I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 118
Disclaimer: this novel isn't mine for all eternity
🙂🙃🙂🙃🙂🙃
"Alicia apa yang terjadi dengan matamu?" tanya Duke-sama sambil menatapku dengan serius. Suasana di sekeliling kami menjadi lebih berat setelahnya.
Hm? Kami baru saja bertemu setelah sekian lama dan itu yang ingin dia tanyakan padaku? Yah... Kalau aku jadi dia aku juga pasti akan merasa sangat penasaran.
"Tidak ada apa-apa." kataku sambil tersenyum gugup.
"Jangan coba-coba membohongiku."
Mata birunya menatapku dengan serius.
Aku merasa sedikit gemetaran saat menerima tatapan itu. Sepertinya, dalam 2 tahun ini aura milik Duke-sama sudah menjadi semakin kuat.
Dia pasti langsung tahu jika aku berbohong kepadanya.
"Aku memberikannya pada seseorang." jawabku sambil tetap tersenyum.
"Apa!? Huuh!?"
Reaksi pertama datang dari Mel.
Rasa kagetnya membuat suaranya naik 1 oktaf. Telingaku sampai berdengung saat mendengar teriakannya dari dekat.
"Seperti yang kukatakan, aku memberikannya..." aku menjelaskan 1 kali lagi, tapi Duke-sama tiba-tiba meraih wajahku dengan salah satu tangannya.
Meski hanya ujung jarinya saja yang menyentuh pipiku, aku bisa merasakan kekuatan yang ada di baliknya dengan jelas.
Tangannya terasa lembut tapi kuat, karena itu aku tidak bisa tidak menggerakkan wajahku. Saat aku melihat wajahnya, senyum yang tadinya ada di sana sekarang telah menghilang.
Wajahnya menunjukkan kemarahan yang amat sangat. Rasanya sekarang aku sedang melihat wajah iblis yang dipenuhi oleh amarah tiada tara.
Tatapan Duke-sama yang sangat tajam terasa seperti menelanku bulat-bulat. Aku sudah banyak melihat ekspresi marah orang lain, tapi aku tidak pernah melihat yang separah ini.
"Kenapa? Kenapa kau melakukannya?" tanyanya. Suaranya terdengar pelan dan tenang, tapi hal itu malah membuatku merinding. Duke-sama benar-benar marah.
Auranya terasa berat dan mengerikan. Aku bahkan tidak bisa membuka mulutku untuk menjawab pertanyaannya. Tekanan yang dia berikan sama sekali tidak main-main. Aku malu mengakuinya, tapi aku merasa takut saat menatap matanya.
Baik Gilles dan Mel juga terkejut dengan perubahan sikap Duke-sama yang sangat mendadak.
"Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat mengamatimu selama ini? Bahkan sejak kau kecil, aku sudah melihat aktingmu sebagai wanita jahat dan aku tahu jika hal itu sangat berharga untukmu. Selama kau bahagia dan baik-baik saja, aku..." tiba-tiba Duke-sama berhenti berbicara.
Kemarahanan yang muncul di wajahnya juga menghilang tanpa bekas. Sekarang wajahnya terlihat sangat sedih.
Dia tahu aku sedang berakting sebagai wanita jahat?
Karena dia adalah Duke-sama, informasi seperti ini sama sekali tidak mengagetkan. Tapi kenapa dia membongkar semuanya di depanku...?
"... Aku tidak pernah memintamu untuk terus mengawasiku seperti itu."
Sebelum aku bisa memikirkan kata-kata yang akan kukatakan kepadanya, mulutku sudah terbuka dan mengeluarkan racunnya.
Aku tahu jika aku akan menyesali hal ini di masa depan, meski begitu aku tetap mengatakannya dengan nada yang sangat dingin.
Sebagai wanita jahat... Itu adalah dialog yang harus kukatakan di momen seperti ini. Lagipula, tugas wanita jahat adalah menyakiti semua orang yang ada di sekitarnya dengan kata-kata tajam yang tidak berperasaan. Tapi kali ini... Yang kulakukan barusan sama sekali tidak membuatku bahagia. Aku sudah selangkah lebih dekat dengan mimpiku, tapi kenapa hatiku terasa sangat sakit?
Apa ini jalan yang tepat untuk mencapai tujuanku? Jika benar begitu, maka jalan ini lebih menyakitkan dari perkiraanku.
"Aku mengerti. Aku minta maaf karena sudah ikut campur." kata Duke-sama. Bibirnya membentuk sebuah senyuman tapi matanya sama sekali tidak tersenyum.
... Ini adalah pertama kalinya aku melihat ekspresi seperti itu di wajah Duke-sama...
Aku... Benar-benar menyesal setelah mengatakannya. Hatiku terasa sangat sakit. Aku akan melakukan apa saja untuk menariknya kembali... Tapi itu mustahil.
Perlahan Duke-sama menjauhkan tangannya dari wajahku, setelah itu dia berbalik dan berjalan pergi.
Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya menatap kosong ke arah punggung yang semakin menjauh itu.
Aku tidak bisa melupakan ekspresi wajahnya...
Aku tidak pernah menyangka jika hari dimana aku merasa menyesal akan tiba seperti ini. Inilah yang kudapat karena tidak memikirkan kata-kata yang keluar dari mulutku.
Tubuhku terasa sangat berat, rasanya ada banyak rantai yang membelengguku ke tanah. Aku merasa telah melakukan sebuah kejahatan yang amat besar.
Wanita jahat yang kuimpikan... Bukan wanita jahat yang seperti ini.
"Ali-Ali, katakan padaku dengan jujur... Apa kau ini sebenarnya bodoh? Karena yang barusan kau lakukan itu sangat kejam." kata Mel dengan pelan. Kurasa ini adalah nada terpelan yang kudengar dari Mel hari ini. Apa yang dikatakan gadis itu terasa seperti sebuah pukulan telak untukku. Aku bahkan bisa merasakan sakit di bagian perutku.
Aku seperti merasa seakan Mel melakukan pukulan keras ke arah perutku dan aku sama sekali tidak menyadarinya. Aku tahu alasannya! Aku sangat mengerti bagaimana kejamnya sikapku tadi.
Tapi, saat aku ingin menjelaskan semuanya... Bibirku menolak untuk bergerak.
Ini hari pertamaku berbicara dengan orang lain setelah 2 tahun! Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan! Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa!
Aku ingin berteriak hingga Mel mengerti apa yang sedang kupikirkan, tapi tidak ada yang keluar dari mulutku. Itu karena aku tahu... Aku tahu jika semua itu hanyalah alasan yang tidak bisa membenarkan perlakuan kejamku. Aku tidak akan mengatakan pikiran kekanakan seperti itu. Aku tidak boleh jatuh ke dalam lubang yang lebih dalam lagi, setidaknya untuk hari ini.
Ada banyak hal yang berlalu-lalang dalam kepalaku. Karakterku sudah berubah menjadi sesuatu yang sangat buruk. Aku bukan wanita jahat yang bermartabat, aku hanya wanita jahat biasa.
Pertama kalinya sejak masa pengasinganku berakhir, aku merasa takut karena sudah melupakan bagaimana caranya bersikap dan berinteraksi dengan orang lain sebagai sesama manusia.
Komentar
Posting Komentar