ORV Chapter 233: Episode 44 – Swindler (1)

 Disclaimer: Novel bukan punya saya

Terjemah Indonesia: Rireina

 

Guru Yoo Joonghyuk, Breaking the Sky Sword Saint adalah wanita yang sangat sabar. Sifatnya masih sama entah itu 100 tahun yang lalu atau 200 tahun yang lalu. Itulah yang dia lakukan hingga bisa membuat banyak teknik berpedang yang kuat. Saat master martial art lain menjual teknik mereka dan pergi dari Murim, dia bertahan di tempat ini sendirian dan berhasil mencapai tingkat transenden.

“Jadi, siapa kau ini?”

Jari besarnya mencolek pipi Yoo Joonghyuk yang sedang terikat di udara. Yang digunakan oleh Breaking the Sky Sword Saint untuk menyentuh Yoo Joonghyuk memang hanya jari, tapi ingat itu adalah jari milik seorang transenden. Karena itu colekan itu pasti cukup sakit. Meski begitu Yoo Joonghyuk tidak menunjukkan reaksi yang berarti.

< “Master dan murid. Kalian berdua sama saja.” >

Itu adalah kata-kata yang diucapkan seorang ahli remaja Murim—Heavenly Demon. Mungkin Heavenly Demon benar-benar bisa menilai mereka dengan tepat.

“Kau tidak mengatakan apa-apa. Kalau kau terus diam aku akan memukul pantatmu.”

Breaking the Sky Sword Saint mengangkat pipa rokoknya. Pantat Yoo Joonghyuk tidak bisa menahan tekanan yang muncul dari tepukan maut Breaking the Sky Sword Saint, karena itu dia menggeram kesakitan.

‘Sialan kau Kim Dokja. Aku pasti membunuhmu.”

Slap! Slap! Slap!

Suara itu terdengar lucu, tapi kekuatan yang ada di dalam pipa itu bukan main kuatnya. Tidak lama kemudian, mulut Yoo Joonghyuk mengeluarkan darah. Beberapa saat kemudian alis Breaking the Sky Sword Saint membentuk lekukan aneh. “Ternyata kau punya harga diri ya.”

Wanita itu sedikit terkesan. “Aku akan bertanya sekali lagi. Darimana kau mencuri dan mempelajari kekuatan padepokan Breaking the Sky Sword?”

“…”

“Aku akan mengampunimu jika kau berkata jujur.”

Yoo Joonghyuk perlahan mengangkat wajahnya.

Padepokan Breaking the Sky Sword awalnya adalah sebuah organisasi non-humanis (organisasi yang tidak mewariskan teknik mereka pada orang-orang dengan personalitas yang bermasalah, atau dengan kata lain orang yang lebih menghargai bakat daripada kebajikan). Sebagai orang luar, harusnya Yoo Joonghyuk tidak bisa mempelajari teknik tersebut.

Sekarang Breaking the Sky Sword Saint berkata jika dia akan mengampuninya. Maksud perkataannya sudah jelas. Breaking the Sky Sword Saint ingin menjadikan Yoo Joonghyuk sebagai muridnya.

‘Guru.’

Yoo Joonghyuk bisa mengerti maksud gurunya lebih baik dari siapapun. Mencari murid yang tepat di Murim yang sudah mundur ini sangat sulit. Kemudian ada seorang transenden yang mempelajari martial art nya muncul di depan matanya secara tiba-tiba. Tentu saja dia akan merasa sangat tertarik.

“Tapi…’

Yoo Joonghyuk menggigit bibirnya. Mungkin bergerak sesuai keinginan Kim Dokja bukan sesuatu yang buruk. Dia mengenal Breaking the Sky Sword Saint lebih baik dari siapapun. Jika dia mengambil kesempatan ini dan menceritakan kisah itu, dia pasti bisa mendapatkan persahabatan dari Breaking the Sky Sword Saint. Akan tetapi Yoo Joonghyuk tidak menginginkannya.

“Hmm, aku suka tatapan tajam mu itu.”

“…”

“Apa kau menginginkanku?” imbuhnya.

Berbicara omong kosong di tengah situasi seperti ini…. Dia benar-benar gurunya. Yoo Joonghyuk terus menggigit bibirnya.

‘Kau akan mati jika bertemu denganku disini.’

Yoo Joonghyuk masih ingat dengan kemunculan terakhir sang guru. Dia adalah transenden yang selalu sendirian setelah bekerja keras selama ratusan tahun. Berkat rasa keras kepala yang dia miliki, pikirannya tidak hancur karena rasa kesepian yang luar biasa.

< “Murid bodoh. Mereka adalah eksistensi yang bisa kau kalahkan.” >

Gurunya bertarung sendirian melawan aliansi returnee setelah ditolak oleh orang terkuat di Murim—Heavenly Demon dan Blood Demon.

< “Hiduplah, Joonghyuk.” >

Saat itu, Yoo Joonghyuk tidak bertarung bersamanya karena dia masih lemah. Dia terlalu lemah untuk membantu sang guru.

“…. Tatapan matamu terlihat sangat sedih.”

Tubuh Yoo Joonghyuk bergetar saat mendengar kata-kata itu. Yoo Joonghyuk tidak bisa melihat wajah Breaking the Sky Sword Saint dengan jelas. Gurunya adalah campuran antara manusia dan giant god. Karena itu, dia memiliki salah satu kemampuan Neanderthal.

“Kau orang kesepian yang sombong dan memiliki banyak luka.”

Dia memiliki Mirror Eyes yang bisa membaca emosi orang lain. Breaking the Sky Sword Saint menatap Yoo Joonghyuk dengan mata itu.

“Siapa kau ini sebenarnya?”

Yoo Joonghyuk menggigit bibirnya dengan cukup keras seakan dia sedang menggali rasa sakitnya. Dia tidak bisa mengatakannya. Tidak. Dia tidak boleh mengatakannya…

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ sedang menatapmu.]

Yoo Joonghyuk menatap pesan itu.

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ berkata jika semuanya akan baik-baik saja.]

…. Semuanya akan baik-baik saja?”

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ berkata jika kali ini akan berbeda.]

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ berkata agar kau mempercayai mastermu.]

Kali ini akan berbeda. Dia tidak akan mempercayainya jika kata-kata itu keluar dari mulut orang lain. Tapi kenapa? Dia ingin mempercayai apa yang diucapkan orang ini.

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’….]

“Serangga ini…. Diam kau.”

Breaking the Sky Sword Saint menjentikkan jarinya di udara, dalam sekejap semua suara yang ada di sekitar mereka menghilang. Semua suara yang berasal dari luar dihalangi dengan menggunakan sihir. Transenden selevel Breaking the Sky Sword Saint bisa melakukannya dengan mudah. Suara Kim Dokja tidak akan bisa terdengar selama dokkaebi yang ada di luar tidak tidak mengatur frekuensi channel. Mulai sekarang, semuanya tergantung pada keputusan Yoo Joonghyuk seorang.

“…. Namaku Yoo Joonghyuk.” Yoo Joonghyuk menarik nafas dan kemudian melanjutkan. “Aku adalah muridmu.”

“Hmmm… Apa maksudnya itu? Apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya? Harusnya aku ingat pernah menerimamu sebagai murid.”

“Seperti yang sudah kukatakan tadi. Aku mempelajari teknik itu dari…”

Saat Yoo Joonghyuk akan memberitahu Breaking the Sky Sword Saint, percikan cahaya mulai muncul di sekitar tubuhnya.

[Cerita ‘Disciple of Breaking the Sky Sword Saint’ diaktifkan.]

Bibir Yoo Joonghyuk langsung tertekuk dengan tidak wajar di akhir kalimatnya. Karena itu dia terpaksa merubahnya.

“…. Guru.”

Wajah Yoo Joonghyuk terlihat mengerikan. Dia mengingat percakapan yang dia lakukan dengan Breaking the Sky Sword Saint di regresi terakhir.

< “Kau bilang kau itu regressor. Kalau begitu, kita mungkin akan bertemu lain kali.” >

< “Lain kali aku tidak akan menjadi muridmu.” >

< “Dasar pemarah. Kau harusnya mengatakan sesuatu yang manis…. Dan lagi, kenapa kau tidak memanggilku guru? Apa kau mau dipukul di kehidupan selanjutnya?” >

Mungkin cerita ini tetap tertinggal berkat percakapan terakhirnya bersama Breaking the Sky Sword Saint.

[Kau harus menggunakan panggilan yang tepat untuk inkarnasi ‘Breaking the Sky Sword Saint’.]

Ini lucu. Dia tidak pernah bersikap formal pada Breaking the Sky Sword Saint, tapi di saat yang sama cerita ini masih tersisa dalam dirinya.

< “Saat itu, jadilah muridku sekali lagi.” >

Jantungnya berdetak keras saat ingatan lama itu mengalir bak air terjun yang menghantam hatinya. Dia tidak bisa mendengar dan melihat pesan tidak langsung itu, tapi dia bisa merasakan tatapan Kim Dokja padanya.

‘Companion.’

Yoo Joonghyuk sudah lama melupakan bagaimana rasanya percaya pada seseorang. Dia mengedipkan mata beberapa kali dan kemudian membuka mulutnya. “Apa kau tidak penasaran tentang siapa aku?”

“Tentu saja. Aku sangat penasaran.”

“Kalau begitu aku akan membuka barrier mental ku. Lihat saja. Mungkin kau bisa melihatnya dengan Mirror Eyes.”

“… Hmm. Kau juga tahu soal Mirror Eyes.”

“5 menit. Aku tidak bisa memberi lebih banyak waktu dari itu.”

Breaking the Sky Sword Saint menatap Yoo Joonghyuk dengan tatapan curiga. “Apa kau berencana untuk menggunakan trik aneh?”

“Kau bisa menahanku saat aku menggunakan trik aneh.”

Breaking the Sky Sword Saint menaikkan salah satu alisnya saat mendengar provokasi itu. “Baiklah.”

Yang menyukai cerita bukan hanya konstelasi. Kesempatan untuk mengintip eksistensi transenden lain sangat amat jarang terjadi. Transenden ini tidak-tiba muncul di Murim dan menggunakan teknik yang sama dengan Breaking the Sky Sword Saint. Tentu saja dia merasa sangat penasaran.

“Aku akan melihatnya.”

Beberapa saat kemudian, Mirror Eyes milik Breaking the Sky Sword Saint mulai bersinar. Yoo Joonghyuk merasa seakan ada yang sedang menarik rambutnya kuat-kuat.

A memory transfer through the Mirror Eyes was dangerous for Yoo Jonghyuk and the Breaking the Sky Sword Saint. Nevertheless, Yoo Jonghyuk was committed. Perhaps the spirit of the Breaking the Sky Sword Saint would be broken. She might not believe what she saw. She could deny everything and erased Yoo Jonghyuk. However, if this gamble succeeded, he might be able to change the Breaking the Sky Sword Saint.

Transfer ingatan melalui Mirror Eyes adalah cara yang berbahaya baik untuk Yoo Joonghyuk dan Breaking the Sky Sword Saint. Meski begitu, Yoo Joonghyuk tetap melakukannya. Mungkin jiwa Breaking the Sky Sword Saint bisa hancur. Dia mungkin tidak akan mempercayai apa yang dia lihat. Dia mungkin akan menyangkal semuanya dan menghabisi Yoo Joonghyuk disini. Akan tetapi, jika perjudian ini berhasil, Yoo Joonghyuk mungkin bisa merubah pikiran Breaking the Sky Sword Saint.

Belasan menit berlalu hingga energi dari Mirror Eyes yang ada di sekeliling mereka menghilang. Cahaya dari Mirror Eyes sudah padam tapi Breaking the Sky Sword Saint sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatap lantai dengan kepala tertunduk. Apa dia sudah gila? Ataukah…

Saat Breaking the Sky Sword Saint mengangkat wajahnya, Yoo Joonghyuk bisa melihat emosi yang tidak dia kenal dalam tatapan sang guru. Ini adalah pertama kalinya Yoo Joonghyuk melihat ekspresi seperti itu di regresi ke-3.

Beberapa detik berlalu sebelum Yoo Joonghyuk memahami arti di balik ekspresi itu.

“Kau bilang kau tidak mau menjadi muridku lagi…”

***

Yoo Joonghyuk dan Breaking the Sky Sword Saint berbicara untuk waktu yang cukup lama.

“Kau sudah bekerja keras.”

“…. Berhenti mengatakan sesuatu yang menenangkan seperti itu. Itu tidak cocok dengan sifatmu.”

“Oke. Tidak salah lagi, kau benar-benar muridku.”

Breaking the Sky Sword Saint dari regresi ke-2 sudah meninggal dan tidak akan pernah kembali. Breaking the Sky Sword Saint yang sekarang tidak sama dengan Breaking the Sky Sword Saint di regresi ke-2. Meski begitu, dua orang ini berbicara seakan mereka tidak paham dengan satu fakta penting itu.

“…. Aku berhasil membalas dendam. Heavenly Demon dan Blood Demon. Aku berhasil mengalahkan mereka di skenario ke-35.”

“Ya. Aku melihatnya. Aku tidak puas karena kau kesulitan mengalahkan mereka.”

“Kalau begitu kau jangan mati.”

Itu bukan percakapan normal antara guru dan murid, tapi ada senyum simpul di wajah Breaking the Sky Sword Saint. “Kau banyak berubah, Yoo Joonghyuk.”

“Tidak ada yang berubah.”

Breaking the Sky Sword Saint menjentikkan jarinya sebagai jawaban. Sebagian barrier yang mengelilingi rumah terdistorsi dan sebuah layar yang mirip dengan lensa teleskop tiba-tiba muncul. Di layar kecil itu, pemandangan di luar terlihat sangat bersinar.

“Apa kau menemuiku karena anak itu?”

Di layar itu terlihat Kim Dokja yang sedang berbicara dengan anjing sambil memakan dumpling. Yoo Joonghyuk melihat pemandangan itu dan kemudian membuka mulutnya. Tapi sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Breaking the Sky Sword Saint menyeletuk.

“Apa dia teman barumu?”

“Dia bukan temanku. Dia hanya…”

“Dia sudah cukup berani sampai berpikir ingin melawan nebula.”

“…”

“Menurutmu, apa dia bisa melakukannya?”

Sebagai teman pertama dari muridnya yang keras kepala ini, Breaking the Sky Sword Saint ingin memperhatikan wajah Kim Dokja dari dekat. Barriernya tiba-tiba bergetar dan mereka berdua bisa mendengar suara yang cukup keras.

{Breaking the Sky Sword Saint. Serahkan teknik milikmu.}

Yoo Joonghyuk yang kaget langsung bangun dari tempat duduknya.

“…. Dokkaebi.” Breaking the Sky Sword Saint berkata seakan dia sudah lelah dengan kehadiran mereka. “Para pembeli teknik itu datang lagi.”

“…. Ini lebih cepat dari rencana. Sudah berapa lama mereka disini?”

“Sudah cukup lama. Hanya aku yang tersisa disini.”

Martial arts sangat dihargai di Murim. Alasannya, mereka adalah berbagai macam cerita yang membentuk sejarah. Semakin dalam asal muasalnya, semakin besar nilai yang dimiliki. Dokkaebi mengetahui nilai cerita-cerita itu dan menginginkan teknik milik Breaking the Sky Sword Saint.

Yoo Joonghyuk menghunus Heavenly Sword of Gathering Clouds dan berkata, “Kim Dokja dan aku akan mengurus mereka.”

“Musuhmu dokkaebi. Kau tidak bisa melakukan apa-apa.”

“Kim Dokja mungkin bisa melakukannya.”

Daripada menjawab pertanyaan sang guru, Yoo Joonghyuk malah melihat dokkaebi yang ada di layar. Salah satu dari mereka terlihat familiar.

‘Bukannya dia dokkaebi dari Seoul?’

Kim Dokja mungkin tidak akan membiarkannya pergi. Beberapa saat kemudian mereka berdua bisa mendengar suara Kim Dokja.

< “Aku tidak tahu kau masih hidup. Bukannya kau kena hukuman?” >

Sebuah respon yang sangat mencerminkan Kim Dokja… ‘mempermainkan orang lain’ sejak awal. Kim Dokja menggaruk dagunya dan berbicara pada dokkaebi yang ada di depannya seakan yang sedang mereka bicarakan adalah sesuatu yang menarik.

< “Hm, benar juga. Apa kau datang karena ingin membeli teknik milik Breaking the Sky Sword Saint?” >

Yoo joonghyuk mengangkat bahunya sambil menatap sang guru. Kim Dokja akan mengatasinya meski Yoo Joonghyuk tidak ada disana. Dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Yoo Joonghyuk, tapi dia pasti akan melakukan trik aneh untuk memberikan serangan yang cukup menyakitkan bagi para dokkaebi itu.

Detik berikutnya, Kim Dokja mengatakan sesuatu yang aneh dengan senyum yang tidak kalah anehnya.

< “Baiklah. Aku akan menjualnya. Teknik milik Breaking the Sky Sword Saint.” >

 

Chapter 232     Daftar Isi     Chapter 234


Komentar

Postingan Populer