ORV Chapter 230: Episode 43 – Breaking the Sky Sword Saint (4)

 Disclaimer: Not mine


Persiapannya berlangsung dengan sangat cepat. Aku mempercayakan kompleks industri Yoo Joonghyuk pada Aillen dan kompleks industri kim Dokja pada Mark dan beberapa anggota dewan.

…. Entah kenapa aku merasa aneh saat mendengar nama kompleks industri Kim Dokja. Apa memang ada kompleks industri dengan nama seperti itu di demon world? Kupikir orang-orang tidak senang dengan nama seperti itu.

“Hei, aku ini hanya pemilik bar. Apa tidak apa-apa kau mempercayakannya padaku?”

“Anggap saja kau sedang mengurus bar yang agak besar. Kuharap kau bisa melakukannya hingga aku kembali. Aku sudah memindahkan hak kekuasaan padamu, jadi kau bisa mengurus keamanannya.”

Mark masih terlihat tidak percaya meski aku sudah berkata seperti itu. “Tetap saja. Bukannya lebih baik kau menunjukkan wajahmu dulu pada mereka? Orang-orang di kompleks industri pasti merasa bingung.”

“Aku tidak punya waktu untuk itu sekarang.”

“Bagaimana jika ada revolusioner baru…”

“Seluruh area sudah berjalan ke skenario berikutnya. Tidak akan ada revolusioner yang muncul untuk beberapa waktu ke depan.”

Sepertinya Mark percaya dengan kata-kataku. Aku memang merasa agak was-was, tapi rasanya tidak apa-apa meninggalkan kompleks industri pada Mark untuk sementara waktu. Dalam novel aslinya, Mark adalah orang yang paling banyak memberi bantuan saat kompleks industri menderita kerusakan yang cukup parah. Kim Dokja sudah panik ketika melihat kerusakan yang ditimbulkan Yoo Joonghyuk, karena orang seperti Mark sangat dibutuhkan.

Mark memimpin para anggota dewan menuju kompleks industri Kim Dokja. Han Myungoh menatap kepergian mereka dan tiba-tiba berkata, “kalau begitu, kita juga harus segera  pergi.”

“Kita?”

Aku menatap Han Myungoh sambil mengerutkan alis.

…. Kapan orang ini membereskan barangnya?

“Aku tidak akan mau di sini sendirian.”

“…”

“Aku juga punya mata yang bagus soal martial arts. Aku sudah banyak membaca novel dan buku soal itu sejak masih muda.”

Sebenarnya aku tahu kenapa Han Myungoh ingin ikut dengan kami. Lebih tepatnya bukan han Myungoh, tapi bos Han Myungoh.

[‘Demon King of Lust and Fury’ sedang menatapmu.]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ sedang menatap ‘Demon king Asmodeus’.]

Aku kasihan pada Uriel, tapi tidak ada yang bisa kulakukan sekarang. Pilihan terbaik untuk saat ini adalah menjaga hubungan baik dengan Asmodeus, karena aku tidak tahu bagaimana perkembangan dari regresi ke-3 Yoo Joonghyuk di novel revisi. Lalu, ada sesuatu yang lebih mengkhawatirkan daripada keributan yang ditimbulkan Uriel dan Asmodeus.

“Ada terlalu banyak sampah.”

“Apa kau sedang merajuk?”

Jang Hayoung dan Yoo Joonghyuk saling melempar tatapan menusuk. Aku hanya bisa menghela nafas saat melihat tingkah dua protagonis itu. Tujuanku adalah bertemu dengan Breaking the Sky Sword Saint, itu artinya Yoo Joonghyuk harus ikut. Jang Hayoung juga sangat diperlukan karena dialah penghubung antara kami dan mereka. Lalu alasan yang paling penting, perjalanan ini akan sangat membantu perkembangan Jang Hayoung.

“Kalau begitu ayo berangkat.” Aku memberi sinyal dan Biyoo langsung membuka sebuah portal di udara sambil mengeluarkan suara ‘Baat’. Sesaat kemudian ada suara udara yang berputar dan sebuah portal muncul di depan mereka. Ukurannya tidak sebesar portal di Great Hall, tapi itu sudah cukup untuk kami berempat.

Yoo Joonghyuk langsung masuk saat portal muncul. Jang Hayoung yang menatap Yoo Joonghyuk menghilang pun berkata dengan suara tegang, “…. Aku tidak pernah meninggalkan demon world sebelumnya.”

Setelah perpindahan dimensi pertamanya, Jang Hayoung selalu tinggal di demon world. Aku ingin memberikan kata-kata yang bisa menyemangatinya, tapi Han Myungoh sudah mendahuluiku.

“Percaya padaku. Aku sudah membaca lebih dari 300 volume novel martial arts. Kau hanya perlu mengikutiku.”

Aku tersenyum saat mendengar perkataan Han Myungoh.

…. Lebih dari 300 volume novel martial arts. Aku tidak tahu apa ada yang mirip dengan Murim Pertama.

“Ayo.”

Kami bertiga masuk ke dalam portal di waktu yang bersamaan. Pandanganku menjadi gelap dan beberapa saat kemudian pemandangan alam semesta muncul depan kami. Kami melintasi dimensi secepat kilatan cahaya. Ini adalah galaksi Star Stream yang banyak diceritakan. Beberapa bintang menatap kami saat kami melintas, dan ketika aku sadar, kaki ku sudah menyentuh tanah.

“Wow, kepalaku pusing…”

Jang hayoung sedang muntah-muntah dan Han Myungoh terlihat kelelahan seakan dia baru mendaki gunung yang sangat tinggi.

Aku tidak melihat kemana Yoo Joonghyuk menghilang.

…. Dia mungkin tidak mau bertemu dengan Breaking the Sky Sword Saint.

“Ooh, tempat ini….” Han Myungoh mulai melihat ke sekitar dengan ekspresi kekanakan. Aku mungkin juga terlihat seperti itu ketika novel Cara Bertahan Hidup menjadi nyata di awal-awal.

[Kau sudah sampai di Blue Dragon Castle.]

Portal di langit tertutup ketika pesan itu muncul. Aku mulai melihat ke sekeliling.

< Blue Dragon Castle adalah salah satu dari empat benteng pertahanan di Murim Pertama. >

Menurut deskripsi yang ada dalam novel Cara Bertahan Hidup, ini adalah salah satu kastil terbesar di Murim Pertama. Berdasarkan ukurannya bentengnya, kota yang ada di baliknya pasti sangat besar. Itu pasti sebuah kota yang mengelilingi istana yang sangat megah.

Pasarnya sangat ramai dan ada banyak hal yang dijual disana. Ada beberapa orang-orang khas dunia Murim yang duduk di depan rumah besar dan kecil. Tidak ada yang menunjukkan permusuhan pada kami, mungkin setinggi itulah rasa percaya diri mereka.

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ menunjukkan ekspresi tertarik.]

[Beberapa konstelasi merasa nostalgia ketika melihat Murim Pertama.]

Murim Pertama adalah tempat banyak orang kuat dilahirkan dan dibesarkan. Mungkin beberapa dari mereka pernah datang ke tempat ini. Jang Hayoung yang sepertinya sudah kewalahan pun berkata, “…. Apa tempat ini punya style ala China? Apa tempat ini memang seperti ini?”

“Background cerita ‘martial art’ memang biasanya seperti ini.”

Meski Jang Hayoung berkata jika tempat ini terlihat seperti China, jika kau memperhatikan dengan lebih seksama maka kau bisa melihat jika lampion merah yang tergantung memiliki aksen Jepang dan beberapa terlihat seperti lampion yang berasal dari Asia Tenggara. Tentu ada beberapa aksen budaya China yang terlihat. Misalnya baju China…

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ sedang menatapmu.]

Aku terus berjalan dan tidak menanggapi pesan dari Uriel. Benteng ini sangat luas hingga aku tidak bisa memperkirakan ukuran aslinya. Tapi dari novel yang pernah kubaca, Breaking the Sky Sword Saint tidak ada di area ini.

Pertama…. Kami harus pergi ke pasar. Kami baru saja datang ke tempat ini, karena itu aku ingin merasakan makanan khas Murim Pertama. Menurut informasi, makanan paling enak adalah dumpling isi daging dan juga sup ayam. Alasannya, dua makanan ini adalah makanan yang paling sering dimakan Yoo Joonghyuk disini.

Dia sering digambarkan memakan dumpling dengan kuah sup ayam. Saat aku membacanya di malam hari, aku akan menahan rasa lapar sambil berjalan ke Alfamart untuk membeli bakpao.

“Hmm, aku tidak melihat siapapun berlatih disini.” Ucapnya.

“Mereka tidak akan segampang itu memperlihatkan jurusnya pada orang tidak dikenal. Kau tidak tahu itu meski sudah membaca lebih dari 300 volume cerita martial art?”

“Lalu, apa kau juga ahli soal dunia Murim? Apa kau punya hubungan tertentu dengan tempat ini?”

“Ya, tentu saja.”

“Aku menantikannya.”

Aku menatap Han Myungoh dengan tatapan kasihan. Laki-laki ini berpikir jika ‘Murim Pertama’ adalah dunia Murim yang dia kenal. Tidak lama kemudian, ekspektasi Ham Myungoh perlahan mulai hancur.

“…. Ada yang aneh.”

“What do you mean?”

“Apa maksudmu?”

Han Myungoh memperhatikan para inkarnasi yang lalu lalang dan memperlihatkan ekspresi seakan dia baru saja melihat sesuatu yang tidak boleh dia lihat. “Kenapa orang-orang Murim ini menggunakan celana jeans?”

“Kenapa? Apa mereka tidak boleh menggunakannya?”

“Bukan begitu. Di periode ini, harusnya belum ada celana jeans…”

“Mungkin mereka turis seperti kita.”

Bukan hanya jeans. Kebanyakan orang menggunakan earphone atau headphone sambil memegang perangkat mirip hp. Beberapa orang memang masih menggunakan pakaian khas Murim, tapi lebih dari setengah orang yang ada di sini menggunakan baju modern sama seperti kami.

Han Myungoh langsung merasa kecewa saat cerita penuh romansa yang ada di dalam kepalanya hancur dalam sekejap. Aku menghela nafas dan berkata, “Aku tahu apa yang kau bayangkan saat mendengar kata Murim, tapi Murim ini memang berbeda dengan bayanganmu.”

“Be-begitukah?”

“Tentu, Sekarang semua kota di Murim terlihat seperti ini.”

“Ini bukan Murim yang kuinginkan…”

“Jujur saja, kau akan merasa kecewa dengan semua hal yang ada di dunia ini.”

Han Myungoh tidak menyerah meski sudah mendengar penjelasan singkat dariku. Dia mempelajari skill penerjemah dan mulai berbicara dengan salah satu pedagang. Caranya berbicara sangat cocok dengn dunia Murim. “Permisi. Dimana aku bisa menemukan aula martial arts?”

Pedagang yang sedang santai-santai di balik tumpukan dagangannya pun menatap Han Myungoh dengan mata terbelalak. “Um? Kau baru saja datang ke dunia ini?”

“Benar sekali.”

“Kenapa kau ingin pergi ke aula martial art? Apa kau ingin mempelajari martial arts?”

“Karena aku sudah datang ke Murim, bukankah aku harus mempelajari cara berpedang?”

“Kuhahaha, benar sekali. Kata-katamu sangat benar.”

Ujung bibir Han Myungoh sedikit terangkat saat mendengar jawaban itu.

[Karakter ‘Chu Gukmyung’ mengaktifkan skill Bargaining Lv. 4.]

Kualitasnya memang sudah buruk sejak awal. “Tapi sepertinya kau salah paham, kisanak. Di zaman sekarang kami tidak berlatih teknik martial art di aula.”

“Huh? Apa maksud anda?”

“Haha, latihan penuh keringat seperti itu hanya digunakan di Murim ke-100 yang masih tradisional. Tidak ada yang belajar dengan metode itu di sini. Kau sepertinya dari dunia yang cukup terbelakang, karena itu aku akan memberikan informasi spesial untukmu. Kau beruntung, kisanak.”

Han Myungoh terlihat kebingungan. “Kalau begitu bagaimana caranya mempelajari martial art disini?”

“Kami menggunakan ini.”

Pedagang itu mengusap debu yang terkumpul di atas dagangannya. Kotak-kotak yang ada di depan pedagang itu berisi sesuatu yang mirip seperti sebuah mp3.

[Heaven and Earth Ice Spirit Sword Unopened Set]

[-Rekaman yang akan menanamkan informasi langsung ke dalam otak martial artist. Ice Flower Goddess!

-Mengulang Pelajaran adalah cara tercepat untuk bisa memahaminya! Jika kau terus mempelajarinya sejak kecil, kau bisa mendapatkan pencerahan!

-Tersedia pemasangan selama 6 bulan! Hanya dengan 500 koin per bulan, siapapun bisa menjadi master!]

“… Apa ini?”

“Ini teknik yang populer dikalangan anak muda belakangan ini. Rumornya siapapun bisa menjadi master setelah menggunakan rekanan ini sebanyak 1.000 kali.”

“Apa itu… benar?”

“Tentu saja. Aku sudah hidup di Murim selama 10 tahun. Apa untungnya aku berbohong padamu? Apa kau melihat anak muda yang berlalu lalang itu?”

“Ya, aku melihat mereka. Mungkinkah?”

Pedagang itu menganggukkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan Han Myungoh. “Semua orang sedang mendengarkannya. Anak-anak muda itu selalu mendengarkan ini belakangan ini.”

“Huh…. Aku mengerti. Begitu rupanya. Aku sudah ketinggalan jalan.”

“Huhu, ini edisi terbatas karena langsung direkam oleh Ice Flower Goddess. Apa kau tahu siapa itu Ice Flower Goddess? Dia adalah pacar semua orang yang ada di Murm. Kemari, aku akan memperdengarkannya padamu. Suaranya sangat efektif saat kau terbangun.”

Han Myungoh memakai earphone di telinganya dan Jang Hayoung mulai melihat-lihat barang milik si pedagang.

[Phantom Flyer Home Training 6 Months Set]

[-Kau bisa menjadi master jika mengikutinya sebanyak 10.000 kali!!]

[Follow the South Palace Sword King’s study!]

[-Gunakan cara teraman dan tercepat untuk meraih puncak dengan cara mendengarkan kuliah online dari para guru terbaik South Palace!]

[-Papan pertanyaan dan jawaban terbuka selama 24 jam! Tidak perlu khawatir soal koin. Silahkan hubungi kami kapanpun dan dimanapun!]

Benar juga, rekaman ini sedang sedang viral-viralnya sekarang. Benda itu bisa menstimulasi otak agar bisa mempelajari martial arts secara tidak sadar, karena itu para penggunanya bisa mendengarkan pelajaran dan melakukan latihan dengan santai…

Pedagang itu menatap Jang Hayoung yang sedang mengacak-acak dagangannya. “Hei. Mas, mbak? Kalau tidak mau membeli jangan sembarangan menyentuhnya. Harganya mahal.”

“Apa kita benar-benar bisa menjadi master jika menggunakan benda seperti ini?”

“Apa kau tidak membaca review disini? Semua ini adalah produk bersertifikasi dan dibuat oleh agensi profesional.”

Aku ingat ketika membaca bagian ini untuk pertama kalinya. Respon dari orang-orang Murim juga digambarkan dengan cukup jelas.

-Baek Youngshin (12 tahun, laki-laki): Aku mendengarkannya karena rekomendasi teman. Isinya sangat bagus. Aku selalu mendapat peringkat pertama sejak bulan ketiga di sekolahku.

- Tanlangmiyo (32 tahun, perempuan): Jujur, aku mendengarkannya selama 3 minggu dan merasa cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi sejak minggu ke-6, aku mulai mendengar jurus martial arts yang tidak kuketahui!!

- Hwa Wang Bangun (24 tahun, laki-laki): Setelah mendengar ini, performaku dalam skenario menjadi lebih baik. Apa itu skenario sulit? Aku tidak takut pada dokkaebi!!!

Semua ini hanya iklan palsu, tapi itu sudah cukup untuk membuat beberapa orang tergoda dan memutuskan untuk membelinya. Sudah jelas kalau korban pedagang ini adalah orang-orang yang baru pertama kali datang di Murim Pertama—para inkarnasi yang sudah melalui berbagai macam skenario.

Tapi, mempelajari teknik martial art yang cukup untuk mengurangi tingkat kesulitan skenario hanya dengan beberapa koin adalah sesuatu yang cukup sulit.

Han Myungoh yang tadinya mengeluh jika dia tidak menyukai dunia Murim Pertama pun mulai merubah pikirannya. “Apa aku bisa mendengarkannya dulu? Aku merasa jika ilmu martial arts bisa masuk ke dalam kepalaku dengan mudah.”

“Huhu kisanak, kondisimu terlihat bagus. Biasanya kau baru mencapai tahap pencerahan setelah 3 minggu.”

“Ah, is that so? Then how much inA a lump sum— ”

“Ah, begitu? Kalau begitu berapa harga…”

Aku ingin menghentikan Han Myungoh, tapi sebelum aku membuka mulutku, kami mendengar suara dari arah belakang.

“Jika orang-orang bisa menjadi master hanya dengan benda itu, Murim Pertama pasti tidak akan hancur.”

 

Chapter 299     Daftar Isi     Chapter 231


Komentar

Postingan Populer