mengira jika aku akan pergi menemuinya di tempat seperti ini.
aku menegakkan punggungku dan mulai menaiki tangga yang menuju ke teras itu.
Komentar
Posting Komentar