I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 39

Aku akhirnya bisa masuk ke dalam akademi dengan mudah tapi... bukannya akademi ini terlalu besar?

Bukankah tidak apa-apa jika akademi ini tidak sebesar ini? Apa yang mereka pikirkan? Mereka sengaja membangun gedung sekolah semegah ini karena para anak bangsawan lah yang akan bersekolah di sini!?

Tidak perduli bagaimana dan di mana aku melihatnya, tempat ini terlalu besar. Aku yakin jika aku hanya berjalan lurus di koridor, tapi entah kenapa sekarang aku malah sampai di sebuah hutan! Dan kenapa ada hutan di dalam sekolah?

Aahh, aku tidak mungkin bisa menyelesaikan misiku kalau begini. Karena, meski aku bisa berpapasan dengan heroine, apa aku bisa mengenalinya? Game otome selalu menggambarkan semuanya dari sudut pandang heroine, jujur saja aku tidak tahu seperti apa wajahnya.

Dan... benar juga! Aku bahkan belum memikirkan apa yang ingin kukatakan kepadanya saat bertemu nanti! Cara penghormatan apa yang cocok untuk situasi seperti ini? Aku harus memasukkan cacian yang tidak terdeteksi dalam kata-kataku...

Tunggu, apa aneh jika aku langsung menjahatinya saat baru bertemu pertama kali? Aku memang ingin menemui heroine, tapi aku sama sekali tidak punya alasan yang bagus... mungkin ini memang ide buruk.

“Apa kau tersesat?”

Ya, sepertinya memang begitu...

Aku berbalik ke arah seseorang yang baru saja berbicara kepadaku.

“Apa kau baik-baik saja?” Gadis itu terdengar sangat lembut, suara sopranonya terdengar merdu.

Ya Tuhan, dia punya aura heroine yang sangat luar biasa.

Dia punya mata bulat indah yang berwarna emerald, dan rambut hitamnya terlihat sama lembutnya seperti rambutku...

Aku tidak pernah menyangka jika kami akan memiliki warna rambut yang sama. Apa yang dipikirkan para kreator game itu!? Kenapa mereka memberikan warna rambut yang sama untuk heroine dan wanita jahatnya!?

Tapi, aku masih belum tahu apakah dia benar-benar heroinennya atau bukan.

“Hei, siapa namamu?”

Dia memperlakukanku seperti anak 10 tahun... tapi itu masuk akal, aku memang masih 10 tahun. Tapi dia sendiri kan masih 15 tahun!

“Sebelum menanyakan nama seseorang, bukankah kau harus memperkenalkan diri terlebih dahulu?” pertanyaanku membuat matanya melebar. Dia memanggilku karena khawatir, jadi mungkin dia sama sekali tidak menduga pertanyaan seperti ini dariku.

“Ah, tentu saja. Maaf, namaku Liz. Liz Cather. Senang berkenalan denganmu.”

Apa dia memang sangat baik atau memang memiliki perasaan yang embut? Dia sama sekali tidak terlihat kesal dan menjawab pertanyaanku dengan lembut.

Bagus... jika melawan gadis sebaik ini, kejahatanku akan terlihat semakin menonjol.

“Namaku Alicia Williams. Aku tidak pernah mendengar nama Cather sebelumnya...?”

“Ah, itu karena aku bukan bangsawan.”

Akhirnya. Tidak salah lagi, Liz Cather adalah heroine nya!

Akhirnya kami bertemu. Apa kau tahu berapa lama aku menunggu hari ini tiba?

“Jadi, kau mau pergi ke mana, Alicia-chan?”

Alicia-chan...?

Sok dekat sekali. Aku akan berterima kasih jika kau memikirkan status sosialmu sebelum memanggil namaku seperti itu.

Itu yang ingin kukatakan, tapi sayangnya aku menjadi anggota keluarga bangsawan bukan karena kekuatanku sendiri.

Jadi aku tidak bisa mengatakan hal seperti itu pada Liz yang bisa masuk ke dalam akademi sebagai murid beasiswa dengan kemampuannya sendiri... meskipun dia adalah orang biasa.

“Aku...”

Aku ingin pergi ke mana? Aku sudah mencapai tujuanku hari ini karena aku sudah bertemu dengan Liz. Kupikir yang tersisa hanyalah ditangkap karena sudah menerobos masuk ke dalam akademi... dan itu artinya misi ini bisa dilakukan dengan mudah jika aku tetap berada di dalam akademi.

Kuharap penjaga gerbang tadi tidak memberitahukan kedatanganku pada Albert-oniisama. Itu hanya akan merusak rencana penyusupanku.

“Aku ingin pergi ke gedung sekolah.”

“Oh, kalau begitu ikuti aku!” kata Liz sambil tersenyum layaknya seorang malaikat.

Kebanyakan orang pasti akan terpikat dengan senyum itu, tapi tidak denganku. Wajah seperti itu sama sekali bukan tipeku.

... wajahnya... terlihat terlalu polos dan tidak berdosa.




Komentar

Postingan Populer