I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 32

Malam itu, aku kembali mengunjungi kakek Will di desa.

Dan karena sekarang sudah malam hari, aku tidak punya kendala berarti saat berjalan menuju rumahnya.

“Selamat malam.” Kataku sambil berjalan ke dalam rumah. Di dalam sana, selain kakek Will aku juga melihat 1 orang lain.

Anak laki-laki yang tadi pagi kulihat berlumuran darah, sekarang sedang tertidur di atas ranjang.

Jadi dia selamat...

Atau setidaknya begitu. Kepalanya yang terluka dibalut dengan sebuah kain compang-camping yang sangat lusuh, bahkan sekarang kain itu sudah berwarna merah karena penuh dengan darah.

Sepertinya selain air, di sini juga sangat sulit menemukan perban. Saat aku melihat anak itu dari dekat, aku baru menyadari jika dia memiliki banyak bekas luka di badannya.

Semuanya terlihat sangat menyakitkan...

“Dia sedang demam sekarang.” Kata kakek Will kepadaku.

Aku berjalan ke sebelah kasur dan meletakkan tanganku di dahi anak itu... ini bukan demam biasa, dia sekarang sedang terbakar!

Aku menyobek bajuku dan mengganti perban anak itu dengan kain yang baru.

Meskipun pendarahannya sudah berhenti, jika begini terus cepat atau lambat anak ini akan mengalami infeksi di lukanya.

Tapi tidak ada yang bisa kulakukan untuknya sekarang.

“Alicia, duduk di sini.” Panggil kakek Will dengan nada lembut.

Aku berjalan ke arah kursi yang biasa kududuki dan kemudian bertanya padanya.

“Apa kau menyelamatkan anak itu, kakek Will?”

Wajahnya terlihat sangat kesepian dan kemudian dia menggelengkan kepalanya.

“Aku hanya membawanya kemari setelah laki-laki besar itu meninggalkannya sendirian.”

“Jadi tidak ada yang membantunya?”

“Orang yang ada di desa ini berusaha keras untuk tetap hidup setiap harinya. Saat kau berusaha keras agar bisa tetap hidup hari ini hingga kau tidak punya waktu untuk memikirkan esok hari, wajar jika kau tidak memiliki waktu untuk mengurusi nasib orang lain.”

Berusaha keras untuk bertahan hidup hari ini hingga tidak punya waktu untuk memikirkan esok hari...

“Kami semua hanya berpegang pada jalan yang paling aman untuk tetap bisa bertahan hidup.” Kata kakek Will dengan senyum sedih di wajahnya.

“Aku... tidak pernah berpikir untuk melakukan sesuatu demi menciptakan masyarakat yang lebih baik, aku juga tidak pernah berpikir untuk menyelamatkan orang lain. Tapi setidaknya aku ingin kau tetap hidup untuk melihat hari esok, kakek Will.” Kataku yang sedang berusaha menghiburnya.

Saat mendengarnya, kakek Will hanya menepuk kepalaku dengan pelan.

Tangannya bisa membuatku merasa sangat nyaman.

“Alicia, aku akan mengingatkanmu sekali lagi. Jangan pernah mengunjungi tempat ini kecuali di malam hari.”

“Apa yang terjadi hari ini... apa itu semua normal di sini?”

Kakek Will menganggukkan kepalanya.

“Apakah di sini tidak ada orang yang bisa menggunakan sihir?”

Seseorang yang memiliki kekuatan sihir yang bisa menghentikan tragedi yang sedang terjadi di tempat ini.

“Dulu, ada seorang bangsawan hancur yang tinggal di sini, tapi dia sudah lama meninggal.”

“Aku... aku mengerti...”

Aku mendengar suara dari arah kasur. Saat aku melihat apa yang sedang terjadi, anak itu sekarang sedang menggeliat dengan keras seakan sedang melihat sebuah mimpi buruk.

“Anak muda ini sangat cerdas. Dia jenius.” Kata kakek Will sambil menatap anak itu.

Jika kakek Will berkata begitu, anak itu pasti cerdas.

Kuharap aku bisa berbicara dengannya...

Kalau begitu, aku hanya perlu menyelamatkannya...

Ini bukan sebuah bentuk belas kasihan atau apa, aku ingin menolongnya karena aku ingin berbicara dengannya, hanya itu. Aku melakukan ini demi kepentinganku sendiri.

Aku tidak melakukan ini karena aku seorang saintess atau apalah itu. Aku adalah wanita jahat tulen 100%!

Setelah beberapa saat aku pergi dari rumah kakek Will dan kembali menuju mansion keluargaku.




Komentar

Postingan Populer