I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 38

Sehari kemudian, demamku sudah turun dan aku merasa sehat kembali.

Aku sekarang jadi tahu seberapa berharganya kesehatan setelah merasakan sakit selama beberapa hari belakangan ini.

Dengan kepala yang sudah kembali jernih, aku memutuskan jika apa yang terjadi dengan Duke-sama... saat dia menyuapiku dengan mulutnya... mungkin aku tidak akan memikirkannya terlalu jauh.

Lebih dari itu, keberadaan heroine yang sudah masuk ke akademi lebih penting.

Meskipun berita itu adalah berita paling penting, entah kenapa aku melupakannya hingga detik ini. Aku merasa menyesal karena sudah membuang waktu, tapi tidak ada yang bisa kulakukan soal ini. Aku hanya perlu kerja ekstra untuk mempersiapkan semuanya. Jadi, apa yang sedang terjadi saat ini?

Sekarang, harusnya heroine sudah mendekati semua target, kan? Tapi anehnya, aku belum pernah mendengar Albert-oniisama membicarakan si heroine saat dia berada di rumah. Apa dia benar-benar sudah masuk ke dalam akademi?

Rumor tentang orang basa yang bisa menggunakan semua tipe sihir pasti sudah menyebar luas sekarang. Jadi, apa yang terjadi? Jangan bilang kalau dia kehilangan semua uangnya dan tidak bisa pergi ke sana.

Tunggu, heroine kan dapat beasiswa. Jadi kehilangan uang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini.

Aaahh. Aku sangat penasaran!

Aku ingin bertanya pada Albert-oniisama, tapi jika dia balik menanyaiku, aku tidak punya jawaban untuk pertanyaannya. Lagipula aku tidak bisa bilang kalau aku merasa sangat bersemangat untuk membulinya.

Jika tidak ada jalan lain, aku hanya perlu menyusup ke akademi!

Kurasa itu pilihan yang terbaik. Mengumpulkan informasi memang harus dilakukan sendiri. Wanita jahat harus selalu mandiri, dia tidak boleh bergantung pada orang lain saat melakukan sesuatu.

Dan lagi, jika aku pergi sendiri, aku bisa melihat heroine secara langsung, dan karena menyusup bisa dibilang sebuah perbuatan buruk... ini sama artinya melempar 2 burung dengan 1 batu!

Ah, akhirnya aku bisa melihat heroine! Aku sudah menunggu momen ini sejak lama. Jantungku berdetak dengan sangat cepat saat memikirkannya.

Tanpa membuang waktu, akupun berlari ke arah kandang kuda.

 

Aku sangat takjub. Aku bahkan sadar seberapa lebar mulutku terbuka sekarang, tapi aku tidak bisa menahannya. Tempat ini memang luar biasa!

Aku sudah pernah melihat akademi ini di game, tapi gambar itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan seberapa mewahnya tempat ini yang sesungguhnya.

Sudah jelas jika bangunan ini dibuat dengan memikirkan para bangsawan yang ada di negara ini.

Semua kaca dibuat dengan kaca berwarna... kaca berwarna loh! Di sekolah! Apa yang akan terjadi kalau ada bola nyasar yang lalu menghancurkan kaca itu?

Aku turun dari kudaku dan langsung berjalan ke pintu gerbang.

Apakah tidak apa-apa kalau aku masuk dari sini? Mereka tidak akan menangkap atau menginterogasiku kan?

Tapi aku tidak ingin menyusup lewat gerbang belakang. Seorang wanita jahat selalu berlaku elegan, glamor, dan galak!

Lagipula aku tidak pernah mendengar kalau akademi tidak boleh dimasuki oleh orang lain selain murid dan para staf. Jadi aku yakin akan baik-baik saja. Aku hanya perlu masuk dengan penuh percaya diri.

Aku menegakkan punggungku dan berjalan ke arah pintu gerbang. ”Hei, kau!”

Aku berteriak.

“Ya? Ada apa?” aku tersenyum dan menatap si penjaga gerbang (sepertinya).

Apakah dia orang biasa? Aku tidak yakin kalau dia seorang bangsawan...

“Kau bukan murid akademi, kan?”

“Bukan.”

“Kalau begitu, kau tidak boleh masuk.”

Oh? Jadi memang selain murid dan staf, orang lain tidak boleh masuk ke dalam akademi?

Kalau begitu, kuharap game itu menjelaskan hal ini sejak awal.

Kupikir sekarang aku harus menjalankan rencana B. sebenarnya aku tidak ingin menggunakan cara penakut seperti ini...

“Aku Alicia, dari keluarga Williams. Aku datang untuk memberikan sesuatu yang dilupakan kakakku di rumah. Apa kau mau tetap menghentikanku?” kataku sambil menatap penjaga gerbang itu dengan tajam.

Wajah penjaga gerbang itu langsung pucat pasi.

Aku tidak pernah menduga kalau dia akan setakut ini setelah dipelototi oleh gadis bau kencur sepertiku...

Aku merasa sangat bahagia. Terima kasih sudah menunjukkan wajah ketakutan seperti itu untukku. Dengan begini aku menjadi lebih yakin untuk menjadi seorang wanita jahat.

“Keluarga Williams...” kata penjaga gerbang itu sambil mundur selangkah.

Huh? Mungkinkah dia ketakutan karena aku berasal dari keluarga Williams?

Kalau begitu, kutarik kembali rasa terima kasihku. Mengetahui jika bukan AKU yang menyebabkannya ketakutan seperti ini, rasanya tidak menyenangkan.

Pada akhirnya, dia hanya melihatku karena nama keluargaku.

“Silahkan masuk.”

Dengan perasaan tidak suka, aku berjalan memasuki gerbang akademi.




Chapter 37     Daftar Isi     Chapter 39

Komentar

Postingan Populer