I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 28
Ah, sudah pagi.
Wajah apa yang harus kuperlihatkan pada Albert-oniisama hari
ini?
Mungkin aku bolos latihan saja untuk hari ini...? tidak.
Bolos latihan hanya akan menjadi kekalahan untukku.
Aku keluar dari kamar dan berjalan ke arah taman, tapi saat
aku sampai di aula aku mendengar beberapa suara.
Apa itu Albert-oniisama yang sedang berbicara pada ayahanda?
Seberapa jeleknya keberuntunganku sehingga aku harus bertemu
dengan oniisama pagi-pagi seperti ini?
“Aku membuat Ali marah padaku.”
“Apa kita perlu mengatakan alasan yang sebenarnya?”
Alasan yang sebenarnya? Apa itu? Aku ingin tahu!
“Tidak. Kupikir sudah benar menyembunyikan hal itu dari
Ali.”
Aw... hey! Kenapa kau membuatku jadi sangat penasaran
seperti ini?
“Tolong beritahu aku.”
Aku tidak tahu kenapa aku mengatakannya, apakah karena aku
benar-benar ingin tahu atau karena merasa bersalah karena telah marah pada
Albert-oniisama. Tapi tanpa pikir panjang aku keluar darit tempat
persembunyianku dan melangkah dengan penuh percaya diri ke arah mereka berdua.
“Ali...”
Saat melihatku berjalan menghampiri mereka, tiba-tiba wajah
Albert-oniisama terlihat sangat canggung.
Tolong jangan dipikirkan, oniisama. Aku sama sekali tidak
marah soal kemarin.
Mungkin sebaiknya aku tidak berkata seperti itu kemarin.
Sebenarnya aku masih ingin menggoda kakakku ini, tentu saja itu yang akan
dilakukan seorang wanita jahat.
“Jadi kau ada di sini, Alicia?”
“Ya, ayahanda. Tolong katakan apa alasan sebenarnya kenapa
aku tidak bisa pergi?”
Ayahanda menutup mulutnya dan menggeratakkan giginya.
Kenapa dia tidak bisa memberitahuku? Apakah hal ini memang
harus dirahasiakan seperti ini? Tapi karena hal ini berhubungan langsung
denganku, aku memiliki hak untuk mengetahuinya.
“Ayahanda?”
“Alicia, aku pasti akan memberitahumu saat kau akan masuk
akademi sihir, oke?”
Tapi itu masih 5 tahun lagi!
Apa aku tidak boleh tahu karena aku masih kecil?
Meskipun aku merasa frustasi, aku tahu jika kata-kataku
tidak akan berpengaruh pada keputusan ayahanda... kurasa aku memang harus sabar
menunggu.
“Aku mengerti, ayahanda.”
“Bagus, itu baru namanya anak ayah.” Kata ayahanda sambil
mengusap kepalaku.
Aku berharap dia berhenti memperlakukanku seperti anak
kecil, tapi mau bagaimana lagi... 10 tahun memang masih dianggap sebagai
anak kecil.
Dan kemarin aku juga sudah keterlaluan pada Albert-oniisama.
Apakah aku harus minta maaf padanya sekarang?
Tapi... aku kan tidak berbuat salah apa-apa, jadi kurasa aku
tidak perlu minta maaf kan?
Lagipula, seorang wanita jahat tidak pernah mengucapkan kata
maaf dengan mudah.
Meskipun Albert-oniisama melihatku dengan mata anak anjing
seperti itu, aku harus tetap kuat.
Aku adalah wanita jahat yang terhormat! Aku tidak akan
menyerah!
Uuugh, aku tidak tahu kalau menjadi wanita jahat adalah
pekerjaan yang menguras perasaan. Maksudku, memberitahu oniisama agar tidak
khawatir lagi itu lebih mudah kan?
Agh! Kenapa rasanya sesak seperti ini?
Aku mungkin bermimpi menjadi wanita jahat sejati, tapi aku
tidak suka perasaan bersalah seperti ini.
Tapi, jika aku tetap mengatakan pada oniisama agar tidak
usah khawatir lagi, mungkin aku bisa membuatnya terdengar lebih sarkas?
“Albert-sama, sudah waktunya.” Salah satu maid memanggil
Albert-oniisama saat aku sedang memikirkan langkah apa yang harus kuambil.
Ya, itu benar. Aku hampir lupa! Albert-oniisama masih harus
pergi ke sekolah. Dan karena itu sekarang aku berdiri sendirian di lorong.
Akhirnya aku tidak bisa mengatakan apapun padanya.
Apa yang harus kulakukan soal ini? Aku tidak tahu bagaimana
cara menghilangkan rasa tidak nyaman diantara kami berdua.
Apakah aku harus curhat pada kakek Will soal ini...?
Dan dengan begini, ini adalah kali pertamanya aku
mengunjungi desa itu saat matahari masih bersinar di langit.
Komentar
Posting Komentar