I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 115

Disclaimer: sekali lagi, novel ini bukan punya saya.

👻👻👻👻👻

Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk bertemu dengan para siswa akademi.

Pertemuan dengan mereka memang tidak penting bagi kami, tapi bagi mereka kedatangan kami berdua adalah sesuatu yang tidak terduga. Saat kami berjalan di halaman akademi, semua mata tertuju pada kami dan tidak lama setelah itu mereka mulai berbisik.

Kalau kau tanya padaku, kelakuan mereka sama sekali tidak enak dipandang mata. mereka itu kan bangsawan, kenapa mereka malah merendahkan diri dengan membicarakan orang yang sudah jelas ada di depan mereka?

Gilles sudah memperingatkanku tadi. Aku juga merasa jika tatapan mereka benar-benar berbeda dari 2 tahun yang lalu. Dulu mereka masih menetapku dengan mata bersahabat, tapi kali ini mereka menatapku dengan mata tajam dan dingin.

"Hei, lihat di sana. Itu Alicia Williams kan?" aku bisa mendengar suara melengking yang terlalu keras untuk bisa disebut sebagai bisikan biasa.

Oh? Sepertinya namaku sudah tersebar luas di akademi, bahkan siswa yang tidak kukenal bisa tahu nama dan wajahku. Bukankah itu bagus?

Ah... Tunggu. Berhenti dulu! Jangan terlalu bersemangat, aku.

Aku menekan rasa bangga dan senangku sekuat tenaga, untungnya topeng yang kugunakan tidak hancur berantakan.

"Ya ampun! Kau lihat tidak? Dia pakai penutup mata!"

"Mengerikan. Sebagai seorang wanita kenapa..."

"Kira-kira apa yang terjadi? Ya Tuhan! Apa mungkin dia habis berkelahi? Bar-bar sekali!"

"Benda itu merusak wajah cantiknya! Sayang sekali."

"Ugh! Rasanya dia jadi lebih menyeramkan dari 2 tahun yang lalu."

"Aku berani bertaruh kalau dia itu dikutuk seseorang. Pasti mata kirinya sudah membusuk sekarang."

Aku bisa mendengar semua cibiran, hinaan, dan kikik dari arah mereka.

Woow. Efek dari penutup mata ini sangat luar biasa. Aku tidak menyangka jika benda kecil ini bisa memberikan manfaat yang besar untukku.

Terima kasih penutup mata. Dengan batuanmu aku bisa mendapat poin wanita jahat 2 kali lipat lebih banyak. Memberikan salah satu mataku pada kakek Will ternyata sangat berguna. Aku sangat bersyukur karena sudah diberi kesempatan untuk menggunakan dirimu.

Aku melirik Gilles yang terus berjalan dengan wajah dingin yang bisa membekukan neraka kapan saja. Apakah ini maksud dari kemampuan aktingnya sudah meningkat dengan pesat?

"Dia benar-benar mengganggu. Kenapa dia berjalan seolah tempat ini adalah miliknya!?"

"Iya! Siapa yang peduli meski dia cantik! Hatinya benar-benar sangat buruk!"

"Benar sekali! Siapa peduli kalau dia cantik tapi hatinya sekotor selokan?"

"Kupikir Liz-sama jauh lebih cantik darinya."

"Dia bahkan tidak sebanding dengan ujung jari milik Liz-sama."

"Ah! Liz-sama! Dia adalah wanita dengan hati tercantik yang pernah kutemui!"

"Gadis itu bahkan tidak bisa menyamai bayangan Liz-sama."

Mereka terus menggosip dengan suara keras seakan aku tidak ada di sini.

Semakin banyak hinaan yang mereka ucapkan maka semakin ringan pula langkah kakiku, aku yakin jika sekarang wajahku terlihat sangat puas. Sebaliknya, ekspresi Gilles terlihat semakin mengerikan detik demi detik.

Tapi aku merasa sangat bahagia! Aku tidak menyangka jika kelakuan jahatku bisa menyebar seluas ini! Terima kasih atas kerja kerasnya, Liz-san.

"Lebih baik dia tidak pernah datang ke akademi ini lagi."

"Tidak bisakah dia pergi dari sini sekarang juga?"

"Albert-sama, Alan-sama, dan Henry-sama adalah gentleman sejati... Bagaimana bisa dia berasal dari keluarga yang sama dengan mereka bertiga?"

"Benar! Dia satu-satunya orang gagal di keluarga Williams. Kurasa keluarga Williams juga punya sesuatu untuk dikasihani."

"Walau wajahnya tidak buruk, tapi dia tidak berguna... Sekarang dia hanya sampah bagi keluarganya sendiri."

Kalian semua, aku sangat berterima kasih karena sudah menghinaku separah itu.

Beberapa saat kemudian aku melirik para siswa yang sedang bergosip, mata kami pun bertemu. Senyum menghina mereka langsung kaku dalam sekejap dan wajah mereka terlihat gugup.

Meski aku tidak menatap mereka dengan tajam, atmosfer di taman terasa sangat berat, tidak ada suara yang terdengar.

Waaah.. Ternyata sekarang aku punya kemampuan untuk membuat orang lain kaku hanya dengan menatapnya saja. Evolusi wanita jahatku ternyata mantap juga.

Tapi.. Aku tidak keberatan kalau kalian terus menghinaku seperti tadi.

"... Apa! Apa yang kau lihat!?"

"Kami tidak takut pada orang sepertimu!"

Akademi memiliki peraturan umum dimana para siswa tidak perlu melakukan  aturan etika pada umumnya yang mengedepankan kasta keluarga, jadi biasanya aku akan membiarkan kelakuan yang seperti ini. Tapi disebut sebagai 'orang sepertimu' meski kami baru pertama kali bertemu... Kemana perginya pelajaran etika yang mereka dapatkan sejak kecil? Apa mereka sudah tidak punya rasa malu?

Aku ingin membalas perkataan mereka. Aku ingin berkata jika kelakuan mereka sangat rendah dan tidak pantas bagi keturunan keluarga bangsawan negara ini. Dan karena aku sudah lama tidak berbicara dengan orang lain, kata-kata yang ingin kuucapkan juga terasa lebih tajam dari 2 tahun yang lalu.

... Tapi aku tidak melakukannya. Aku tidak mau membuang waktu berhargaku hanya untuk meladeni mob tidak penting seperti mereka, karena itu aku tidak menghiraukan mereka dan terus berjalan.

Karena halaman akademi ini sangat luas, kami masih butuh beberapa waktu lagi untuk mencapai gedung sekolah.

"Kenapa dia bisa ada di sini!? Kudengar dia diskors karena sudah menyusup ke dalam kamar Duke-sama!"

"Aku juga dengar berita itu. Aku yakin dia pasti menghabiskan 2 tahun ini dengan mengencani laki-laki lain!"

"Dasar la**r jahanam!"

Para siswa yang ada di belakang kami memulai diskusinya sekali lagi. 

Saat aku mendengar kata-kata terakhir itu aku langsung berhenti berjalan. Aku tahu jika orang yang mengatakannya pasti sangat membenciku. 

Tapi sejak kapan aku diskors dari sekolah? Rumor memang mengerikan... Dan lagi, karena alasan seperti itu? Rasanya aku sudah jadi wanita jahat yang sesungguhnya.

Hari ini saja, sudah berapa banyak poin wanita jahat yang kudapatkan dari mereka?

Berdiam diri dalam kabin selama 2 tahun ternyata bisa membuatku naik level dengan mudah.

Coba lihat mereka. Mereka menatapku dengan penuh rasa benci.

"Kau sama sekali tidak pantas untuk Duke-sama!"

Aku setuju.

"Aku yakin dia membawa anak itu kemana-mana untuk mendapatkan simpati. Dia pasti berpikir kalau anak kecil itu bisa membuat image nya jadi lebih lembut!"

"Ya! Dia seperti ingin berkata 'lihat bagaimana baiknya aku! Aku sudah merawat anak yatim ini! Bukankah aku pantas menjadi saintess?' Mengerikan!"

"Anak itu kasihan sekali! Dia pasti hanya dianggap sebagai alat saja olehnya!"

"Aku yakin jika Duke-sama bisa melihat kebohongan busuknya!"

Apa yang sedang mereka bicarakan? Apa aku sudah salah dengar? Separah itukah prasangka mereka kepadaku?

Aku menatap Gilles yang terlihat sangat haus darah. Dia terlihat bisa meledak kapan saja.

"Ah... Akan hebat jika seandainya Liz-sama lah yang bertunangan dengan Duke-sama."

"Aku setuju! Kenapa Duke-sama malah bertunangan dengannya!?"

"Duke-sama pasti sedang menyesal sekarang."

Tunggu... Tunggu sebentar!

Aku langsung menatap Gilles sekali lagi.

Dia pasti tahu apa yang ingin kutanyakan, karena itu dia menganggukkan kepalanya.

Sejak kapan aku tunangan!?

"Anu... Ada yang ingin kusampaikan kepadamu."

Saat aku sedang tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba aku mendengarkan suara merdu masuk ke dalam telingaku.





Komentar

Postingan Populer