I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 42

“Apa kau dengar soal gadis yang ada di perpustakaan lama?”

“Katanya dia sangat luar biasa!”

Setelah kelas berakhir, tiba-tiba para murid menjadi ramai. Mereka terlihat sangat bersemangat, dan aku bisa merasakan langkah kaki mereka yang berlarian di lorong. Suara teriakan mereka bahkan sangat keras hingga menembus pintu dan dinding kelas.

Apa yang sedang terjadi?

Aku menyadari jika Gayle yang duduk di sampingku mengerutkan alisnya dan menunjukkan rasa tidak sukanya.

“Gadis seperti apa?”

“Sepertinya dia gadis berambut hitam!!”

Mataku langsung melirik Albert.

Matanya langsung melebar dan dia berbisik, “Tidak. Tidak mungkin...”

Saat mendengar deskripsi gadis itu, Duke langsung keluar kelas dan berlari bersama para murid lain ke arah perpustakaan lama. Dan beberapa detik kemudian, kami juga mengikuti Duke dan berlari ke arah perpustakaan lama.

Saat kami sudah sampai di sana, perpustakaan sudah sangat penuh, bahkan masih ada banyak murid yang bergerombol di lorong.

“Tolong minggir.” kata kami sambil menerobos kerumunan murid.

Setiap murid yang berbalik dan menyadari keberadaan kami langsung memberi jalan untuk kami. Kami terus berjalan seperti itu hingga mencapai bagian terdalam perpustakaan itu.

Dan di sana, di depan kami, seorang gadis kecil sedang berdiri di atas kursi dan menulis dengan rajin baris demi baris di atas papan hitam itu. Dia terus menulis tanpa memperhatikan para murid yang bergerombol di belakangnya.

Alicia.

Kami mengamati papan itu. Tidak ada yang bersuara di sini, kami hanya diam dan melihat gadis kecil itu menulis.

Apa yang dia tulis di sana?

Kami melihat tulisan yang ada di bagian teratas papan itu. Para profesor selalu menuliskan topik pelajaran di tempat itu dan menyuruh para murid untuk memikirkannya. Dan meski siapapun bisa menuliskan pendapatnya di sana, hampir tidak ada yang melakukannya.

“Metode untuk mengalahkan kerajaan Ravaal”

“Silahkan tulis pendapatmu disini tanpa memandang apa status dan posisimu.”

Tema kali ini...

Aku mulai membaca tulisan Alicia dari atas hingga bawah.

“Tujuan: mengambil alih kerajaan Ravaal.

Negara disekitar kerajaan Ravaal >> Duran, Calverra, Melvyn, Koyre.

Negara yang berhasil ditaklukkan Ravaal >> Calverra, Melvyn, Koyre.

# Beli Duran, sediakan bantuan untuk negara lainnya ?? box-in manuver.

# Gunakan kebencian negara-negara itu pada Ravaal >> isolasi.

# Kerajaan Duelkis akan memberikan perlindungan untuk Ravaal (tipuan).

   X Tanpa membuat marah negara lain.

  >> Ambil hati negara-negara itu dan minta timbal balik dari mereka.

Contoh >> Duran sepertinya akan mengalami kegagalan ekonomi dalam beberapa tahun kedepan, bayar hutang mereka.

# Seseorang bahkan akan meraih jerami saat sedang terdesak >> Ravaal akan terpaksa menerima bantuan Duelkis.

# Kirim pasukan untuk berpura-pura melakukan perlindungan dan kemudian gunakan keberadaan para prajurit untuk mengambil alih Ravaal.”

 

Setelah selesai menulis baris terakhir, Alicia turun dari kursi dan menghela nafas lega. Dia membaca tulisannya sekali lagi dan kemudian berbalik.

“Huh?” gumamnya dengan wajah bingung.

Mungkinkah... dia tidak menyadari keberadaan kami?

“Fokus yang sangat luar biasa.” Kata Gayle sambil membersihkan kacamatanya.

Aku membaca tulisannya sekali lagi.

... Apakah semua ini rencana yang benar-benar dibuat oleh anak 10 tahun?

Aku tidak bisa mempercayai mataku sendiri. Kami semua maju dan mengelilingi Alicia.

Kesimpulan dari rencana Alicia adalah... gunakan kebencian dari negara tetangga untuk mengisolasi Ravaal, lalu kita berpura-pura menjadi pelindung mereka, dan akhirnya kami menggunakan posisi strategis itu untuk mendapatkan kontrol kerajaan Ravaal.

Tapi, kenapa dia bilang kerajaan Duran akan mengalami krisis ekonomi dalam beberapa tahun kedepan? Untuk saat ini, masih belum ada bukti yang mengarah ke sana.

Dengan tatapan gelisah, Alicia menatap Albert.

Karena dia menyusup ke dalam akademi sesukanya, dia berpikir jika Albert pasti akan marah. Tapi, daripada marah, sepertinya Albert yang sekarang sedang merasa sangat kaget.

Untuk beberapa saat kami hanya bisa diam sambil melihat Alicia dan papan yang ada di belakangnya secara bergantian.




Komentar

Postingan Populer