I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 35
Saat malam datang, aku menggenggam tas berisi barang-barang yang sudah kusiapkan dan setelah itu aku langsung menuju ke rumah kakek Will.
Saat aku sampai di sana dan bahkan sebelum aku masuk ke
dalam rumah kakek Will, aku bisa mendengar erangan kesakitan dari anak itu.
Sepertinya keadaannya menjadi lebih buruk dari kemarin.
Saat aku berjalan masuk, aku melihat kakek Will yang sedang
mengusap keringat anak itu dan mencoba menenangkannya.
Aku langsung berjalan ke samping tempat tidur dan
mengeluarkan sebuah botol dari dalam tas. Setelah itu aku memberikan botol itu
pada kakek Will.
“Apa ini?”
“Air bersih.”
“Terima kasih.” Gumam kakek Will.
“Ini juga.” Kataku sambil memberikan Josiah padanya.
Kakek Will menerima rumput itu dan merabanya pelan.
“Ah... ini Josiah kan?”
Tidak mungkin. Dia bisa tahu spesies tanaman hanya dengan
menyentuhnya?
Kata luar biasa tidak bisa digunakan untuk menggambarkan
kakek Will. Apa yang dia lakukan benar-benar berada di luar perkiraanku.
Kakek Will langsung memasukkan Josiah ke dalam botol dan
membiarkan daun itu melebur dan merubah warna air di dalamnya menjadi hijau
terang.
Dia lalu mendekati anak itu dan membuka mulutnya. Setelah
itu dia menuangkan beberapa tetes larutan Josiah ke atas lidah anak itu.
Anak itu langsung menutup mulutnya, dan beberapa saat
kemudian tubuhnya kembali tenang.
Sepertinya saat Josiah sudah masuk ke dalam mulut seseorang,
efek yang diberikan akan muncul setelah 1 menit.
Aku membuka kain yang membungkus luka anak itu, membersihkan
lukanya, dan kemudian mengoleskan salep di sana. Setelah itu aku membungkus
luka itu dengan perban bersih yang kubawa dari rumah.
Kurasa luka separah ini adalah hal biasa di desa ini.
“Alicia, terima kasih.” Kata kakek Will sekali lagi.
“Aku... hanya melakukan ini karena ini menguntungkanku. Jadi
kakek tidak perlu berterima kasih.”
Benar. Aku adalah orang yang mengutamakan diri sendiri
dibandingkan kepentingan orang lain.
Menyelamatkan anak ini hanya cara yang harus kulakukan
karena aku ingin berbicara dengan anak muda yang cerdas.
Bahu kakek Will menjadi kaku saat mendengar perkataanku. Aku
tidak mau membuatnya melihatku sebagai orang hina, tapi aku juga tidak mau
berbohong kepadanya.
“Tidak perduli apa motifmu melakukan ini, tapi terima
kasih.” Kata kakek Will yang sudah mulai terlihat santai.
“Siapa namanya?”
“Gilles.”
“Gilles... usia?”
“6.”
“Dan di mana orang tuanya...?”
“Mereka dibunuh penduduk lain desa ini.”
Dibunuh?
Mereka tidak mati karena penyakit tapi karena dibunuh!?
“Alicia, tempat ini memang seperti ini.” Kakek Will
memberitahuku. Tapi dari suaranya aku bisa mendengar semacam ambisi di
dalamnya.
“Apa mereka melakukan kejahatan?”
“Tidak sama sekali.”
Jadi, Gilles harus menjadi yatim piatu di usia 6 tahun tanpa
alasan yang jelas? Apa itu normal di sini?
“Ini tidak benar.”
“Ya. Aku juga berpikir begitu. Tapi tidak perduli seberapa
besar ketidak adilan yang ada di sini, tidak ada yang bisa dilakukan dari dalam
sini.”
Apa yang sedang dilakukan heroine? Bukannya dia harus segera
menyelesaikan masalah desa ini dengan segera!
Wow... sekarang aku malah berharap pada keberadaan sang
heroine?
Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak punya kepentingan
untuk meningkatkan kondisi desa ini!
Agh! Lupakan saja! Aku wanita jahat berhati dingin. Hal
seperti ini seharusnya tidak bisa menggangguku!
Aku bersikeras untuk menjadi wanita jahat terjahat yang
pernah dilihat oleh dunia ini!
Tapi jika begitu... kenapa hatiku terasa sakit seperti ini?
Dari mana rasa tidak enak ini berasal?
“Terima kasih banyak untuk hari ini.” Kata kakek Will sambil
menepuk kepalaku.
“Ini... tolong makan ini bersama Gilles setelah dia sadar.”
Kataku sambil memberikan sekantong macaron warna-warni pada kakek Will.
Mungkin kakek Will bisa merasakan nada bicaraku yang tidak
se-sesumbar tadi, dan dia hanya menepuk kepalaku sambil berkata jika semua akan
baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar